Almost End. (70)

5.1K 212 124
                                    

Asalmualikum..
Akhirnya, minggu depan akan dipenghujung cerita, og ya jangan lupa tgl 17, wajib milih ya. Jangan Golput. Siapapun presidennya kita tetap INDONESIA.
Coment pake #gereget ya. 😅😅😅
----------------------------------------------------------

"Terimaksih untuk segala perhatiannya pak, saya mohon pamit... " ucap Revan Pamit pada director steel Company.

"sama-sama, pak. Sering-sering mengunjungi kami"

"Insyallah... Lain waktu saya kesini. Senang sekali bekerja sama dengan bapak"

"kami tunnggu kunjungan selanjutnya, bapak akan diantar oleh Pak Jatmiko ke basment"

"tidak usah pak, saya bisa sendiri" tolak Revan.

"ini bentuk penghormatan kami terhadap bapak. Jangan anggap ini berlebihan ya Pak"

"baiklah kalau begitu, saya tidak bisa menolak" ucap Revan, lalu mereka berpisah setelah berjabat tangan, selanjutnya Revan ditemani Pak Jatmiko menuju Basement.

"bagaimana pak. Bapak senang atas kunjungan ini" ucap Pak Jatmiko memulai percakapan diantata mereka atau lebih tepatnya hanya sekedar untuk memecah kecanggungan.

"alhamdulillah senang pak, kinerjanya bagus, proses pengerjaannya bagus dann prospektifnya juga bagus. Untuk itulah saya mati-matian untuk mendapatkan saham itu" terang Revan.

"kami juga sangat senang bekerja sama dengan Pak Revan, pak Revan membawa aura positif untuk seluruh karyawan disini" ucap Pak Jatmiko, dia adalah kepala marketing perusahaan ini.

Revan hanya tersenyum menyikapi kalimat pak Jatmiko, entah benar atau tidak, yang jelas dia merasa hidupnya sedang kacau, entah bagaian mana Ia memberikan aura positifnya. Mereka melanjutkan langkah mereka menuju parkiran karena memang kunjungan Revan sudah selesai.

"Pak Jatmiko, Maaf.. " ucap seseorang dari belakang mereka. Pak Jatmiko dan Revan menoleh bersamaan kearah asal suara.

"Iya Jang, ada apa?" ucap Pak Jatmiko ramah. Laki-laki muda yang ada di hadapan mereka adalah pegawai yang bekerja sebagai Office boy.

"ini mau disimpan dimana pak, diruang bapak atau dimana? Tadi saya lihat bapak kesini makanya saya buru-buru takut bapak mau pergi keluar" tanyanya sembari menyodorkan.

"saya tidak keluar Jang, saya cuma mau nganter pak Revan ke parkiran. Sini pesanan saya biar saya bawa ke ruangan saya sendiri" pak Jatmiko mengambil bungkusan dari tangan Ujang.

"Haturnuhun nyak Jang" ucap Pak Jatmiko dengan sangat ramah.

"sami-sami pak, saya duluan Pak, mau kerja lagi" pamit Ujang, Pak Jatmiko hanya mengangguk dengan seutas senyuman diikuti oleh Revan.

"apa itu pak? " tanya Revan setelah Ujang hilang dari pandangan mereka.

"Owhh ini, ayam bakar nasi dan teman-temannya" jawab Pak Jatmiko dengan cengiran khasnya.

"dari restoran mana, kebetulan saya juga belum makan mungkin saya bisa mampir sebelum pulang" Ucap Revan dengan tersenyum malu-malu.

"tadi bapak saya ajak malu-malu, sekarang lapar" goda Pak Jatmiko.

"iya tadi belum lapar, sekarang tiba-tiba perut saya keroncongan"

"ya sudah karena saya beli dua, ini untuk bapak saja. Atau mau kita makan bersama?" tawar Pk Jatmiko sembari menyerahkan sekotak nasi yang terlihat menggiurkan lidahnya meski Ia belum tahu sama sekali rasanya.

"sepertinya enak sekali..." ucap Revan memperhatikan kotak nasi yang transparan .

"bukan enak lagi, tapi beuh ." ucap Pak Jatmiko sembari mengacungkan jempolnya.

MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang