"Kau seharusnya tidak perlu bersusah payah untuk datang kemari. Aku yakin kau pasti punya banyak pekerjaan yang harus kau lakukan daripada harus mengurusi hal yang tidak penting" Kevin berkata.
Adam terkekeh pelan. "Apa kau lupa jika kantor ku berada disatu gedung yang sama denganmu? Atau ingin aku bantu ingatkan bagaimana sebulan yang lalu kau memutuskan untuk tidak menarik seluruh sahammu dan tetap membiarkan aku bekerja disini?"
Lelaki itu kembali melirik Kevin sembari menunjukkan senyum miringnya. "Well, nampaknya kau memang tidak mengingatnya sama sekali, dude" Mengabaikan tatapan Kevin yang kian menajam, Adam memperkecil jarak diantara keduanya dan berdiri tepat disamping Kevin dengan arah pandang yang saling membelakangi.
"Semua sudah berakhir... Itu tepat saat dimana Mila sudah memutuskan pilihannya" ucap Adam lagi sembari memberi tepukan pelan pada bahu Kevin. Tapi siapa sangka jika reaksi itu justru dihadiahi Kevin dengan pukulan telak pada bagian wajah Adam.
"Aku pikir setelah semua yang terjadi kau akan berubah menjadi lelaki yang bertanggung jawab" berdecih sinis Kevin kembali berkata, "Tirakatmu tak pernah benar – benar mencintai Alona, aku menyesali keputusanku jika pada akhirnya kau akan kembali menjelma menjadi srigala menyeramkan Adam Gunawan" suara Kevin yang hampir menyerupai geraman itu sudah cukup membuat Adam merasa dalam kemenangan yang sesungguhnya.
Lelaki seperti Kevin sangat tidak bisa menyembunyikan emosinya walau ia tengah berusaha setenang mungkin sejak beberapa saat lalu. Toh pada akhirnya ketenangan itu akan berubah menjadi boomerang baginya yang mudah dibaca oleh musuhnya.
Bergerak mengusap sudut bibirnya yang sedikit membengkak, Adam tetap tak mengubah keputusannya untuk memancing emosi Kevin keluar lebih dari ini.
"Apa begini caramu melindungi orang yang kau sayangi? Melukai orang yang sangat dicintai oleh adiknya sendiri?" Itu suara Alona. Wanita itu berjalan menghampiri Adam dengan raut wajah khawatir begitu ia mengatakan perkataan yang sengaja ia tujukan kepada Kevin.
"Bersusah payah datang kemari hanya untuk membela lelaki bajingan ini? Alona kau benar – benar dibutakan oleh cinta..."
"Lantas apa bedanya dengan dirimu, Kevin?" tanya Alona langsung. "Apa bedanya dengan dirimu yang terus saja mempertahankan keyakinan pada Mila sementara ia sudah memiliki keputusannya sendiri?" Alona berkata-kata lagi, sengaja mengabaikan ucapan Kevin. Biar saja, sekali – kali lelaki ini harus merasakan bagaimana rasanya diabaikan, meskipun ini bukan hal yang pertama kali baginya.
"Are you okay, Babe?" Kevin cukup terkejut mendapati kelakuan Alona yang cenderung dingin terhadapnya. Alih – alih melihat kearahnya ia justru disibukkan dengan terus memeriksa seluruh bagian wajah Adam yang jika dilihat tak perlu mendapatkan penanganan sama sekali. Dulu saja, ia akan bersikap sangat peduli ketika Kevin melindunginya dari sikap arogan Adam yang tak jarang selalu menyakitinya.
Dan sekarang ketika Alona akan menoleh unutk menegur Kevin, lelaki itu telah bergerak menjauh dan pergi dengan amarah yang menguasai dirinya.
"Kau tidak akan kemana – mana Kevin" namun secepat itu juga tangan Alona mencekal lengan atas Kevin. Cepat atau lambat, Alona tahu jika dia harus mengatakan semuanya kepada Kevin dan berharap lelaki ini bisa mengerti. Tapi tidak secepat ini seharusnya, dimana Alona masih merasa jika Kevin malah semakin menjauh, keputusasaan Kevin membuat jurang dalam yang memisahkan keyakinan dan kesabaran itu terkikis dalam waktu yang lebih cepat.
Arah pandang Kevin beralih pada tangan Alona dilenganya dan menepisnya perlahan, "Kita berbeda Al... Jika kau sanggup untuk melihat seperti apa keputusan yang Adam ambil, maka tidak dengan diriku. Aku tidak akan membiarkan harga diriku hancur hanya demi mempertahankan seseorang yang jelas tak menginginkan keberadaanku lagi..."

KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
FanficCinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan? -Louisa Mila Calysta - Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...