Yang ini harap Comment, like dan apalah.. Karena bikinnya perjuangan sekali. haturnuhun.
(harus garis keras)
----------------------------------------------------------Udara dingin subuh mulai menyapa, adzan sudah mulai menggema diatas menara masjid, Revan menggeliat dengan mata berat karena keleahan. Sungguh malam yang takan pernah terlupakan dalam hidupnya. Walaupun saat dalam proses "penyatuan" mereka Nuraini terlihat Ketakutan dan beberapa kali meneteskan air mata.
"Yang apa kita sudahi saja... " ucap Revan dengan rasa iba melihat Nuraini memangis walaupun kini matanya sudah dibakar api gairah.
"lanjutkan saja Mas... Aku tidak apa-apa"
"kamu yakin.. " ucap Revan memastikan, Nuraini hanya mengangguk sebagai jawaban, dengan sangat sabar Revan membimbing Nuraini, memberikan segenap cinta yang dia miliki sampai kenangan buruk itu perlahan enyah dari fikiran Nuraini dan berganti dengan cinta yang dia miliki. Tidak ada ketakutan lagi melainkan hanya cinta dan kasih sayang yang ingin Ia berikan pada bidadari surganya.
Revan terdiam sebentar sembari memandangi wajah Nuraini yang amat sangat lelah dan meneduhkan secara bersamaan.Bukankah anugerah terbesar seorang suami adalah mendapatkan isteri yang meneduhkan hati dan pandangnya. Dan itulah yang Ia dapatkan dari seorang Nuraini. Wanita sederhana dengan sejuta keajaiban yang membuat hidupnya jungkir balik, wanita yang sampai hari ini menjadi pemegang seluruh isi hatinya, hanya Nuraini Definisi cinta sejatinya. Revan masih meperhatikan wajah isterinya dengan begitu dalam seolah tak ingin kehilangan dan jauh darinya, dari Nuraini.
"apa ini...?" tanya Revan dalam hati melihat luka biru di pipi putih Nuraini.
"kenapa sering sekali kamu mendapatkan tanda memar ini, apa aku semalam mainnya terlalu kasar, aku harus tahu besok luka memar apa ini. ini yang membuat aku takut. dan sampai saat ini aku masih merasakan ketakutan itu, entah kenapa dan darimana aku juga tidak tahu. hanya saja aku takut tidak bisa memandang wajahmu lagi, tidak bisa melihat senyumanmu lagi, tidak bisa menggenggam tanganmu lagi.... Aku takut kamu pergi karena sesuatu yang aku tidak tahu. Apapun, bagaimanapun aku jangan pernah pergi, jangan pernah lelah, jangan pernah bosan mendampingiku... Aku rela bertukar apa pun untukmu.. Bahkan kebahagiaanku sendiri. Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu. Untuk itu dampingi aku walau sesulit apa pun jalan kita nanti. Ingat janji kita berdua dihadapan Allah bahwa kita akan bersama sampai ajal menjemput. Aku mencintaimu Yang... Sangat mencintaimu" ucap Revan lalu mengecup kening Nuraini dengan amat sangat dalam.
Setelah Revan memberi kecupan pada kening Nuraini, Ia bergegas mengenakan celana piamanya, masuk Kekamar mandi untuk membersihkan diri. setelah terdengar suara pintu kamar mandi tertutup, Nuraini membuka mata beratnya, setetes, dua tetes sampai besungai air mata Nuraini turun. Ia sampai menggigit bibir bawahnya agar tidak menjerit. Bukan sakit disekujur tubuhnya, tapi karena permintaan Revan yang sepertinya tidak bisa Ia penuhi.
"maafkn aku Mas, maafkan aku... Biar aku saja yang tersakiti, biar aku saja yang menangis. Mas tidak usah, Mas tidak boleh menangis... Aku tidak bisa melihat Mas menangis, tapi aku juga tidak bisa terus bertahan terlalu lama lagi, Ini semua salahku karena aku mencintaimu terlalu dalam, bukan kasihan seperti yang mas berikan. harusnya sejak awal aku memendam perasaan ini... Kenapa mencintaimu begitu menyakitkan... Ibumu, keluargamu tidak ada yang menerimaku. Bukankah menikah itu tidak hanya menyatukan dua cinta, tapi juga menyatukan dua keluarga. Aku. Aku tidak bisa bersamamu lagi " ucap Nuraini
Cukup lama Revan berada dikamar mandi, selama itu pula Nuraini menangis tertahan. Sekujur tubuhnya terasa pegal dan lelah apalagi dipusat hidupnya yang terasa perih karena Revan cukup lama menjalankan "kewajibannya". Nuraini kembali memejmkan matanya ketika kembali terdengar pintu kamar terbuka, Revan kembali dengan wajah lebih segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)
RandomCerita ini akan di hapus beberapa Part setelah lebaran. Pertemuan Revan dan Nuraini, pertemuan Cinta dari dunia yang sangat jauh berbeda, namun bahasa cinta mereka menyatukan setiap perbedaan antara Revan dan Nuraini... lika-liku cinta yang tak per...