#8 : Dilla Dan Hadi

240 14 5
                                    

____________________________________
"No problem Dilla." Ia tersenyum pada Dilla sambil mengelus puncak kepalanya.
Dilla benar-benar kaget. Dilla hanya diam dengan perlakuan Hadi karena ia begitu kaget.
____________________________________

Ia berjalan ke dalam rumah ternyata sudah ada Ayah dan Ibu di ruang keluarga. Dilla pun menyalami mereka berdua saat baru saja tiba.

"Dari mana Dill?" Tanya Ayah.

"Jalan-jalan aja."

"Sendiri?" Tanya Ayah lagi.

"Sama temen. Masa sih sendiri."

Ayah dan Ibu Dilla tersenyum. Kemudian Dilla pergi ke kamarnya untuk berganti baju. Sepertinya hari minggu ini ia akan menghabiskan waktu di rumah.
Setelah berganti baju, Dilla segera menghampiri Ibu dan Ayahnya yang sedang menonton tv.
Namun baru saja Dilla duduk, bel rumahnya berbunyi. Ibu Dilla bangkit berniat untuk membukakan pintu.

"Biar sama Ayah aja." Ucap Ayah Dilla.

Ibu Dilla pun kembali duduk bersama Dilla sedangkan Ayahnya yang membukakan pintu.

"Ini benar dengan rumah mbak Adilla?" Tanya seorang laki-laki kepada Ayah Dilla.

"Benar. Ada apa ya?" Tanya Ayah Dilla karena ia benar-benar tak mengenalnya.

"Saya di suruh nganter makanan ini oleh pelanggan di cafe kami." Ucapnya sambil memberikan bungkus makanan pada Ayah Dilla.

Setelah memberikannya, lelaki itu pamit untuk pergi.
Sebelum masuk, Ayah Dilla membuka isinya. Namun ia malah membaca catatan yang ada di dalamnya.

Jangan lupa makan. Nanti kalo kambuh repot. Ini sekalian buat Ayah sama Ibu kamu. :)

Ayah Dilla tersenyum setelah membaca catatan kecil itu. Kemudian ia masuk ke rumah dengan wajah yang berseri-seri.

"Kita dapet kiriman." Ucap Ayah Dilla saat berada di ruang keluarga.

"Dari siapa yah?" Tanya Ibu Dilla.

"Gak tahu. Pacar Dilla kali."

Dilla menatap pada Ayahnya bingung. Namun Ayahnya memberikan catatan kecil kepada Dilla.
Ayahnya membuka kiriman makanan itu dan ternyata sandwich dan jus kiwi. Dilla meringis saat melihat makanan itu dan dugaannya benar. Ini pasti dari Anhar.
Ibu Dilla mengintip catatan kecil yang berada di tangan Dilla tapi ia bisa membaca keseluruhan catatan itu.

"Dari siapa?" Tanya Ibunya.

Dilla menggeleng-gelengkan kepalanya berpura-pura tak mengetahui pengirim makanan ini.

"Masa gak tahu?" Tanya Ayahnya.

"Beneran gak tahu yah."

Ayah dan Ibu Dilla tak kembali membahas pengirim itu. Mereka berdua lebih memilih memakannya sambil menikmati acara tv di hadapan mereka.
Dilla pun ikut makan bersama mereka berdua. Tapi sebelumnya ia mengetik pesan untuk Anhar sebagai tanda terimakasih.

To : Anhar
"Thank's makanannya. Padahal gak perlu. Ibu sama Ayah suka."

Hanya beberapa menit setelah Dilla mengirim pesan itu. Ponselnya berbunyi lagi.

From : Anhar
"Kalo gak dikirim gitu kamu mungkin lupa buat makan. Ayah sama Ibu kamu suka sama aku? Nanti aku ketemu sama mereka deh."

Dilla mengerutkan alisnya saat membaca pesan dari Anhar. Anhar masih saja seperti dulu.

To : Anhar
"Bukan sama kamu. Tapi sandwichnya."

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang