DEAR YOU #CH. 48

1.4K 129 15
                                    

Dua hari kemudian, Mila tidak meninggalkan Indonesia, ia hanya berusaha menenangkan dirinya dan kembali ke rumah sakit karena Agatha telah menyuruhnya untuk memberikan sedikit perhatian terhadap beberapa laporan medis pasien yang tergeletak diatas meja kerjanya. 

"Salah satu Dokter magang yang berjaga di IGD membuat masalah. Kemarin pihak keluarga pasien meminta pertangggung jawaban rumah sakit karena ulahnya"

"Kekhawatiranku terjadi, Tha"

"Satu lagi, Dok. Pihak keluarga juga menolak untuk diselesaikan secara kekeluargaan. Dan menuntut Dokter Magang itu hingga ke meja hijau".

Mila membaca laporan tertulis dengan teliti, menutup berkas tersebut sebelum kembali menatap Agatha. "Jika tindakan yang ia lakukan berdampak pada menghilangkan nyawa orang lain aku rasa itu wajar dilakukan, Agatha".

Wanita itu menyandarkan punggungnya pada kursi kantoran miliknya tanpa melepaskan kontak mata kepada Agatha, "Seorang dokter yang menjadi tempat kontak pertama pasien dengan dokternya untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan sedapat mungkin, secara menyeluruh, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral."

"Mungkin itulah yang membawa seorang wanita mencari Anda"

Mila mengangkat alisnya seolah menunggu Agatha menyampaikan hal yang ingin disampaikan wanita itu. Namun sebelum Agatha menyampaikan sesuatu, pintu ruangan Mila terbuka dan menampilkan Galang masuk kedalam ruangan dengan gaya santai seperti biasanya.

Lelaki itu terlihat kebingungan, matanya menyipit kearah Mila karena menyadari sikap adik angkatnya itu yang sama sekali tidak bersahabat.

Galang berdiri dihadapan Mila dimana meja membatasi mereka, "Apa kau sekarang sedang berusaha menjadi seorang adik yang durhaka terhadap saudaranya, Mila?"

Mila tidak menjawab.

Wanita itu hanya mengatupkan matanya kearah Agatha sebagai isyarat agar meninggalkan ruangan Mila sekarang juga. Beruntung Agatha bisa langsung memahami maksud Mila yang kemudian mundur teratur meninggalkan mereka berdua, Mila dan Galang.

"Aku yakin, mama mengajarimu tata krama bagaimana caranya bertamu yang baik ke tempat orang" Mengalihkan pandangan ke arloji ditangannya Mila kembali berkata, "Dan sekarang adalah jam kerjaku..."

Galang tergelak, "Calm down, Baby. Mengapa kau jadi kaku seperti ini, eh? Kau masih marah padaku?"

Mila bangkit dan mengitari mejanya, ia memasukan kedua tangan kedalam saku jas, menutup matanya perlahan dan ketika membuka matanya lagi, mata cokelatnya sudah berubah.

"Kau keterlaluan, Galang. Sudah aku katakan untuk tidak menghakimi Kevin tapi apa yang kau lakukan? Kau justru menghajarnya, disaat kau tahu jika Kevin tidak akan mungkin membalas perbuatan jahatmu itu terhadapnya"

Mila murka. Katakanlah ia masih menyimpan kekesalan kepada suaminya. Namun bukan bearti mengetahui Galang sudah menghajarnya habis-habisan lantas ia menjadi tenang.

Justru kekhawatiran itu semakin bermunculan, mengetahui jika Kevin bukanlah orang yang protektif pada kesehatannya sendiri. Membayangkan wajah Kevin yang penuh lebam saat ini membuat Mila meringis sendiri.

"Mila, dia sudah mengkhianatimu! Sadar ataupun tidak, yang dia lakukan salah" Protes Galang terang-terangan. "Bahkan tanpa berniat untuk memperbaikinya ia lebih memilih untuk menghadiri pertemuan bisnisnya di New York, daripada harus mencarimu..." kali ini Galang berdecak tidak suka. Rahangnya terkatup rapat, dengan gurat emosi yang mulai mambayangi setiap tarikan wajahnya.

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang