DEAR YOU #CH. 64

937 73 12
                                    

HOLAAA!!!
AKHIRNYA BISA UPDATE
MR & MRS. ANDREAS
.
.
.
HAPPY READING GAESSS!
HOPE U LIKE IT
.
.
.
JANGAN LUPA BINTANG DI POJOK KIRI BAWAH
.
.
♠♠

EMELLY melambaikan tangan pada Kevin dan Mila. Alona sudah datang menjemput kembali putrinya sejak tiga puluh menit lalu. Dan selama tiga puluh menit itu pula, Mila gelisah. Berharap saudara sepupu suaminya itu lekas membawa Elly pergi dari kamar ini. Tidak ada yang salah bukan untuk itu? Kevin suaminya, ingin ia bermanja hingga tak ingat waktu pun tidak ada yang melarang.

Tapi nampkanya keinginan Mila tidak sejalan dengan apa yang terjadi, Alona masih sibuk berbincang dengan Kevin – entah apa yang mereka perbicangkan. Hanya sedikit kata yang bisa Mila tangkap ketika nama Adam jadi singgungan Alona. Bisa di lihat bagaimana wajah tidak suka Kevin saat ini.

"Ingat pesan Daddy dan Mommy, sayang. Sini cium dulu." Mila berlutut, mencium pipi gembul Emelly dengan sayang. Dengan penuh semangat, Emelly membalas kecupan di kedua pipi Mila.

"Mommy dan Daddy kapan main ke rumah, Elly kangen."

"Nanti sayang, setelah pekerjaan Daddy selesai." Potong Kevin cepat. Diikuti kecupan singkat di puncak kepala gadis itu. Ketika menyudahi perbincangannya Kevin ikut bergabung dengan Mila dan Elly.

Tubuh Emelly melonjak senang, langsung menggandeng tangan Alona.

"Ayo Mama, kita pergi sekarang. Elly mau rajin kursus sekarang biar nanti papa dan mama bisa menonton pertunjukkan ballet Elly yang luar biasa." Celotehan gadis itu terus bergulir hingga mereka meninggalkan kamar. Sayup terdengar Emelly mengutarakan kegembiraannya manakala ia akan mendapatkan adik baru dari Mommy–yang dicintainya, Mila.

Mila tersenyum seraya mengusap sudut mata. Kalimat Emelly membuat ia juga turut merasakan kebahagiaan yang sama. Namun kebahagiaan semu.

Keinginan Kevin membuat pria itu berkata seakan semua telah terjadi. Sementara keadaan belum sepenuhnya mendukung, Mila hanya berdoa impian sang suami bisa segera terwujud dengan begitu kebahagiaan keluarga kecil mereka bukan lagi menjadi sesuatu yang semu.

Kedua ibu dan anak itu sudah benar menghilang. Tak ingin membuang waktu Mila segera menutup pintu kamarnya.

Punggungnya bersandar pada pintu. Menatap kevin dalam seraya menggigit telunjuk, tersenyum penuh arti. Perlahan ia mendekat ke arah Kevin, hanya beberapa detik saja tapi pria itu sudah di sibukkan dengan poselnya.

"Siapa?" tanya Mila begitu Kevin mengakhiri percakapannya di telepon. Tangannya sudah melingkar manja di lengan Kevin.

"Dave..."

Mila hanya ber-o ria, tidak penting siapa yang menghubungi suaminya. Sekarang ia hanya ingin Kevin hanya menatapnya. Ayolah, Dear! Kenapa justru setelah kepergian Alona dan putrinya kau malah sibuk dengan kertas-kertas sialan itu.

Mila melepaskan rangkulannya di lengan Kevin, duduk di tepian ranjang dengan sedikit menahan kekesalan.

"Angel nanti jika butuh sesuatu kamu bisa panggil Bi Asih ya. Istirahat yang cukup jangan banyak bergerak dulu."

Aku butuhnya kamu, Dear. Sekarang tanpa istirahat di atas ranjang!

Sial! Ingin sekali Mila meneriakkan kalimat itu. Namun urung dia lakukan begitu melihat Kevin malah duduk di depan meja dan membuka laptopnya.

Mila beringsut dari tempat tidur. Berjalan mendekat ke arah Kevin, menarik salah satu kursi kosong lantas menempatinya.

"Ada beberapa point harus di revisi dalam perjanjian ini, karena Dave bilang client meminta perubahan nominal yang tidak wajar. Menyebalkan sekali..."

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang