Audi menyapu pandangannya kearah lapangan basket indoor ini. Bisa lebih tepatnya gedung olahraga, karena bukan hanya olahraga basket yang berolahraga di sini. Terkadang futsal juga sering berolahraga di sini.
Audi perhatikan satu persatu murid di gedung yang hampir sebagian terisi penuh dengan murid murid Wesley School ini. Kebanyakan isi nya murid seangkatan Audi. Walaupun Audi berpenampilan nerd dan sering sendirian seperti ini, dia cukup tau dengan murid-murid di sekolah ini. Ya, tapi nggak semuanya juga.
Di gedung ini juga dibagi dengan dua kubu. Di tribun bagian barat, tepatnya di hadapan Audi, sudah ramai oleh kubu kelas sebelah, 11 IPA 1. Mereka mulai menyoraki kelasnya karna pertandingan akan segera dimulai.
Sedangkan, di kubu bagian tempat Audi duduk ini adalah kubu 11 IPA 2, kubu ini juga mulai meneriaki satu persatu pemain yang akan bermain di pertandingan ini.
Setelah beberapa menit. Deva dan teman-temannya mulai memasuki lapangan yang membuat gedung ini kembali ricuh dengan teriak-teriakan penggemar mereka.
"ADUH GILA SI RAFI GANTENG BENER NGGAK KUKU!!"
"SI DEVA JUGA GAK KALAH GANTENG, GILA!"
"EH EH ADA ARLEN MAEN WOY!"
"ARLEN PALING GANTENG WOY DI SITU!!"
"ARLEN IMAMI AKU LEN, IMAMI!!"
"ADOHH GANTENG BENER SIH! MAKAN APA LO, ARLEN?!"
"HARUSNYA KITA DI TRIBUN BARAT DEH."
"OH TIDAK BISA, MESKIPUN ARLEN GANTENG TAPI INSYAA ALLAH AKU KHUSYUK MENDUKUNG IPA 2."
Dan teriak-teriakan sebagainya yang kebanyakan keluar dari mulut cewek mulai dari kelas 10 sampai kelas 12. Audi heran, emang seganteng apa sih Arlen-Arlen yang disebut itu? Kayaknya banyak banget yang neriakin nama dia. Kalo seganteng Cameron Dallas, baru deh Audi ridho.
Yang Audi tahu, Arlen adalah tukang rusuh, pembuat onar dan hobi berantem, khas badboy anak banget. Itu juga Audi tahu dari gosip-gosip yang beredar. Walau Arlen anak famous di sekolah, tapi Audi sama sekali tidak tahu orangnya yang mana. Dia juga katanya adalah salah satu pendonatur terbesar di sekolah ini.
Audi membenarkan letak kacamatanya dan mulai memperhatikan orang yang ada di tengah lapangan itu, mencari sosok Arlen. Audi menyipitkan mata agar lebih kelihatan. Ah, sepertinya dia memiliki rabun jauh beneran. Awalnya Audi memakai kacamata hanya untuk penyamaran saja, untuk mendalami sifat nerd. Tapi sepertinya sekarang Audi rabun jauh beneran. Kalau begini, pulang sekolah Audi harus cek mata.
Saat Audi lagi memandangi yang-namanya-Arlen itu ...
Bugh!
Shit. Kepala gue kena bola basket.
Audi terhuyung ke belakang karena bola basket itu mengenai tepat di kepala Audi dengan mulus. Kepala Audi terasa sangat berdenyut dan pusing. Rasanya ingin merutuki siapa pun yang melempar bola basket tepat di kepalanya. Bagaimana bisa main basket bolanya bisa sampai tribun teratas? Dia manusia apa gajah?!
"AUDI!" teriakan dari suara yang Audi yakini adalah suara Deva, terdengar samar di telinganya. Lama kelamaan pandangan Audi mengabur dan semuanya menjadi gelap.
***
TBC...
a/n
Okey dicerita ini aku nggak buat panjang di setiap part nya, karna aku mau buat cerita ini nyantai aja. Tapi maafin ya kalo pendekan. Mungkin nanti aku sekali update 2 atau 3 part.
Thankyou!
-flowercony
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart's on Fire
Teen FictionAudira Ivanna Mahardika. Gadis cantik yang berpura-pura menjadi nerd untuk mencari teman yang tidak mengincar hartanya. Ia dulu pernah bersekolah di London, namun semua temannya hanya mengincar hartanya saja. Termasuk mantan pacar nya saat itu yang...