Dear You #Ch. 09

2.3K 212 23
                                    

Hampir selama dua minggu ini Kevin nyaris seperti orang yang kehilangan kewarasannya, entah sudah berapa tempat yang ia datangi hanya demi mendapatkan sesuatu yang ia butuhkan. Tapi hasilnya? Justru semakin membuat ia kacau. Jangan lupakan juga bagaimana dengan bunga - bunga yang selalu ia kirimkan itu, kini malah menumpuk diruang tamunya yang bisa dikatakan hampir seperti toko bunga, mungkin?

Ibu jari Kevin kembali bergerak diatas touchscreen ditangannya dengan menekan beberapa angka yang ia tuju dan menempelkannya ditelinga. Lagi, wajah tampannya kembali menunjukkan kekecewaan ketika kicauan operator yang memuakkan itu harus terus menerus ia dengar. Jika akhirnya akan seperti ini, sebaiknya aku tak pernah mengatakan isi hatiku padamu, Mila.

Kevin menyugar rambutnya dengan kasar dengan tatapan kosong kedepan, lebih tepatnya kini ia tengah menatapi puluhan rangkaian bunga dihadapannya yang seharusnya sekarang berada ditangan bidadari cantiknya. Louisa Mila Calysta.

Lagi, ia tersenyum getir merasakan kekecewaan yang harus ia dapat dari pernyataannya saat itu, dan Mila kini tengah berusaha menghindarinya karena mungkin memang Mila tak akan pernah bisa untuk mengkhianati suaminya. Bodohnya Kevin yang merasa jika cintanya akan berbalas, kau salah besar Kevin Andreas! Harusnya ia bisa sedikit bersabar akan perasaannya bukan seperti sekarang yang justru membuat dirinya harus kehilangan sebelum sempat memiliki.

"Apa begini caramu memperjuangkan cinta, heum?" pertanyaan lantang itu menyentak gendang telinga Kevin hingga harus menariknya secara paksa dari lamunan panjang yang telak membuat dirinya menelan pil pahit. Sungguh tragis!

Kevin hanya melirik sekilas tanpa ingin menyahuti pertanyaan pria yang duduk disalah satu single sofa disampingnya kini, membuat pria itu mendengus tak terima. Ya Tuhan, sikap Kevin sungguh membuat pria ini ingin melemparnya ke sungai amazon. Silahkan ia di mangsa oleh para anaconda lapar, aku tidak perduli.

"Aku rasa Mila akan berpikir seribu kali tentang perasaanmu terhadapnya, jika melihat kau seburuk ini Kevin!", ucap Galang jengah.

Kevin berdecak malas, disaat seperti ini mengapa Galang justru semakin menjatuhkan mood-nya hingga kepermukaan paling dasar. Beruntung Kevin masih menganggapnya, jika tidak? Oh, aku mutilasi sekarang juga.

Dan tadi dia bilang apa? Aku Buruk?! Yang benar saja, apa tidak sebaliknya? Handsome and the beast, yah bisa saja begitu.

"Sialnya, mungkin Mila tak akan pernah bisa melihat jika aku memang sudah sangat buruk saat ini", jawab Kevin sekenanya dan sukses membuat Galang memicingkan matanya kearah Kevin. Jangan bilang jika pria tampan tapi bodoh dihadapannya ini tengah menyerah sebelum berperang.

Rasanya sangat tidak realistis memang ketika belum berada pada titik untuk berjuang seseorang sudah membuat dirinya menyerah secara sepihak. Sedang Galang sendiri bisa melihat cinta yang begitu besar dimata Kevin, bagaimana ia tersiksa saat cintanya tak bisa ia raih.

Dan aku tidak bisa melihat ini secara berlarut sebab akan semakin menambah kesalahanku jika sampai pada akhirnya mereka tak pernah bisa bersatu.

"Jangan pernah menghakimi diri sendiri akan keburukan yang bisa saja itu menjadi kesempurnaan dimata orang lain", Mila membutuhkan kamu, Vin. Lanjut Galang dalam hati yang tentu tak akan didengar oleh Kevin yang kini mengernyitkan dahinya menatap Galang bingung.

***

Mungkin sedikit gila, tapi lebih gila lagi jika sampai Kevin tak pernah bisa untuk menemui Bidadarinya. Bukan itu yang dirinya mau! Sedan sport hitam milik Kevin sudah berhenti didepan rumah mewah bergaya eropa klasik itu. Mungkin bukan kali pertama untuk ia tahu rumah ini, tapi jika memasukinya? Tentu dengan banyak pertimbangan dan berbagai hal yang harus ia pikirkan terlebih dahulu sebelum akhirnya berhadapan dengan sang pemilik rumah tersebut.

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang