51 // Ulang Tahun Reina

14.7K 667 30
                                    

Audi tidak tahu terbuat dari apa otak mamanya itu. Hampir segala tindakannya di luar nalar. Apa mungkin di kehidupan sebelumnya Audi adalah seorang ibu yang menyebalkan dengan sikap yang kelewat ajaib untuk anaknya? Kalau memang begitu, Audi sangat menyesal pernah menjadi ibu yang bersikap ajaib. Bahkan tidak hanya memiliki sikap ajaib, tetapi dengan otak yang kelewat kreatif juga.

Seperti sekarang, Audi sedang duduk di bangku penumpang dengan Arlen yang sedang menyupir di sebelahnya. Seraya membelah keramaian jalanan ibu kota, mereka mendengarkan siaran radio dari tape mobil Arlen.

"Yups, para kaula muda! Gimana lagu yang DJ udah putarin? Pasti asik dong! Nah, sekarang DJ mau bacain salah satu request dari, uhmm—Andira, Seorang Ibu yang Sayang Anak. Katanya, Dj, putarin lagu Best Part-nya Daniel Caesar dong! Salamnya untuk Audi, anak saya, dan pacar soon to be-nya, Arlen, yang sekarang lagi nge-date aja muehehe. Aaawww, kayaknya ibu yang satu ini udah ngerestuin banget ya anaknya mau pacaran, sampe semangat banget nge-request di radio Masa Kini. Kalian yang cinta tak berestu jangan sirik ya sama Ibu gaul satu ini," Sang Penyiar itu tertawa, sedangkan Audi sudah melotot sempurna. "Yaudah, kalau begitu, ini lah Best Part dari Daniel Caesar!"

Sedetik kemudian instrumen lagu yang disebutkan tersebut mengalir begitu saja. Audi terperangah salah tingkah. Mamanya kelewat ajaib dan kurang kerjaan. Siapa lagi Andira yang disebutkan itu kalau bukan mamanya? Kemungkinan kalau ada Andira lain yang memiliki anak bernama Audi dan pacar yang sangat diharapkan beliau untuk anaknya bernama Arlen itu sama saja seperti mengecilkan piramida di film Dispicable Me di dunia nyata, tidak mungkin.

Audi sudah tidak tahu lagi bagaimana rupa wajahnya sekarang ini, dia malu berat, yang pasti dia rasakan adalah wajahnya memanas. Sedangkan Arlen di sebelahnya tertawa kecil.

Arlen tampak tidak keberatan dengan request-an lagu dari Mama Audi di radio. Dia terlihat santai dengan celana khaki dan kemeja putih yang digulung lengannya. Rambutnya terlihat sedikit lebih rapih, tidak seperti saat sekolah yang dibiarkan berantakan tak tersisir. Audi yakini Arlen menggunakan gel untuk rambutnya.

Sesekali Audi merasakan lirikan dari Arlen ke arahnya, membuat dirinya semakin menggigit bibir menahan gugup. Bahkan Arlen ikut bernyanyi mengikuti lirik yang sudah dia hafal di luar kepala. Kalau Audi tidak ingat dosa, dia pasti sudah menyumpahserapahi sikap absurd mamanya yang me-request lagu ini di radio. Masalahnya ini bukan lagu biasa dan dengan salam yang biasa, tetapi lagu romantis dengan sisipan salam yang membuat Audi ingin tenggelam dalam lautan saat ini juga!

I just wanna see how beautiful you are

You know that I see it

I know you're a star

Seolah semesta memang mendukung suasana yang sudah mamanya bangun, ketika Audi menatap langit di luar jendela, bintang memang lagi bersinar-sinarnya.

Where you go I follow

No matter how far

If life is a movie

Oh you're the best part

Tolong ingatkan Audi caranya bernapas. Karena sekarang dia malu dengan Arl—tidak! Sekarang dia malu dengan sikap mamanya!

Dengan memberanikan diri, Audi menengokkan kepala ke arah Arlen hanya untuk mendapati tatapan teduh dan senyuman—tipis namun melemahkan—dari orang yang ditatapnya itu. Meskipun dalam keadaan duduk, Audi merasakan kakinya melemah seperti jelly disikapi seperti itu. Sempat mengalihkan pandangannya menatap jalan, tetapi Arlen kembali mematri mata Audi semakin dalam ketika mobil berhenti di persimpangan lampu merah.

Heart's on FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang