39 // Jangan Cantik-Cantik

16.8K 699 20
                                    

"Audi! Ini udah jam delapan! Cepet bangun!"

Seolah tertarik ke dasar jurang, Audi terlonjak bangun dari bunga tidurnya. Dengan cepat badannya terduduk tegak. Matanya terbelalak mencari-cari keberadaan jam di kamar yang bernuansa putihnya.

7.56

Mata Audi semakin terbelalak. Benar saja sudah hampir jam delapan. Pagi ini adalah hari H pensi, dimana para panitia harus melakukan briefing terlebih dahulu pukul delapan. Perlu ditegaskan kembali, AUDI ADA BRIEFING PUKUL DELAPAN DAN SEKARANG DIA BARU BANGUN TIDUR, BELUM BERSIAP-SIAP SAMA SEKALI.

Persetan dengan alarm yang lupa Audi atur semalam. Biasanya dia tidak mengatur kembali alarm saat sekolah, karena sudah teratur alarm selalu berbunyi di weekdays. Sedangkan hari ini adalah hari sabtu, yang tentu saja alarmnya tidak berbunyi.

Disibak kasar selimut yang masih menyelimutinya. Audi berlari tergesa-gesa menuju kamar mandi hingga tak sadar kakinya masih tersangkut di selimut.

Gedebuk!

Audi meringis, tetapi tidak terlalu mempedulikan sakitnya dan langsung kembali bangkit untuk mandi. Saat ini kecepatan dalam bersiap-siap adalah yang terpenting bagi Audi.

Sejurus kemudian Audi sudah siap dengan kaos panitia berwarna biru dongker dan celana khakinya. Pagi ini Audi tidak mengepang rambutnya mengingat dia sudah sangat telat. Dia hanya menguncir kuda rambutnya serapih mungkin. Tak lupa dia memakai kacamatanya.

Setelah benar-benar siap, Audi melangkahkan kakinya turun dan segera pamit dengan Mama dan Papanya yang sedang sarapan.

"Nggak mau sarapan dulu?" tanya Andira melihat putri semata wayangnya seperti sedang dikejat setan.

"Nggak keburu, Ma! Aku berangkat ya! Dah, Ma, Pa!"

Handphonenya sudah bergetar sejak dia bersiap-siap tadi. Tetapi Audi tidak menghiraukan semua panggilan itu. Sampai pada saat dia telah menaiki ojol, baru lah panggilan dengan ID caller 'Nadhita A.' itu diangkat.

"Lo di mana, Di?! Refan udah ngamuk-ngamuk nih pada belum dateng!"

Mendengar sengoran langsung saat panggilan baru diangkat, membuat Audi meringis.

"Gue kesiangan sumpah! Ini gue lagi otw! Bang ngebutan dikit ya, saya buru-buru nih!" jawab Audi sembari menyuruh Abang Ojolnya lebih ngebut.

"Cepet! Sepuluh menit lagi lo udah harus sampe!"

Audi melirik jam tangannya, sudah pukul delapan lewat sepuluh menit. Setelah mengiyakan perintah Nadhita, dia melihat notifikasi panggilan line lainnya.

Missed call

Nadhita A. (5)

Karin Aw. (3)

Arlen L. Adinata (1)

Audi menajamkan matanya saat melihat notifikasi paling bawah. Arlen? Ngapain dia ikut menelpon? Audi tidak mengacuhkan itu lalu menyimpan handphonenya di saku celana.

***

Saat briefing, Audi kena semprot oleh Refan, karena telat hampir dua puluh menit. Semprotannya tidak panjang, hanya sedikit, namun nyelekit. Alasan Audi yang bangun kesiangan tentu tidak bisa dia katakan. Refan juga tidak ingin tahu apa pun alasan mereka yang telat. Yang Refan tahu mereka telat, dan melanggar kedisiplinan.

Untung saja tadi bukan hanya Audi yang telat. Ada beberapa panitia dari seksi lain juga yang telat. Setidaknya Audi tidak merasa menderita sendiri.

Heart's on FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang