#47 : Badai

99 9 2
                                    

Aku baru saja membuka mataku, dan ternyata ini sudah jam 6 pagi. Kemarin setelah telpon dari Hadi, Anhar menelponku soal ajakan pergi ke pernikahan sepupunya. Katanya ia akan menjemputku jam 7 pagi karena pernikahannya memang di luar kota.
Dan kemarin malam pun aku langsung meminta izin pada Ibu dan Ayah saat tahu pernikahannya di luar kota dan untungnya Ibu dan Ayah menyetujuinya.
Karena itu sesudah bangun aku langsung bergegas pergi ke kamarmandi untuk mandi dan segera mengganti bajuku untuk pergi ke pernikahan sepupu Anhar.
Aku memilih memakai dress berwarna maroon dengan rambut yang sengaja ku gelungkan semua.
Setelah selesai mempersiapkan diri, aku tinggal menunggu Anhar menjemputku. Telponku berdering dan memperlihatkan nama Anhar di layarnya.

"Hallo!"

"Dill gimana udah siap?"

"Udah.."

"Aku tunggu kamu di depan rumah. Bilang aja salam sama Ibu Ayah kamu, aku gak bisa masuk dulu takutnya telat."

"Iya, aku ke depan sekarang."

"Aku tunggu."

Aku mematikan ponselku dan bergegas mencari Ibu dan Ayah untuk pamitan. Setelah bertemu Ibu dan Ayah, aku menyalami mereka untuk pamit.

"Ayah.. IBu.. Dilla berangkat sekarang." Ucapku sambil mencium punggung tangan mereka.

"Anharnya udah jemput?" Tanya Ayah.

"Udah. Nunggu di depan, katanya maaf gak mampir dulu soalnya buru-buru takut macet." Jawabku.

"Iya gak apa-apa. Bilangin sama Anhar jangan ngebut-ngebut."

"Sip. Dilla berangkat dulu."

"Iyaa.. Hati-hati."

Aku melangkah keluar rumah dan mataku dengan cepat mencari mobil Anhar yang sedang terparkir di depan pintu gerbang rumahku.
Saat aku menghampirinya, ia sedang menelpon seseorang yang entah siapa. Tapi saat ia menatapku sudah di depannya, ia dengan segera mematikan telponnya. Ia menatapku lama. Ada apa dengannya? Ia terlalu terang-terangan menatapku seperti itu.

"Kamu cantik." Ucapnya dengan polos.

Aku tersenyum untuk membalas pujiannya. Dan ia pun membukakan pintu mobilnya untukku.
Selama di perjalanan tak ada obrolan apapun, ia sibuk mengemudi dan aku pun sibuk memperhatikannya mengemudi. Ia memakai jas berwarna hitam yang dari tadi membuatku terus menatapnya. Aku baru kali ini melihatnya memakai jas hitam yang begitu formal.

"Ada apa?" Tanya Anhar menyadarkan lamunanku.

"Eng..gak." Jawabku.

"Oh, Kamu bilang kan sama Hadi soal ini?"

"Sebelumnya udah bilang kok."

"Syukurlah. Aku udah gak sabar ketemu Safa."

"Jadi Safa namanya?"

"Yupp.."

Aku mengangguk mengerti. Perjalanan kami lumayan lama dan membuatku tanpa sadar tidur. Aku sadar dari tidurku karena Anhar berhenti di minimarket. Aku menatapnya dengan binggung.

"Mau beli apa?" Tanyaku dengan suara khas orang bangun tidur.

"Cemilan aja. Yuk turun! Biar gak ngantuk."

Aku mengangguk dan mengikutinya masuk kedalam minimarket itu.
Saat di dalam ia membawa beberapa cemilan kesukaanku.
Tak lama kami berdua di dalam minimarket, langsung melanjutkan perjalanan.

"Nih." Ucap Anhar sambil memberikan 1 bungkus roti dan susu kemasan.

"Belum sarapan kan?" Tanyanya.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang