Audi berjalan di koridor menuju halte yang berada di depan sekolah sendirian. Ia habis dari perpustakaan untuk mengerjakan PR pendidikan kewarganegaraan yang jawabannya harus dicari di perpustakaan untuk besok lusa. Tadi Deva izin langsung pulang karna perutnya tidak kunjung bisa diajak kompromi walau sudah meminum entro-stop bertablet-tablet. Mungkin efek lima sendok sambal yang dituangkan oleh Audi di mangkuk Deva sangat besar, sebesar bokong Niki Minaj.
Tapi mungkin juga Deva sudah memiliki banyak dosa kepada Audi sehingga diarenya sangat parah, separah wajah Dijah Yellow.
Astagfirullah, Audi. Batinnya sendiri saat dia sudah ingat kalo dia mengejek sahabatnya sendiri.
Sekolah sudah lumayan sepi, mengingat ini sudah pukul empat sore. Hanya lapangan basket yang masih ramai dengan sorakan sekumpulan anak basket dan cheers, mungkin mereka sedang latihan, pikir Audi tidak ambil pusing.
Audi melanjutkan perjalanannya tanpa mempedulikan decitan demi decitan yang diefekan dengan pergesekan sepatu basket dengan semen lapangan, tanpa mempedulikan jedukan demi jedukan yang diefekan oleh bola basket yang dipantulkan di semen, lalu bunyi bola yang mengenai ring tersebut. Ia tetap berjalan normal menatap ke jalan yang akan dia lalui tanpa tahu ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan.
Sesampainya di halte, Audi menatap nanar bangku penunggu bus yang sudah penuh tanpa tersisa sedikitpun, bangku penuh diduduki oleh beberapa murid Wesley School sampai orang kantoran, tidak sedikit juga yang menunggu sembari berdiri karna saking banyaknya orang yang berada di halte ini. Audi menghela nafas berat, dia terkadang menyesal pulang saat jam pulang kantor seperti ini, dengan sedikit terpaksa dia menunggu bus sambil berdiri.
Sepuluh menit berlalu, sudah hampir lima bus yang lewat, namun tidak ada satu pun diantara kelima itu yang bertujuan ke arah rumah Audi. Yang tadinya berdiri, sekarang Audi sudah duduk di bangku yang sedikit renggang dari sebelumnya. Hampir separuh orang yang tadi duduk di bangku tersebut sudah menaiki bus-bus yang lewat. Namun, tetap saja bangku halte ini penuh, para penunggu yang tadi berdiri ikut duduk bersamaan dengan bangunnya orang yang akan menaiki bus.
Audi sudah berkali-kali memperhatikan jam yang melingkar cantik ditangannya. Dan sudah berkali-kali juga mendelik melihat apakah bus tujuannya sudah dekat.
Jalanan di hadapan Audi cukup padat merayap, mungkin karna orang kantoran yang pulang hampir semuanya menaiki kendaraan pribadi, entah itu mobil atau pun motor.
Sesekali Audi menarik nafas dalam dan langsung tersenyum saat melihat bus tujuannya tiba, orang-orang yang tadinya duduk langsung berdiri semua saat melihat bus tersebut. Badan Audi yang kecil seketika terdempet-dempet oleh lautan manusia yang baru keluar ataupun mau menaiki bus.
Audi berhenti di depan pintu bus itu dengan senyuman yang lenyap saat mendengar ucapan dari kenek bus itu.
"Udah penuh dek."
Setelah kalimat itu terlontar, bus itu pun berjalan meninggalkan Audi yang tadi akan menaikinya.
Audi kembali duduk di tempat semula yang sekarang sudah kosong menunggu ada bus yang lewat lagi dengan perasaan campur aduk. Bahkan Audi tidak yakin akan ada bus yang lewat lagi setelah melihat ini sudah jam setengah lima.
Deruman kendaraan bermotor memenuhi indra pendengaran Audi yang tidak membuat memalingkan tatapannya dari ujung jalan. Klakson sesekali berbunyi dari beberapa kendaraan, namun lama kelamaan klakson itu seperti menuntut membuat Audi memalingkan wajahnya dari pandangan awalnya.
Terlihat seorang pria bermotor ninja yang berhenti di tepi jalan menatap Audi dengan jaket kulit hitam yang menutupi setiap inchi kulit lengannya, kepalanya juga ditutupi oleh helm fullface yang membuat Audi mengerutkan dahinya bingung karena tidak dapat melihat wajah orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart's on Fire
Teen FictionAudira Ivanna Mahardika. Gadis cantik yang berpura-pura menjadi nerd untuk mencari teman yang tidak mengincar hartanya. Ia dulu pernah bersekolah di London, namun semua temannya hanya mengincar hartanya saja. Termasuk mantan pacar nya saat itu yang...