Chapter 54

4.2K 191 38
                                    

Asalamualikum... Reader Ai-Revan, bagaimana yang ini. Nyambung apa nggak.. Please Comment ya.. Hatur nuhun.

Revan merasakan aura kecanggungan diantara meraka, Ia tidak tahu entah kenapa Nuraini seakan menjauhi dan mendiamkanya. Revan menghidupkan Dvd mobilnya, terdengarlah musik dari salah satu group gambus yang sedang terkenal-terkenalnya di seantero Indonesia.

Namun tak ada perubahan yang terjadi di raut wajah Nuraini. Ia hanya memandangi luar mobil seolah sedang menghitung mobil yang berlalu lalang.
Pukul sebelas siang mereka sudah berada Russ jalan jakarta yang sudah macet, Revan dengan gesit menyalip kenadaraan dihadapannya. Hampir setengah jam berjuang melawan kemacetan akhirnya terbebas juga.

"Yang, mau shalat dimana bentar lagi duhur loh" ucap Revan sembari fokus pada kemudinya.

"terus mau makan dimana kita... " ucap Revan Lagi kini menolehkan pandangannya pada Nuraini karena merasa tidak dijawab.

"Yang...! " ucap Revan sembari menggengam tangan Nuraini.

"akhh... Iya Mas, kenapa? " tanya Nuraini dengan nada terkejut.

"aku tanya kamu mau makan apa? "

"aku terserah Mas saja..."

"Yang.... Kamu kenapa seperti mendiamkan aku, apa aku punya salah sama kamu? "

"kata siapa aku mendiamkan Mas, perasaan Mas saja mungkin"

"tapi... "

"Mas kita lagi macet-macetan, mas capek kan sudah yah pertanyaannya simpan untuk dirumah saja, aku lagi malas ngobrol"

"ya sudah Maafin mas ya... " ucap Revan sembari mengelus sayang pucuk kepala Nuraini.

"kamu capek ya, sini sandaran di bahu Mas" ucap Revan menarik kepala Nuraini kepundaknya. Namun ditolak oleh Nuraini. "tidak usah, Mas pasti capek.."

"tidak pa-apa, Mas selalu kuat koq buat kamu" lanjut Revan dengan senyum termanisnya. Namun sepertinya senyuman itu tidak berefek lagi untuk Nuraini. Untui hati yng tengah terluka maka dari itu Ia lebih memilih bersandar pada kaca disampingnya. Revan hanya mengangkat bahunya tidak mengerti dengan sikap isterinya itu.

"jadi mau makan sama shalat dimana? " Revan mengulangi pertanyaannya.

"dirumah saja Mas... "

"ya sudah kalau maunya kamu begitu, Yang"

"aku benci sikap manisnmu sekarang, hatiku sakit sekali seakan kamu sudah sangat berhasil membohongiku selama ini. Apa salahku kamu melakukan ini. Aku bukan pengemis yang meminta dibelas kasihani, aku... Aku benci dengan ketidakberdayaanku saat ini" gumam Nuraini dalam hati, Ia lalu mendesah dengan sangat berat.

"satu bulan, satu bulan aku harus menggugat ceraimu, hal yang sama sekali tidak ingin aku lakukan tapi... " lanjutnya lagi sembari meraba pipinya yang seperti terasa masih sangat panas bekas tamparan Bu Haliza. Lalu menatap dalam-dalam wajah Revan yang terlihat lelah.

"ada apa Yang, kamu memperhatikanku sebegitunya, apa ada yang salah dengan wajahku" tanya Revan yang ternyata memperhatikan Nuraini dengan ekor matanya.

"tidak, tidak ada apa-apa. Mas nanti malam mau kemana" tanya Nuraini.

"hmm... Mau pergi ketempat yang jauh dan nyaman sama isteriku ini" ucap Revan dengan nada bercanda.

"aku serius Mas mau kemana malam ini" tanya Nuraini.

"hari ini Mas mau chek Tender baru perusahan kita, sudah sejauh mana persiapannya. Doain tembus ya Yang" jawab Revan jujur.

MEMINANGMU (Tersedia Dalam Bentuk Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang