Happy reading, guys! I hope you like it.....
____
"Singkirkan pikiran bodohmu itu!"
Galang melangkah mendekati Adam yang masih menggoda wanita berambut panjang itu, ia berusaha tidak menunjukkan emosinya dibalik kalimat yang baru saja ia ucapkan.
Refleks dengan segera Mila membalik tubuhnya dengan suasana hati yang tentunya tidak bisa ditakar oleh siapa pun. Demi tuhan, ia senang jika sekarang di gudang sialan ini tak ada hanya dirinya dan Adam saja. Tapi juga ada orang lain, Galang dan....
"Apa aku datang terlmabat?"
Suara berat itu bergema dipendengaran Mila saat dengan cepat matanya menangkap sosok lain yang begitu ia rindukan. Mungkin wanita ini akan mengutuk dirinya sendiri jika tetap akan bersikap biasa pada aroma yang teramat dikenalnya. Dan berada dalam dekapan tubuh pria tegap ini adalah keinginan terakhirnya saat ini.
"Aku percaya kau akan selalu menepati janjimu, Dear"
"Cukup sekali saja terlibat dalam drama : kakak – beradik itu, Angel" Kevin terkekeh dan mendaratkan kecupan di pelipis Mila ringan, "Apa dia melukaimu, heum?"
Mila menatap lekat Kevin dengan kedua tangan yang ia biarkan memeluk pinggang lelaki itu. Hanya menggelengkan kepala ringan sebagai jawaban, entahlah lehernya begitu tercekat untuk mengeluarkan kalimat singkat saja. Bahkan, dari perubahan raut wajah Kevin yang memandangnya Mila sangat yakin pria itu bisa melihat matanya yang memerah dan berkaca – kaca.
"Hei what's wrong with you, Angel?"Tangan Kevin terulur menangkup wajah Mila dengan lembut dimana ibu jarinya bergerak mengusap air mata Mila yang mulai menuruni pipinya.
Dilain sisi, mendengar kecemasan itu tubuh Adam langsung kaku. Ia bisa melihat bagaimana isakan Mila semakin menjadi didalam dekapan tubuh kekar Kevin saat ini. Yang entah mengapa itu malah – seakan membuat hatinya diremas oleh tangan tak kasat mata. Perlahan – lahan raungan dalam hatinya menguak begitu saja.
Yang digantikan suara lainnya, Galang berkata "Aku harap kau tidak membuat kesalahan yang hanya membangkitkan kemarahan Kevin" bisik Galang yang tak menggerakan bibirnya sama sekali dengan arah pandangan tetap pada dua orang dihadapannya.
Sudut mata Adam menangkap raut menyebalkan Galang, tersenyum miring lelaki itu menjawab santai "Seperti keledai yang jatuh dilubang yang sama?" ucapnya sarkas tanpa berniat menatap Galang sama sekali. Seperti didepan mereka adalah pemandangan yang sayang dilewatkan.
Mengartikan ucapan Adam barusan, Galang merasa jika Adam sudah bersikap gantelman untuk bisa memperbaiki setiap kesalahan yang diperbuatnya. Walau ia sendiri merasa jijik harus telibat dalam drama menyebalkan ini.
Tapi ketika sudah menyangkut urusan orang yang sangat berarti dalam hidup, jangan tanyakan berulang kali hal terbodoh atau mematikan sekalipun pasti rela dilakukan.
"Tidak seperti ini yang aku inginkan, Vin. Mencintaiku.... bukan untuk menjadikanmu bergelung dengan duka... begini saja sudah sangat sukses membuatku merasa jadi wanita yang paling tidak berguna.."
Mila berusaha mengatur nafasnya berulang kali, membungkam bibirnya sediri dengan telapak tangan yang kian tak bisa mereda. Itu terjadi ketika tangan Kevin terus saja seakan menyalurkan kehangatan melalui usapan penuh kasih sayang dipunggungnya.
Dengan begini, terlihat jelas – siapan yang selalu ada disaat kau berada dalam kesusahan, heum?
Dengan rasa bersalah yang tak bisa ditutupi, Kevin menarik nafas dan berkata pada Mila, namun sebelumnya lelaki itu memberi jarak diantara mereka dan mengangkat dagu Mila dengan ibu jari dan telunjuknya yang saling menjapit.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
FanfictionCinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan? -Louisa Mila Calysta - Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...