Mohon Vote dan Koreksianya ya :)
New be di watty
.......................................................................Senja menjelang, langit mulai merona diterpa cahaya mentari yang mulai keemasan, semilir angin membuat alam raya ini seakan melagukan rasa rindu yang tak terbendung, rindu pada purnama, rindu pada bintang yang bertasbih mengagungkan cintaNya, semua begitu syahdu, mentari yang tertidur dipangkuan peraduan begitu syahdu, rembulan meminang bintang begitu syahdu, angin mengecup kelopak bunga dan desir pasir pun begitu syahdu, betapa Tuhan mencintai hambaNya tanpa meninggalkan luka secuil pun.
Mobil Revan terus bergerak menuju pulang, lagi dan lagi banyak kejadian aneh yang terjadi hari ini. Revan banyak melatih hatinya agar kuat menahan tawa, bagaimana tidak kejadian-kejadian aneh banyak te terjadi hari ini, mulai dari takutnya Nuraini naik eskalator dan hingga berakhir dengan mabuk Lift, bukannya membuat Revan marah atau malu karena diperhatikan tapi itu jadi kesenangan tersendiri untuknya. Revan memandangi wajah Nuraini yang sedang berjuang keras menahan kantuk. Matanya memerah dan nampak jelas raut wajah kelelahan tergurat jelas diwajah cantik alamainya. Revan mengingat hari paling menyenangkan menurutnya.
*Flashback"
Setelah Revan memarkirkan mobilnya di basement Ia mengajak Nuraini masuk kedalam gedung besar itu.
"Mas Revan, kita ada di mana" ucap Nuraini.
"Ikut saja, nanti kamu juga akan tahu, jangan jauh-jauh dari saya ya" kata Revan. Nuraini hanya mengangguk.
"Mas Revan pintunya terbuka sendiri, padahal'kan satpamnya disebelah sana" tukas Nuraini bingung sembari melihat salah satu pintu dijaga Satpam. Revan hanya tersenyum lebar.
"Ai! Pintu yang kita lewati ini adalah pintu sensorik, pintu ini akan bereaksi kalau merasakan langkah kaki di depannya, kurang lebih seperti itu, ngerti!"
"Nggak! Mas" jawab Nuraini singkat yang lagi membuat Revan tersenyum, kalau tidak mengingat ini adalah tempat umum tawanya pasti meledak. Nuraini beberapa kali berdecak kagum dan takjub melihat kemegahan gedung Mall, dan Revan sangat menikmati setiap perubahan ekspresi wajah Nuraini. Revan dan Nuraini jadi perhatian orang-orang yang berlalu lalang menatap aneh mereka.
"Mas! Kenapa mereka melihat seperti itu. Memang ada yang aneh dengan saya ya" tanya Nuraini setelah ia meperhatikan penampilannya.
Baju kebesaran dan celana kepanjangan hingga sering terinjak oleh tumit kakinya. Berbeda dengan Revan yang serba pas bahkan terkesan prefect mebuat Nuraini harus bertarung malu melihat orang-orang yang memperhatikan penampilan dirinya yang urakan. Mendengar pertanyaan itu, Revan memperhatikan penampilan Nuraini.
"Tidak ada, menurutku kamu cantik" ucap Revan, wajah Nuraini bersemu merah mendapat pujian Revan.
"Sebenarnya pertanyaan itu tidak usah ditanyakan, lihat saja Ai penampilanmu, kemeja dan celanaku yang kamu pakai kedodoran" gumam Revan dengan senyum dikulum, Ia sibuk dengan ponselnya.
"Mas Revan bohong ya, itu senyum-senyum."
"Benar Ai, kamu itu selalu cantik menurut saya! Kalau mereka memperhatikan penampilanmu itu karena mereka Iri padamu"
"Ai, kamu diam sa..." Revan tak melanjutkan kata-katanya karena melihat Nuraini tidak ada disampingnya.
"Mas Revan..." teriak Nuraini dari lantai bawah diam berdiri di depan eskalator. Revan kembali turun dengan eskalator arah sebaliknya.
"Kamu sedang apa disini? Ayo naik tokonya diatas" ajak Revan. Nuraini brigidig takut.
"Saya takut mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)
RandomCerita ini akan di hapus beberapa Part setelah lebaran. Pertemuan Revan dan Nuraini, pertemuan Cinta dari dunia yang sangat jauh berbeda, namun bahasa cinta mereka menyatukan setiap perbedaan antara Revan dan Nuraini... lika-liku cinta yang tak per...