Chapter 24

5.5K 197 0
                                    


Keadaan henyak seketika saat Revan mengungkapkan isi hatinya. Nuraini meraup udara sebanyak yang mampu Ia bisa. Seluruh karyawan hanya bisa saling berpandangan seolah tak percaya dengan apa yang diungkapkan oleh Revan.
Revan menarik nafas panjang, ia tidak mungkin menarik kembali kata-katanya, ini memang jauh dari kata sempurna tapi.

"Aku hanya ingin menikah denganmu, aku memang bukan orang yang sempurna secara Iman, tapi denganmu aku ingin berubah, denganmu aku ingin menjadi lebih baik"

Akhirnya kalimat itu terungkap sudah, akhirnya kalimat itu mampu Ia ungkapkan. Kalimat yang seperti duri dalam paru-parunya, setiap kali ia menghela nafas dan menyebut nama Nuraini seperti menenggak racun dan hanya dengan mengungkapkan perasaannya lah sebagai penawarnya.

Nuraini diam seribu bahasa, Ia tak mampu berkata apa-apa, menatap kesungguhan dari wajah Revan. Ia berbalik menjauh meninggalkan Revan tanpa sepatah kata pun.

"Ai, kamu belum menjawab pertanyaanku" cegah Revan saat Nuraini sudah melangkah beberapa inchi dari tempatnya berdiri. Nuraini terus melangkah menjauh dari Revan, pipinya basah oleh air matanya yang menderas, dengan isak tangis Ia terus berjalan tanpa memperdulikan Revan yang memanggil namanya.

"Maafkan aku! Maafkan aku.. " gumam Nuraini mengiringi setiap langkahnya yang terasa berat.
Revan terpaku melihat Nuraini yang menjauh darinya, ingin rasanya Ia mengejar tubuh kecil itu, ingin rasanya Ia katakan jangan pergi tapi kaki dan dan mulutnya terasa mati, jangankan mencegah meneriakan sepatah kata pun Ia tak mampu, Nuraini hilang ditelan pintu lift, hilang meninggalkan Revan yang masih terpaku dalam ketidak percayaannya. Rasa takutnya menjadi kenyataan, takut ditolak dan sakit lebih sakit tergores benda tajam tentu saja.

Revan melangkah menuju ruangannya dengan perasaan remuk redam, hatinya hancur berkeping-keping, Seluruh karyawannya seakan ikut larut dalam rasa kecewa Revan.

"Jadi hanya akan berakhir seperti ini" ucap seseorang dengan nada meremehkan, Revan yang baru beberapa kali melangkah memutar arah keasal suara. Terlihat Rico bersedekap tangan dengan senyum meremehkan. Revan membuang muka anatara malu dan kesal, Rico melangkah mendekati Revan yang masih berusaha keras menutupi gengsinya.

"Kalau cinta dikejar, bukan dibiarkan. Dia belum memebri jawaban bukan berati menolak"

"Tapi Ai"

"Sudah jangan banyak mikir, kejar atau kakak akan menyesal seumur hidup nanti, aku tahu Nur juga mencintai kakak tapi Dia masih ragu dan takut seperti yang kakak rasakan selama ini" lanjut Rico, Revan menatapnya dalam-dalam pancaran matanya jelas sedang bertanya.

"Aku tahu dari Feli, ayo kejar jangan lepaskan orang seperti Ai, urusan disini biar aku yang handle" ucap Rico meyakinkan Revan lagi.

"Aku titip kantor dan Riana, urusanku dengannya belum selesai" ucap Revan tergesa. Rico hanya mengangguk tanda menyanggupi permintaan Revan. Revan berlari tergesa tapi baru beberapa langkah Ia berhenti.

"Aku, kakak pin" belum sempat kalimatnya selesai, Rico sudah melemparkan sesuatu padanya.

"Thanks Co, You All The best" ucap Revan dengan senyum lalu bergegas pergi menyusul Nuraini.

"Pastilah aku The best, orang aku yang ngempesin ban mobil kakak" gumam Rico terkikik senang.

Rico bukan tidak tahu kalau Nuraini sedang kesusahan saat di supermarket ingin rasanya Ia menolong gadis polos itu namun enyah kenapa muncul ide sedikit berani.

Ia menelepon satpam kantor untuk mengempeskan ban mobil Revan, awalnya satpam menolak dengan alasan dipecat tapi dia yakinkan kalau dia yang akan bertanggung jawab kalau sampai satpam itu sampai dipecat oleh Revan, alasan kuat kenapa Rico sampai melakukan itu, Dia sudah pastikan Nuraini tidak akan bertanya pada siapa pun karena Dia menyuruh teman-teman premannya untuk mengganggu pelanggan supermarket itu hingga jalan terlihat sepi. Nuraini terlihat menelpon seseorang yang bisa Ia pastikan menelepon Revan karena Phonebooknya hanya ada contac dia dan kakaknya.

MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang