Chapter 55

4.6K 191 40
                                    

Revan menghela nafas panjang, bukan karena pekerjaan tapi seperti ada yang mengganjal dibenaknya, dan perasaan tidak tenang dimulai saat Ia pulang dari puncak, Ia merasa akan ada masalah yang akan Ia hadapi dan dia sendiri tidak tahu, setiap malam matanya selalu saja memandangi lekat-lakat wajah Nuraini yang seperti begitu jauh darinya. Ada perasaan takut yang tiba-tiba menyergap hatinya, ada perasaan kehilangan tiba-tiba membias hatinya.

"Aida, tolong pesankan Capucino Espresso ya, terimakasih" ucap Revan menghubungi Sekretarisnya.

"Anna, apa kabar dia" tiba-tiba fikiranya tertuju pada mantan Fathner kerjanya.

"astagfirullah, kenapa aku meikirkan perempuan lain..." ucapnya mengenyahkan fikirannya dan menitik fokkuskan pada Nuraini.

"ada apa sengannya, aku tahu dia menyembunyikan sesuatu tapi apa, semenjak dari puncak Dia jarang sekali mengobrol denganku, semua harus aku yang memulai"

Ditengah fikirannya ponselnya bergetar tanda ada pesan yang masuk.

"Ai.. " seketika senyuman itu terbit dari lengkungan bibir merah alami Revan.

"tumben sekali sms, biasanya langsung nelpon" Revan langsung membuka isi pesan dari Nuraini.

"Mas pulang jam berapa" isi pesan Muraini.

"jam lima lewat insyallah... Kenapa Yang" jawabnya.

"aku pengen nitip sesuatu, boleh" lanjut Nuraini walau dengan bahasa kata yang terbalik-balik.

"boleh apa sih yang nggak, mau nitip apa? "

Lama Revan menunggu balasan pesan singkat Nuraini.

"Yang... " balas Revan swngan tidak sabaran. "Yang, mau apa?"

"yang... " hampir berpuluh kali Revan mengirim sms.

"sabar dong, nggk sabaran amat, susah ini ngetiknya.." balas Muraini, Revan hanya menertawakan dirinya sendiri.

"iya maaf... Mas tunggu pesanannya"

"Tuh'kan aku lupa lagi, ilang pesanan ku yang tadi aku tulis "

Revan tertawa keras-keras membayangkan ekspresi Nuraini yang kesal kepadanya. Cukup lama Revan menunggu pesan balasan untuknya.

"mana, koq lama ya? " tanya Revan pada dirinya sendiri sembari bolak-balik membaca isi pesan Muraini yang membuatnya tertawa.

"Lama sekali, telepon tidak ya" ucap Revan sembari memperhatikan layar ponsel yng sekarang sudah digenggaman tangannya.

"akhh kenapa aku seperti ABG yang baru jatuh cinta. Come On Revan, she is your wife, call Her now dude" ucapnya pada diri sendiri, dengan cepat Ia men-dial nomor Nuraini. Sebelum teleponnya tersambung ada sebuah pesan masuk yang Ia yakini dari Nuraini.

"mas maaf aku lama, aku lupa nama makanannya. Yang aku mau itu. Cilok jepang, lemper jepang, martabak India, sate atam, sate kambing, Mie ayam luar negeri, pangsit jepang yang kita makan kemarin sama Peel dari Korea Itu" begitu isi pesan Nuraini, Revan sedikit berfikir tentang makanan yang diinginkan Nuraini.
Revan beberapa kali memperhatikan isi pesan Nuraini yang menurutnya aneh.

"Sebentar, Sebentar Cilok jepang, perasaan aku pernah dengar makanan ini tapi kapan... " ucap Revan dalam hati.

"yang mana, Ayo mikir.. " ucapanya sembari mengantukan jemarinya diatas meja tanda sedang berfikir.

"Masyallah.. Cilok jepang itu Takoyaki, tapi Lemper jepang itu apa, sashimi, Yakiniku atau apa, akhh dari pada pusing-pusing aku buka mbah gugel saja" Revan langsung berselancar membuka semua nama makanan jepang.

MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang