"Kak, mau ya, pleaseee? Bentar lagi kan Kakak bakal kelas 12, bakal jauuuh lebih sibuk. Kapan lagi kesempatannya kalau bukan sekarang?"
"Iya, Kak, sekaliiii aja! Tapi kalau setelah ini mau lagi kita akan menerimanya dengan sangat senang hati, sih."
"Ayo, dong, Kakkk,"
Tatapan memelas dari dua adik kelas di hadapan Audi membuatnya menghela nafas. Senyuman tertarik di ujung bibirnya, lantas menolak halus apa yang diminta adik-adik itu, "Aduh, Dek, aku nggak bakat gituan."
"Nggak bakat gimana, Kak? Majalah ini membuktikan lho kalo Kak Audi emang model!" Adik kelas yang Audi lihat dari bet namanya bernama 'Cia' menunjuk majalahnya di genggamannya, "Kakak keren banget di sini! Kita pengin banget Kak Audi yang jadi model untuk majalah sekolah kita yang akan dilombakan."
Melihat usaha kedua adik kelas itu yang pantang menyerah Audi menjadi tak enak hati, tetapi perlu diingatkan, mengenai majalah yang pernah menjadi kehebohan seantero Wesley School itu, dia melakukan photoshot itu secara terpaksa! Mamanya yang memaksa untuk ikut. Padahal di foto itu dia biasa saja sih, tidak semenabjukan itu. Sesungguhnya dia juga tidak tahu persis harus bagaimana di depan kamera.
"Memangnya yang biasa jadi model kemana?" Audi masih meyakinkan dirinya dan adik-adik itu.
"Setiap tahun katanya ganti, Kak. Kita nggak terlalu tahu juga sih, kita kan baru masuk semester kemarin juga. Tapi sepenglihatan kita majalah sekolah kita dari tahun ke tahun modelnya beda, Kak. So, mau yah, Kak? Please ...,"
Kedua adik kelasnya itu memandang Audi dengan tampang yang lebih memelas. Oke, tatapan mereka semakin menyentuh hati Audi, an tentu saja Audi akhirnya dibuat mengangguk. "Yaudah, deh, aku mau."
Pekikkan terdengar dari mulut adik-adik manis di depannya. "Kyaaa, makasih Kak Audi! Kita minta id line Kakak dulu, deh. Nanti aku kabarin lagi kapannya."
Setelah itu Audi mengambil ponsel yang disodorkan kepadanya dan mulai mengetik di benda pipih tersebut. Ah, mereka terlihat senang, rasanya senang bisa membantu mereka juga.
Tadi Audi sedang berjalan di koridor untuk ke toilet dengan pikirannya yang melanglangbuana, tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan panggilan—tidak, tepatnya teriakan perempuan dari belakang—yang memanggil namanya, dua adik kelas itu. Mereka meminta Audi untuk menjadi model cover majalah sekolah Wesley School yang akan dilombakan. Awalnya Audi menolak, tetapi akhirnya dia menerimanya juga.
Oiya mengenai pikirannya yang melanglangbuana tadi, memang ada kejadian belakangan ini yang tidak bisa membuatnya tidak memikirkannya.
Semenjak kejadian barbeque tempo hari, suasana antara Audi, Deva, dan Nadhita menjadi terasa aneh. Setidaknya itu yang dirasakan Audi. Terutama antara Deva dan Nadhita. Apa yang terjadi di antara mereka? Dari yang sering bertengkar masalah-masalah kecil, sekarang menjadi sangat jarang. Bahkan kerap kali Audi menangkap mereka bersikap awkward satu sama lain.
Audi telah sampai di toilet dan memasuki salah satu biliknya. Setelah menyelesaikan panggilan alamnya, dia berlalu ke wastafel untuk mencuci tangannya.
"Kalau di novel-novel sih, dua sahabat lawan jenis yang saling diam-diaman itu pasti ada sesuatu. Bisa jadi salah satunya melakukan kesalahan dan membuat yang lain marah dan mendiamkannya. Bisa jadi mereka awkward karena ... salah satunya menyatakan perasaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart's on Fire
Teen FictionAudira Ivanna Mahardika. Gadis cantik yang berpura-pura menjadi nerd untuk mencari teman yang tidak mengincar hartanya. Ia dulu pernah bersekolah di London, namun semua temannya hanya mengincar hartanya saja. Termasuk mantan pacar nya saat itu yang...