29 // Taruhan Deva dan Nadhita

21.1K 825 19
                                    

Hari ini Deva tidak bisa mengurungkan senyumnya. Melihat perlahan Audi membuka diri untuk berteman adalah hal yang sedari tadi sore tak bisa Deva berhenti syukuri. Ia senang melihat sahabatnya ingin mengurangi sifat negative thinking terhadap berteman. Deva tau itu adalah efek trauma dulu. Audi tidak mau mempunyai teman yang hanya memanfaatkannya saja. Namun tentu saja berisifat negative thinking itu tidak baik. Tidak semua orang berteman hanya untuk mengambil keuntungan dari temannya itu. Walaupun teman Audi hanya menambah satu, tapi itu cukup membahagiakan Deva karena seorang Audi mulai ingin terbuka.

Deva jadi teringat dulu awal pertemanannya dengan Audi. Dulu juga Audi tidak percaya dengan Deva. Tetapi Deva berupaya menjelaskannya bahwa ia memang sudah mengamati Audi semenjak di sekolah lamanya, di London. Ia murni ingin berteman dengan Audi dan ingin ... melindunginya. Lagian orang tua mereka berteman. Deva masih berotak waras untuk tidak menjahati Audi dan membuat orang tuanya malu. Perlahan Audi percaya, tetapi dengan ancaman, "Awas lo bohongin gue," Audi mengacungkan angka satu dan dua di kedua tangannya, lalu tangan yang mengacungkan angka dua bergerak seperti menggunting angka satu sembari melotot. Tentu hal itu membuat Deva ngilu. Kalian pasti tau Audi di sekolah dan di rumah sangat berbeda.

Deva jadi penasaran bagaimana Audi bisa berteman dengan Nadhita. Apa yang mereka lakukan hingga bisa berteman? Atau apa yang Nadhita lakukan? Deva tidak ada pikiran kalau Audi yang memulainya. Kemungkinan itu sangat kecil. Namun tadi saat Deva bertanya pada mereka, mereka—ah tidak, lebih tepatnya Nadhita menjawab, "Kepo banget sih dari tadi, kaya pembantu baru!"

Yah, tidak bisa Deva pungkiri kalau teman baru Audi itu menyebalkan. Namun melihat Audi bahagia berteman dengannya, berarti ia baik-baik saja. Karena sebenarnya sifat mereka—Nadhita dan Audi yang asli tidak jauh berbeda.

Lagian Nadhita memang terlihat tulus dan orang baik. Anaknya sangat supel dan percaya diri. Walau sifat percaya dirinya itu membuat dirinya terlihat menjadi sosok yang bar-bar. Tetapi over all ia adalah gadis yang baik dan manis.

Stop.

Mengapa Deva malah memikirkan Nadhita?

Dengan gamblang tangan Deva menabok dirinya sendiri dengan diikutin makian.

"Nggak banget, gue mikirin dia! Dan gue mikir dia manis?! Waduh gawat nih, gue harus cuci otak pake kembang tujuh rupa."

Masih dengan gidikkan jijiknya, Handphone Deva berbunyi, tanda ada notifikasi masuk.

Nadhita invited you to "Deva babu Audi & Nad".

Deva melotot. Kampret. Kenapa panjang umur gini? Baru diomongin anaknya nongol. Dari mana dia punya kontak Deva? Dan apa-apaan lagi ini nama grupnya?! Deva babu Audi & Nad? Nggak sudi! Kalau hanya Audi sih Deva rela. Ini Nadhita juga? Ogah banget dibabuin sama nenek lampir.

Dengan cepat Deva mengganti display name Nadhita yang menurutnya lebih cocok.

Deva joined the group.

Nadhitai: Obat batuk biasanya apa sih, Di, yang manjur? Kok gue tiba-tiba batuk ya?

Nadhitai: Wadidaw. Cucurut kita akhirnya join grup.

Audira<3: Gue biasa minum 'batukcoi' sih, Ta.

Nadhitai: Manjur tuh ya?

Audira<3: Manjur sist!

Deva changed the group's name to "Deva dan Audi."

Deva: Akan sangat najis gue menjadi babu lo. Mending sekalian gue jadi babunya Sule. @Nadhita

Audira<3: Kenapa harus Sule?

Heart's on FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang