Chapter 53

4.5K 183 32
                                    

"Ternyata kamu menikahiku hanya karena kasihan bukan karena cinta, aku kira yang kamu lakukan kepadaku adalah Cinta. Terus apa yang aku rasakan selama ini, terus apa arti dari pernikahan ini... Apa arti sikap lemah lembutmu padaku, Mas" Ucapnya. Tulang kaki yang menopang tubuhnya seolah diperotoli satu-persatu hingga tidak bisa menahan bobot berat badannya lagi, Ia perlahan meluruh dilantai kamar mandi.

"Allah....." ucap Nuraini, sekuat tenaga Ia menahan agar tangisnya tidak semakin jelas terdengar.

Dia tidak mau terlihat semakin lemah dihadapan Revan atau keluargnya yang lain. Biar dinding kamar mandi, cermin dan sulurh barang yang ada didalamnya sebagai saksi bisu dan Allah tentunya bahwa hatinya benar-benar remuk redam mendengar bahwa Revan tidak pernah mencintainya melainkan hanya sebatas kasihan dan tak ada yang lebih menyakitkan daripada itu.

Selang beberapa menit akhirnya Nuraini keluar dari kamar mandi. Ia duduk kembali disamping Nita setelah mengambil Al-Quran disebuah rak.

Nuraini kembali meletakan tangannya diatas perut Nita. Ada gerakan kecil disana. Ia tersenyum bahagia dengan mata berkaca-kaca.

"kapan aku bisa merasakan nikmatnya mengandung dan jadi ibu" tanyanya pada diri sendiri.

"mudah-mudahan Allah segera menyegerakannya untuk kalian " ucap Nita sembari meletakan tangannya diatas tangan Nuraini.

"amiin.... " Jawab suara seseorang bersamaan. Yakni suara Felisha dan Marwah. Felisha langsung memeluk manja Nuraini.

"Dek, katanya tadi pulang ke Villa keluargamu" Tanya Nuraini Pada Felisha.

"Cuma nganter papa sama mama Kak, aku kangen sama kakak. Karena aku sekarang sibuk skripsi jadi gak punya waktu lebih buat ketemu kakak. Lagian Villaku kan gak jauh dari sini, pulang juga cuma sepuluh menitan" ucap Felisha masuh manja memeluk Nuraini dari belakang.

"Fel, jangan gitu nanti aku ikutan loh jadi kak Nur gak ngaji-ngaji" ucap Marwah dengan nada dibuat seperti cemburu. Felisha dan Nuraini hanya tersenyum.

"ya sudah dari pada kalian ributin ka Nur kalian, mending dengerin ngaji ya, tapi sebelum kamu mengaji Aunti mau tanya. Nur tahu nggak kenapa Aunti suruh Nur baca surah Maryam."

"tahu Aunti... "

"tapi Nur tahu nggak ada satu ayat yang membuat Aunti jatuh cinta sama surah Maryam"

"apa Aunti... ?" tanya Nuraini penuh penasaran.

"kamu bacakan nanti juga kamu akan tahu bagian mana Aunti jatuh cinta pada surah ini" ucap Nita seperti memberi kode Agar Nuraini segera mengaji untuknya.

Nuraini yang faham langsung membuka surah Maryam untuk dibacanya.
Suara Nuraini mengalun syahdu, perlahan namun pasti bacaan tartil Nuraini membuat Felisha dan Marwah tertidur, Nita masih terus berjuang membuka matanya walaupun matanya sudah memerah karena rasa kantuk yang sejak tadi ditahannya.

"kalau Aunti ngantuk tidur saja... In sha Allah Nur akan ngaji sampai selesai"

"maaf ya Nur, aunti udah ngantuk berat. Kalau Nur gak kuat ngantuk tidur saja" pesan Nita sebelum matanya benar-benar terpejam.

Air mata yang sejak tadi Ia tahan akhirnya mengalir deras dikedua pipinya, isaknya terdengar pilu ditengah alunan surah Maryam yang sedang Ia baca.

"Ya Rabb aku tidak pernah kecewa berdoa kepadaMu maka dengarlah doa hamba yang dhoif ini.... Jika hamba dalam kelalaian maka tegur hamba dengan caraMu yang terbaik. Jika hamba berputus asa maka kuatkan hamba, agar hamba senantiasa berprasangka baik kepadaMu, sungguh Engkau Rabbi tempat terbaikku untuk berkeluh kesah. Apa pun yang terbaik untukku kuserahkan segalanya padaMu" Doa Nuraini sembari menutup lalu mencium mushaf kemudian meletakan ketempat dimana Ia mengambilnya.

MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang