____________________________________
"Maaf. Gara-gara aku, kamu jadi gini."
Hadi mengelus tangan Dilla dengan pelan.
"Ini bukan gara-gara kamu. Aku sendiri yang pengen temuin kamu karena khawatir."
____________________________________Ia bercerita pada Dilla tentang tangisannya saat tidur, siapa lagi kalau bukan Hadi.
Hadi berkata jika Dilla menangis tersedu-sedu hingga mambuatnya menghampiri Dilla untuk memastikan keadaannya.
Hadi pun ingin Dilla menceritakan apa yang baru saja ia impikan. Namun, Dilla tak mau menceritakan padanya karena ia pernah mendengar perkataan "jika mimpi buruk, jangan bercerita kepada siapapun. Takutnya cerita itu jadi kenyataan."Dilla memberi pengertian padanya, agar tak memaksanya menceritakan mimpi buruk itu. Untunglah, Hadi mengerti.
"Kamu pernah denger gak perkataan kalo mimpi buruk, jangan cerita sama siapapun. Nanti bakalan jadi kenyataan." Ucap Dilla.
"Pernah. Kamu percaya?" Tanyanya.
"Aku cuman antisipasi aja."
"Aku takut mimpi itu jadi kenyataan." Sambungnya.
"Emang tentang apa?"
"Tentang kamu."
Karena Hadi merasa Dilla mengingat mimpi buruknya lagi. Ia pun memeluk Dilla. Ia berharap bisa membuat Dilla melupakan mimpi buruk itu.
Hadi pun mengusap pundaknya dengan pelan."Aku cuman khawatir. Kamu gak perlu pikirin mimpi itu lagi." Ucapnya.
Dilla melepaskan pelukannya dan menatap Hadi. Ia pun mengangguk karena ia tak akan memikirkan mimpi yang membuatnya sedih.
Ponsel Hadi berbunyi karena seseorang menelponnya. Ternyata Lendra-lah yang menghubunginya."Hallo? Lendra? Ada apa?"
"Bokap lo!"
"Kenapa bokap gue?"
"Dia tahu kalo lo di Bali. Dia baru aja telpon gue."
"Kok bisa?"
"Gak tahu gue. Mungkin ada orang yang bilang kalo lo di Bali."
"Oke. Gue bakal urus."
"Siap-siap kena marah lo."
"Haha. Sialan lo. Bye."
"Bye."
Dilla mendengarkan obrolan Hadi dengan Lendra yang sedang membahas tentang Ayahnya Hadi. Saat Hadi menyimpan ponselnya pun, Dilla langsung bertanya kepadanya karena penasaran.
"Kenapa Ayah kamu?" Tanya Dilla penasaran.
"Dia gak apa-apa. Cuman tadi dia telpon Lendra dan dia tahu kalo aku disini." Jawab Hadi sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Jadi kamu gimana?" Tanya Dilla lagi.
Baru saja Hadi akan menjawab, ponselnya berbunyi membuatnya mengambil ponselnya terlebih dulu.
Ia pun terlihat bingung saat mengetahui orang yang menelponnya."Siapa?" Tanyanya.
"Ayah." Jawabnya sambil memperlihatkan layar ponselnya yang menunjukan nama 'Ayah'.
"Angkat aja."
Hadi pun mengangguk dan meminta izin untuk mengangkat telpon dari Ayahnya.
"Hallo Ayah?"
"Hallo Hadi. Kamu udah denger pasti dari Lendra bukan?"
"Iya Ayah. Maaf Hadi gak bilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Future [REVISI]
RomanceSEDANG PROSES REVISI DON'T COPY MY STORY⚠⚠ "Aku mencintainya, tapi bodohnya aku selalu membuatnya sedih dan kecewa. Sungguh! Aku tak bermaksud. Aku ingin mengulang waktu indah bersamanya. Tapi, sekarang Dilla milik Hadi." {Anhar Faishal} "Aku menc...