Bingung sih mau ng-end-in ini cerita, belum nemu ending yang gereget.
Ya semoga masih diterima dgn baik.
Besok Insyallah lebih "Jleb"
Selamat membaca ya.
..................................................................Revan melajukan mobilnya ditengah malam buta, Ia tidak tahu kemana dan harus seperti apa, yang jelas Ia ingin pergi sejauh mungkin, sejauh yang Ia bisa, berharap matanya tak lagi menangis, berharap kepalanya tak lagi mengingat wajah Nuraini untuk sesaat, karena Ia percaya bahwa Nuraini adalah jodohnya, dan pasti akan kembali padanya suatu saat nanti, tapi semakin Ia bersikeras melupakannya maka wajah, bahkan sampai tawanya serasa terdengar ditelinganya.
"Aku harus bagaimana, diam atau mencari... Aku bingung Ya Allah, apakah aku harus berpisah dengannya untuk selamanya, apakah aku terlalu egois menginginkannya. Jujur saja ya Rabb aku tidak sanggup melepaskannya, aku tidak bisa..." Revan terdiam memandangi jalanan yang hampir sepi.
Hampir setiap malam seperti ini, keluyuran tanpa arah dan tujuan yang jelas, beruntung hatinya menolak untuk masuk diskotik. Ia kembali melajukan mobilnya, mengelilingi kota jakarta.
Sampai tak terasa waktu menunjukan Jam empat subuh, Ia menepikan mobilnya disuatu mushola, Terlihat beberpa jamah sudah ada yang datang, Ia bergegas berwudhu duduk bersila menghadap kiblat, rasa kantuk menyergap matanya tiba-tiba, beberapa kali Ia berusaha menyingkirkan rasa kantuk yang semakin menghebat. untuk menghilangkan rasa kantuk Ia membuka mushaf dan memilih surat secara acak, dia membaca surat Al Isra, yaitu surat yang mengisahkan perjalanan nabi Muhammad SAW pada malam hari untuk menemui Allah Ajja Wazala dari masjidil Haram di mekah sampai menuju Masjidil Aqsha dimadinah hingga Allah hadiahkan kado teristimewa untuk umat manusia, yaitu Sholat lima waktu. entahlah, perjalanan malam membuatnya teringat pada dirinya sendiri walaupun amat sangat jauh bahkan tidak bisa dibandingkan dengan kisah Rasulullah kekasih Allah. Perjalanan malam yang dia lakukan tidak merta begitu saja Ia lakukan, Ia berarap TakdirNya mempertemukan Dia dengan istrinya, dengan Nuraini.
Revan berakhir pada ayat tujuh puluh delapan, dia baca sekilas terjemahan surat al-Isra itu. "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat. Ia tersenyum dengan mata berkaca-kaca, bagaimana tidak sebelum mereka berpisah lima bulan yang lalu Nuraini pernah memberitahunya bahwa setiap kali ita berdoa pada waktu sepertiga malam dan sibuh akan ada banyak sekali malaikat yang mengaminkan.
"ya Allah dengan jutaan MalaikatMu yang menyaksikan doa lirihku, dengarkan lah doa sederhana dari hambaMu yang hina ini, engkau maha tahu, engkau maha melihat, engkau maha mendengar. Seluruh doa telah kupanjatkan, seluruh ikhtiar telah kuupayakan, maka aku serahkan segalanya padamu ya Allah, aku serahkan urusan dunia dan akhiratku padaMu, aku yakin dan percaya tiada yang kebetulan di Dunia ini, pertemuanku dengan Nuraini telah engkau rencanakan, perpisahan dengan dia pun telah engkau rencanakan. Maka hari ini, saat ini detik ini aku pasrah Ya Rabb akan semua takdir yang aku jalani, jika diantara kami harus berpisah maka pisahkan kami dengan cara terbaikMu. Pertemukan aku dengannya Ingin kujelaskan semua isi hatiku bahawa aku mencintainya tanpa sedikit pun keraguan apalagi kepura-puraan. Setelah itu biarkan kami berpisah dengan cara terbaik bagimu, hamba pasrah, hamba berserah diri padaMu, jika kami masih engkau perkenanankan bersama maka pertemukan kami dengan caraMu Ya Rabb, meski tidak hari ini, kuharap disuatu hari mendatang. Aamiin.." ucap Revan, air matanya jatuh perlahan lalu menetes diatas mushaf yang sejak tadi sigenggamannya dengan erat.
"Asalamualaikum... " seseorang menepuk punggung Revan pelan. Revan yang terkejut langsung menghapus jejak-jejak air matanya.
"akh Iya Walaikumsalam... Ada yang perlu dibantu mas? " tanya Revan memasang wajah ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)
RandomCerita ini akan di hapus beberapa Part setelah lebaran. Pertemuan Revan dan Nuraini, pertemuan Cinta dari dunia yang sangat jauh berbeda, namun bahasa cinta mereka menyatukan setiap perbedaan antara Revan dan Nuraini... lika-liku cinta yang tak per...