Chapter 42 (almost End)

5.8K 172 26
                                    

"Tenanglah..." Ucap laki-laki itu, Nuraini merasakan ada gerakan dari laki-laki itu dalam kegelapan membuat Ia semakin ketakutan.

"Jangan mendekat... Menjauh dariku, pergi!" Ucap Nuraini masih histeris ketakutan, dengan cepat tangannya mencari saklar lampu. Begitu lampu kamar terang Ia terpaku melihat sosok tampan tersenyum kearahnya.

"Mas Revan" ucap Nuraini dengan nada tak percaya. Revan yang di panggil hanya tersenyum manis diikuti dengan anggukan kepala.

"Ini benar mas Revan kan, ini bukan mimpi kan" 

"Hmmm... Ini mas Revan"

"Tapi kenapa Mas Revan disini" ucap Nuraini dengan nada keterkejutannya.

"Aku sudah bilang kita sudah menikah..." Ucap Revan dengan senyuman meneduhkan.

"Menikah... Tapi Koq bisa, terus dimana A Farriq"

"Mendekatlah..." kata Revan menepuk kasur disampingnya. Nuraini mendekat dengan perlahan-lahan.

"tidak ingat sama sekali...?" Tanya Revan setelah Nuraini duduk disampingnya.

Flashback

"Ai.... Bangun Ai.." teriak Revan panik, Nuraini mulai dikerumuni oleh Ibu-ibu yang ada disekitarnya.

"Mas Revan...." Ucap Nuraini setengah sadar.

"Iya, ini aku... Ini Mas..."

"Tolong ambilkan minyak angin..." Ucap Revan, seorang gadis menyodorkan botol kecil minyak telon. Revan menghirupkannya kehidung Nuraini.

"Ayo, kita pindah kedalam..." Ucap Revan sembari mengulurkan tangannya namun ditolak halus oleh Nuraini.

"Bu, tolong..." Ucap Revan pada Ibu-ibu yang masih mengerumuninya. Beberapa ibu-ibu memapah tubuh kecil Nuraini yang lemas seperti tak bertulang.

"Tu...nggu.." suara Parau seseorang menghentikan langkah Nuraini. Nuraini membalikan badannya dilihatnya Farriq yang babak belur dan berdarah-darah ditubuhnya.

"Tunggu sebentar saja..." Farriq semakin mendekati Nuraini dengan menyeret tubuhnya perlahan-lahan.

"Aku tidak pernah berkata kalau aku akan menjualmu, memang pada awalnya aku itu tujuanku, karena kamu telah mencederai Om dengan botol... tapi seiring berjalannya waktu aku merasakan ada hal yang lain dari dirimu... Aku mencintaimu Nur, aku mencintaimu, untuk itulah aku berusaha membunuh Revan, agar aku bisa mendapatkan kamu seutuhnya... Tapi tetap saja, kalau pun aku mendapatkanmu tapi hati kamu selalu untuk Revan, aku tidak meminta kamu untuk memanfkan ku, aku hanya ingin tahu kalau aku mencintaimu.." ucap Farriq dengan setetes air mata sebelum dia tergelak tak sadarkan diri. Begitu pun Nuraini Ia kembali jatuh pingsan.

Flashback Of.

"Kamu ingat sekarang?" Tanya Revan sesaat setelah mengakhiri ceritanya.

"Sedikit...!" Jawab Nuraini dengan senyum kering.

"Minum dulu..." Revan memberikan segelas air putih diatas meja belajar Nuraini yang sudah lapuk.

"Kita benar-benar sudah menikah"  Nuraini kembali menanyakan perihal statusnya.

"Kamu mau bukti apa kalau kita sudah menikah" tantang Revan.

"Hah, begini saja..." Tiba-tiba tangan Revan menangkup kedua pipi Nuraini sehingga menghadapkan kepala Nuraini lurus kearahnya. Kedua pandang mata mereka bertemu, menatap dan tenggelam dalam sorot mata masing-masing, perlahan-lahan wajah Revan mendekat dan mencium kening Nuraini dalam-dalam, seakan menyalurkan segala cinta yang Ia punya untuk Nuraini, sementara Nuraini hanya memejamkan matanya dengan air mata meluruh dikedua pipinya.

MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang