#54 : Confuse

78 10 1
                                    

Tak terasa, acaranya hampir saja selesai. Ibu dan Ayah pun ada disini karena Fira dekat dengan orangtuaku.
Di gedung ini hanya ada kerabat dekat Adi dan Fira. Karena memang acara hampir selesai. Orang-orang pun sudah mulai berkurang.
Sebelum pulang, aku berpamitan kepada Adi dan Fira dan tak lupa mengucapkan selamat kepada mereka.
Sudah beres berpamitan, aku berjalan hendak pulang. Namun, ada 1 tangan yang menahan langkahku. Itu tangan Anhar.
Aku menoleh ke arahnya dengan tatapan 'kenapa?'.

"Boleh ikut aku sebentar gak? Jalan-jalan sore enak kayaknya." Ajak Anhar.

Aku diam sebentar, memikirkan tawaran Anhar. Mataku langsung menatap Ayah dan Ibu yang sedang menghampiri kami. Dan Anhar langsung melepaskan pegangan tangannya.
Aku melihat Anhar tersenyum saat mereka telah mendekati kami. Ayah dan Ibu pun tentu membalasnya. Namun setelahnya, Anhar menatapku. Ia ingin jawaban tawarannya tadi.

"Ayah, Dilla pulang malem kayaknya. Ada urusan bentar sama Anhar." Ucapku.

Ayahpun menatap Anhar.

"Lama?" Tanya Ayahku pada Anhar.

"Nggak om. Sebentar aja." Jawab Anhar.

"Ya udah, jangan terlalu lama."

"Iya, Ayah.." Ucapku.

Aku dan Anhar pun berpamitan dengan orangtuaku. Anhar menyuruhku menaiki mobilnya.

"Mobilku gimana?" Tanyaku.

"Nanti aku urus. Sekarang ikut aja." Ucapnya sambil memasuki mobil.

Aku mengikutinya masuk ke dalam mobil juga. Hanya sebentar saja perjalanan kami, aku dan Anhar telah tiba di lapangan kota.
Ia keluar dari mobil dan ikuti pula denganku. Suasananya ramai sekali disini. Karena memang sore seperti ini memang enak untuk bepergian. Tidak seperti siang hari yang panas.
Anhar mendahului langkahnya di banding denganku dan otomatis aku menyusulnya.

"Mau kemana?" Tanyaku.

"Jalan sore aja."

Sambil berjalan, Ingatanku sedang berpikir keras. Dan ingatanku akhirnya membawaku pada masa itu. Masa SMA dulu.
Aku ingat, Anhar sering mengajakku kesini saat SMA. Hanya sekedar jalan-jalan.
Peristiwa demi peristiwa terekam jelas di benakku sekarang. Hingga tanpa sadar Anhar memberikanku cotton candy.

"Nih." Sambil memberikannya padaku.

Aku mengambilnya dan tak lupa untuk berterimakasih. Sambil memakan cotton candy, kami terus berjalan. Melihat banyak orang yang berlalu lalang.

"Dill?"

"Mmmmm?" Jawabku sambil terus menjawab.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Anhar.

Aku aneh mendengar pertanyaannya dan sontak aku menghentikan langkahku sambil menatap Anhar.
Anhar yang merasa aku berhenti pun mengikutiku berhenti juga sambil menatapku.

"Gak apa-apa gimana maksudnya?" Tanyaku binggung.

"Sejak kejadian Hadi. Kamu udah gak apa-apa kan sekarang?" Tanya Anhar.

Aku diam sejenak dan tiba-tiba langkahku kembali berjalan seperti tadi. Menyadari aku kembali berlangkah Anhar pun mengikuti langkahku.

"Kok tiba-tiba bahas itu?" Ucapku malah bertanya kembali.

"Nggak. Aku cuman khawatir aja sama kamu."

"Nggak perlu khawatir. Aku udah nggak apa-apa."

"Baguslah. Tapi kamu sebenarnya sayang gak sih sama Hadi?"

Langkahku terhenti kembali. Mengapa pembahasannya jadi seperti ini?
Aku kembali menatap Anhar.

"Kenapa nanya gitu?"

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang