#24 : Arti Itu

164 12 5
                                    

____________________________________
"Lo yang ngajak jalan."
Dilla menutup mulutnya saat tak sadar mulutnya lagi-lagi mengucapkan kata 'lo'.
Dilla merutuki dirinya karena susah membiasakan diri menggunakan 'aku-kamu' jika dengan Hadi.
____________________________________

"Jadi dandan kayak gini cuman buat ini?" Tanya Dilla saat mereka sedang di perjalanan.

Hadi mengeluarkan senyum andalannya sambil mengangguk.

"Padahal lo gak perlu ...." Ucap Dilla terpotong.

"Sorry. Aku belum terbiasa." Ucap Dilla merasa bersalah.

Hadi hanya menatap Dilla. Ia tiba-tiba memegang tangan Dilla meskipun matanya berfokus pada jalanan.
Dilla menatap heran kepada Hadi.

"Gak apa-apa. Nanti pun kamu terbiasa." Ucap Hadi sambil mengelus pelan telapak tangan Dilla.

Dilla tersenyum sambil menatap Hadi. Tapi kemudian Dilla tiba-tiba teringat sesuatu.

"Oh iya, besok ak-ku ke Bali." Lagi-lagi Dilla gugup mengucapkan itu kepada Hadi.

"Besok?" Tanya Hadi memastikan.

Dilla mengangguk.

"Berapa lama?" Tanya Hadi lagi.

"Bentar. Cuman 1 minggu."

Hadi meringis dalam hatinya karena ia tak akan bertemu dengan Dilla selama 1 minggu.

"Sama siapa? Gak mungkin sendiri kan?"

"Iya sendiri. Disana aku sama Alvin."

Saat Dilla mengucap kata 'aku' terasa aneh terdengar olehnya sendiri. Namun Hadi tak mempermasalahkan itu.

"Cowok?" Tanyanya lagi yang hampir membuat Dilla menahan tawanya dengan pertanyaan Hadi.

"Iyalah. Masa ada nama Alvin cewek." Jawab Dilla.

Akhirnya ia tak bisa menahan tawanya.

"Kirain cewek."

Karena mereka berdua keasyikan mengobrol hingga tak berasa sudah sampai di depan rumah Dilla.

"Mau mampir dulu?" Tanya Dilla setelah keluar dari mobil Hadi.

"Udah malem. Besok kamu harus prepare buat pergi ke Bali. Kapan berangkatnya?" Tanyanya.

"Paling malem."

"Makasih ya udah nerima aku. Aku janji buat kamu bahagia." Ucapnya sambil mengelus pelan tangan Dilla.

Dilla mengangguk sambil mengeluarkan senyum tulusnya.

"Aku pulang ya." Ucap Dilla.

"Take care. Makasih juga bunganya."

Dilla sambil menunjuk bucket bunga pemberian Hadi yang ia bawa.

Ia menghempaskan tubuhnya ke kasur setelah mandi. Hari ini benar-benar tak pernah disangka oleh Dilla.
Ia menatap amplop merah muda di seblah bucket bunga yang di berikan Hadi. Ia masih bertanya-tanya tentang kertas berbahasa prancis yang di berikan Hadi.
Dilla membawa ponselnya dan segera menghubungi seseorang yang ia kenal.

"Belum tidur?" Tanya Dilla kepada seseorang di sebrang sana.

"Belum. Kenapa?"

"Sorry ganggu. Lo bisa bantu gue."

"Kalo gue bisa sih no problem."

"Gue di kasih kado dan suratnya dari bahasa prancis gitu. Lo bisa bantu gue terjemah ke bahasa indonesia?"

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang