Chapter 1

27.6K 541 21
                                    


Malam melagu rindu, hujan deras meliuk mengikuti senandung gemuruh dan petir yang bersahutan bak konser orcestra yang mega. Dinding, jalanan dan bumi seperti hanyut terbawa syair-syair alam yang mempesona. Hujan kali ini membawa pandangannya jauh entah kemana, berdiri bersedekap sembari memandangi rintik hujan yang semakin menderas. Ia diam dalam dingin, sendirian dan hanya berkawan denting jarum jam yang berdetik bisu. Revan beberapa kali mendengus lelah karena seharian penat bergelut dengan setumpuk pekerjaanya yang membuat tubuhnya meronta ingin ditengelamkan dalam bathub air hangat..

Revan adalah seorang CEO di perusahan besar di Pondok Pinang, Jakarta selatan. perawakannya kekar, dengan tubuh yang tinggi, kulit sedikit coklat dengan mata hitam legam serta halis hitam menambah ketegasan wajahnya hingga Ia banyak dipuja oleh banyak gadis, dan satu lagi yang membuat Ia diglai para gadis adalah statusnya yang single tapi mampu sukses diusia muda.

"Sial, Rico lama sekali, lima menit lagi dia membuatku menunggu ku hajar dia habis-habisan" dengusnya menahan kesal pada seseorang bernama Rico yang tak lain adalah adiknya.

Revan dan Rico adalah kakak beradik yang sangat dekat. Tapi jiwa intimdidasi Revan jauh diatas Rico, bahkan Rico lebih takut menerima kemarahan Revan yang notabanenya adalah kakaknya ketimbang pada ayah mereka.
Dia kembali diam, seoalah dicekam oleh kebisuan rasa bosan, matanya menelisik memperhatikan sebuah mobil berwarna putih susu berhenti tepat didepan Kantornya. Seorang pemuda berlari menerobos derasnya hujan.

"Akhirnya dia datang juga" ucap Revan, Ia menatap jam tangannya seolah sedang memperhatikan gerak jarum jamnya.

"Tiga, dua, satu" ucap Revan menghitung mundur, tak berapa lama pemuda yang menerobos hujan tadi berlari tergopoh-gopoh kearahnya.

"Aku... tidak telat'kan kak" ucap pemuda itu dengan nafas ngos-ngosan dengan posisi rukuk.

"Mana kunci mobilnya" ucap Revan sembari mengulurkan tangannya meminta kunci mobil pemuda yang ada dihadapannya.

" ayolah kak! Aku cuma telat lima belas menit" pemuda tadi membela dirinya karena sudah paham gelagat ekspresi orang yang ada dihadapannya.

"Tepatnya dua puluh menit, dua puluh menit" ucap Revan memberi penekan disetiap kalimatnya.

"Cepat berikan kunci mobilnya.." Revan mengulang permintaanya.

"Terus aku pulang pakai apa"

"Terserah, mau taxi atau ojek yang penting kamu kakak hukum tidak boleh menggunakan mobil kakak untuk pergi apalagi kencan" ucap Revan sembari terus meninggalkan Rico yang mematung sendiri.

"Kak! Jangan bercanda, kakak tega sekali sama adiknya" ucap Rico setelah berhasil mengejar Revan.

"Itu hukuman, makanya kerja jangan mengandalkan papa dan kakak terus, memang kamu tidak mau menikah, keadaan kamu yang seperti ini membuat perempuan harus berfikir puluhan kali untuk mereka menerimamu, Keluar malam pulang pagi. Batman masih mending bergadang mengalahkan orang jahat, kamu? Sudahlah kakak malas berdebat denganmu, kakak ngomong sampai berbusa pun percuma" ucap Revan.

"Mumpung masih muda, lagian mereka baik-baik koq kak" sanggah Rico

"Co! Mana ada perempuan baik-baik suka ke Pub, mabuk-mabukan! Clubing, pasti ujung-ujungnya teler, dan parahnya ranjang"

"Minggir!" Ucap Revan karena Rico masih berdiri di hadapannya.

"Tap aku jangan di scorsing dong kak" Rico kembali merajuk.

"Kamu minggir atau satu bulan" ucap Revan tegas, dengan berat hati Rico mengangguk dan menggeser posisi berdirinya. Revan mulai berlalu meninggalkan Rico yang tertunduk lesu.

MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang