Chapter 56

4.4K 179 19
                                    

...Asalamualikum...
Mohon maaf lama sekali, banyak accident yg terjadi dari tidak disavenya part ini, sampai lagi sibuk-sibuknya ngisi Raport anak-anak, jadi ya begini seadanya. Kalau tulisan ini layak Baca, Tinggalkan bintang, coment kalau bisa share. Jangan lupa Follow juga ya.. Haturnuhun. Selamat membaca. 😍😍😍😍

Bakda isya Revan baru sampai dirumahnya, gerimis tipis menemani laju mobilnya semenjak kepulagnnya dari Restaurant Itali. Revan bergegas membawa makanan yang dipesan oleh Nuraini kemeja makan. Rumah nampak sepi seperti tak berpenghuni. Tiba-tiba semua gambar tentang dirinya bermunculan dengan jelas, seperti sebuah Tv plasma yang memutar kehidupannya dimasa lalu.

Perlahan tapi pasti, satu demi satu ingatannya bermunculan beberapa tahun silam, ingatan yang kadang membuatnya menangis tertahan saat sendiri, betapa jahiliyahnya dia dimasa itu, betapa hampanya hidup yang dia jalani kala itu, rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman baginya menjadi neraka karena tak Ia dapati ketenangan, kenyamanan dan kehampaan.

Semua merubahnya menjadi pribadi yang tempramental dan hampir puluhan wanita malam pernah menjadi cinta semalamnya. Air matanya menetes begitu saja seolah meretuki kebodohannya. Ia pandangi rumahnya yang besar nan mewah, dulu begitu terasa sepi tidak ada orang yang menunggu dia pulang atau ditunggu pulang.

Semua terasa hampa, bahkan hening teramat hening malah. dan apa yang dia rasakan seketika itu hilang hanya dengan kedatangan seorang Nuraini yang merubah tabiat buruknya. Sungguh gadis yang kini menjadi isterinya adalah anugerah yang tak bisa Revan tukar dengan apapun, jangankan swngan segala yang dia miliki saat ini, bertukar nyawa pun dia mau hanya untuk melihat dia bahagia, kalau bahagia terlalu berlebihan segaris senyum diwajahnya sudah lebih dari cukup untuknya.

Mata Revan menangkap sepucuk surat diatas penutup Nasi. Matanya memincing seolah mencium hal yang tidak beres. dengan diliputi rasa penasaran Ia dengan tergesa membuka isi surat itu.

"Asalamualikum sayang.
Kalau mas sudah datang, mandi dikamar mandi kamarku dulu ya, bajunya sudah aku siapkan. Setelah itu aku menunggu dikamar.

Isterimu
Nuraini.

Entah kenapa membaca surat cinta dari Nuraini wajah Revan bersemu merah, walau ada pertanyaan kenapa Nuraini memintanya untuk mandi dikamar mandi kamarnya dulu, tapi masa bodohlah yang penting mandi lalu secepatnya menemui isterinya yang sangat dia rindukan sejak pagi.

Revan bersenandung kecil, menandakan kebahagiaan tengah meliputi semua dinding hatinya. Setelah tiba dikamar ia melihat setelan pakaian Koko, kopiah yang dan sarung yang pertama kali Nuraini belikan dulu saat dia baru tiba dirumahnya. Revan tersenyum lalu bergegas memasuki kamar mandi lalu mengguyur seluruh tubuhnya dengan air hangat untuk merilekan seluruh sarafnya yang terasa tegang. Sejurus kemudian Revan selesai, wajahnya terlihat lebih segar dari sebelumnya, Ia mengenakan busana pakaian yang telah disiapkan Nuraini.

"Saatnya ketemu isteriku, aku sudah rindu dengan senyumannya" Ucap Revan sembari membenamkan kopiah diatas kepalanya yang dimahkotai rambut hitam hitam legamnya.

Setelah dirasa rapih Revan keluar kamar dan melangkah menuju lantai atas. Tapi sebelum tapak kakinya menapaki kakinya diatas anak tangga matanya tak sengaja melihat photo pernikahannya yang tak berada ditempatinya. Ia berbelok menuju tempat dimana photo yang biasa tergantung megah diruangn besar itu dan hampir beberapa figura kecil hilang tidak ada pada tempatnya.

"kemana Photo-photonya" ucap Revan sembari menuju kepenjuru ruangan.

"Yang..... " panggil Revan setengah berteriak sembari berlari kecil menuju kamar diamana Nuraini berada.

MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang