Chapter 68

4.4K 199 123
                                    

Asalamualaikum.
Hmmm.. Dengan kebingungan yang haqiqi, nggak tahu kenapa berat menyelesaikan cerita ini. Makanya agak muter dulu. Dan minggu depan mungkin besok the Last.
Jangan lupa comment ya. Syukron

...................................................................

"Yang... Mau aku bacakan buku cerita tidak?" Ucap Revan sembari menatap dalam wajah teduh Nuraini.

"cerita apa... " Nuraini menelesak tidur berbantalkan dada bidang Revan.

"Ada... Cinderella, Snow White atau Princess Jasmin, mau yang mana?" Revan memberikan pilihan sembari menunjukan buku-buku cerita ditngannya.

"koq ceritanya anak kecil semua Mas..."

"bukunya kan gak cuma buat kamu Yang, buat anak kita juga nanti.. " ucap Revan kini beralih dari buku ke perut Nuraini yang semakin membesar.

"Owhh gitu... Ya udah kalau begitu bacakan buku yang menurut Mas bagus, aku ikut saja"

"Hmmm... Yang mana ya..." Revan memilih milah tiga buku yang ada ditangannya.

"Hmm.. Mas koq di pilih-pilih terus..." Ucap Nuraini sembari memperhatikan wajah Revan yang terlihat menggemaskan.

"ceritanya membosankan... Kita ganti saja ya dengan Ceritaku, mau?" tanya Revan, Nuraini hanya mengangguk.

"kalau gitu kamu pindah dulu ya tidurnya disamping Mas. Soalnya kisahnya agak sedikit romantis" Revan menggeser sedikit posisi tidurnya.

Nuraini bergeser dan tidur menghadap wajah tampan Revan. Keduanya saling bertatap penuh cinta, saling mengunci dan saling tenggelam dalam kehangatan cintanya masing-masing.

"ini mau cerita apa mau tatap-tatapan sama senyum-senyum gak jelas" ucap Nuraini sembari menatap wajah Revan yang baginya terlalu sempurna.

"iya ini baru mau cerita, sabar! Mas lagi mencari inspirasi diwajah kamu" ucap Revan dengan senyum termanisnya. Entah mengapa melihat Revan tersenyum hatinya terasa lumer, seperti ice cream yang lumer terpapar sinar matahari. Nuraini menatap wajah Revan yang kini sudah mulai berceloteh seperti anak kecil yang baru bisa berbicara, dan menggemaskan.

"malam itu hujan turun deras sekali. Pulang dari sebuah kerajaan seorang Pangeran tampan memacu kereta kencananya kencang sekali tanpa menyadari kalau ada seorang putri cantik berada didalam dibagasi"

"memang kereta kencana ada bagasinya?" celutuk Nuraini yang sukses membuat cerita Revan terhenti sesaat.

"ada-lah, kan kereta Kencana kekinian?" ucap Revan dengan mimik dan intonasi yang yang menggemaskan yang mau tidak mau membuat Nuraini tertawa geli melihatnya.

"sudah, dengarkan saja Mas bercerita"

"Iya maaf, aku diam...." Nuraini membuat gerakan mereseleting mulutnya. Revan mulai melanjutkan ceritanya.

"Ketika Itu pangeran melihat sang putri yang tertidur pulas sekali, dan paginya saat putri itu terbangun Sang Pangeran langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, tanpa kepura-puraan, atau hanya sekedar kasihan. tapi sang pangeran mencintai tuan putri yang begitu cantik dimatanya. Beberapa lama kemudian sang pangeran dan putri menikah... "

"Apa mereka berdua hidup bahagia..."
Tanya Nuraini penasaran, Revan tak menjawab Ia hanya diam sejenak memperhatikan wajah Nuraini.

"tidak! Mereka bukan tidak bahagia, tapi belum merasakan bahagia yang sesungguhnya. Karena setelah mereka menikah itu awal mereka menghadapi ujian cinta. Hingga pada suatu hari ada dua penyihir yang menghancurkan kebahagiaan mereka, sang putri dusir dan hilang entah kemana, sang pangeran mengerahkan seluruh prajuritnya untuk mencari keberadaan sang putri... Hampir gila pangeran karena sang... Pu... " Revan terdiam kembali, kali ini dia lebih lama dan dalam menatap manik mata teduh milik Nuraini.

MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang