Dear You #CH. 31

1.5K 123 9
                                    





****

Pemandangan yang Mila lihat sebelum ini seperti didramatisir oleh pemikirannya sendiri. Bagaimana tadi Kevin menggendongnya ala bridal style menuju kamar dan selanjutnya ia bisa merasakan tubuh mungilnya terhempas pelan diatas kasur empuk ini. Milasama sekali tidak bisa menahan erangannya ketika bibir Kevin menjamah bagian sensitifnya. Tidak hanya satu¸tapi hampir diseluruh titik kelemahan Mila sudah berhasil ditelusuri Kevin dengan bibir sensualnya. Panas, itulah reaksi tubuh Mila saat lidah Kevin membelai puncak dadanya yang menegang, bagaimana cara bibir lelaki ini melumat dan menghisapnya dengan ritme yang sudah tentu berhasil membuat tubuh Mila membusung merasakan sensasi panas disekujur tubuhnya.

Astaga, Mila benar - benar tidak tahu dari mana rasa ini datang, tetapi sungguh... Tanpa bisa Mila cegah, perbuatan Kevin seperti ini membuat hati Mila mengartikan jika memanghanya dirinya perempuan pertama yang merasakan kehangatan Kevin diatas kasur king size miliknya.

"Shall we?"

Suara serak Kevin kemudian menggema ditelinga Mila, dengan selanjutnya ia merasakan ada sesuatu yang menghisap cupingnya lembut. Kemudian merasakan sentuhan Kevin yang panas melalui kedua tangan lelaki itu yang menangkup wajahnya. Mila mengikuti nalurinya untuk mendongak, dan membalas ciuman Kevin. Pada akhirnya lelaki ini benar - benar mengalahkannya.

"Ehmm..." 

Sebuah lenguhan kecil meninggalkan bibir Mila. Sorot matanya semakin sayu. Barusan lelaki itu mengusap daerah intimnya dengan sangat lembut menggunakan jemarinya. Kilatan mata legam yang tidak pernah gagal menenggelamkan Mila ke dalam dasarnya itupun berkilat senang.

Merasa terperangkap. Mila memilih untuk tidak mengambil jalan mundur. Ia mengikuti instingnya menuntunnya ke puncak cerita yang akan segera ia saksikan dengan kesadarannya sendiri. Itu adalah saat - saat dimana Mila menyerahkan dirinya pada Kevin.

Tidak pernah sebelumnya ia mencintai seorang lelaki hingga sedalam yang pernah ia rasakan kepada Kevin. Seberapa pun itu memang salah, namun apa yang dirasakannya saat ini tak bisa mengingkari untuk dirinya memberikan apapun yang Kevin inginkan darinya. Begitu pun sebaliknya...

"Sejak kapan kau menjadi sangat basah?" 

Suara Kevin menyadarkan Mila dari kenikmatan yang sedang melintasi tubuhnya. Lelaki itu menggesekkan ujung hidunya dengan hidung Mila. Kedua mata mereka bertatapan dengan sangat dekat, dengan kilatan gelora cinta yang kian memuncak, serta desah napas mereka bergabung dalam satu irama napas yang sama. Mila tidak bisa memikirkan apa-apa lagi.

Mila mengerang lebih keras ketika Kevin menggerakan jemarinya lagi. Kali ini gerakan yang lebih dalam, dan menekan. Sebuah gerakan kecil yang dilakukan oleh jari Kevin, sudah menghasilkan efek luar biasa panas ditubuh Mila.

Kevin tersenyum miring dan berbisik dengan sangat pelan, "Do you want something, Angel?" Dan anggukan lemah yang diberikan wanita itu membuat tatapan Kevin menggelap dan kian menciptakan gerakan yang menggila dibalik celana dalam Mila.

"Just say it, Love!" 

Mila hampir berteriak kalau bukan karena Kevin membungkam bibirnya dengan ciuman dalam. Mila melengkungkan badannya, merasakan gerakan memutar dan mengusap dititik terlemahnya itu. Ia hampir tidak bisa memilih, mana yang lebih memabukkan. Ciuman lelaki itu? Atau permainan jarinya?

Astaga...Mila nyaris mendapatkan pelepasan hanya dengan permainan jari Kevin saja?

Mila mengalungkan kedua tangannya ke leher Kevin sambil memejamkan mata. Membiarkan indra perasa dan sentuhannya saja yang bekerja. Kemudian tangannya perlahan mengendur, dan turun meraba dada bidang Kevin, merasakan kerasnya otot-otot perut lelaki itu dari kain sweater yang halus, hingga sampai kepada sesuatu yang menggembung dibalik celana training yang masih membungkusnya.

Napas Kevin tercekat saat merasakan sentuhan lembut jemari Mila yang menyentuh miliknya. Tangan Mila yang terasa sedikit dingin itu mulai menghangat, mengikuti suhu dibalik sehelai brief  katun yang membungkus miliknya. Mungkin ketika kesadaran sepenuhnya menarik Mila pada kenyataan, rasa malu sudah pasti akan dirasakannya mengingat ia sendiri tak pernah sadar mengapa bisa ia se-agresif ini pada Kevin?

Tapi alih-alih demikian, Mila sendiri sudah kehilangan kendali akan dirinya sendiri. Dimana apa yang disaksikannya saat ini... errr... Melihat dengan seksama saat Kevin mulai melucuti pakaiannya, sementara dirinya melucuti pakaian Kevin. Dan ketika tangan Kevin kembali mengusap bagian intimnya, menemukan seberapa basah ia disana.

Jiwanya kembali tertarik masuk kedalam raganya, saat Kevin menghujam tubuh Mila dengan keras. Segera setelahnya, seisi ruangan dipenuhi lenguhan dan erangan dari keduanya. Kevin meraup bibir Mila, menghisap bibir bawahnya pelan sambil sesekali menggigitnya.

"Aku tidak tahan lagi,,... semoga aku tidak menyakitimu barusan" ujar Kevin sesaat setelah ia melepaskan ciumannya. Ketika ia menatap wajah Mila pernyesalan menyergapi dirinya.

"Im so sorry - Aku tidak tahu kalau kau ­-" Mila mengecup bibir Kevin, menghentikan lelaki itu melanjutkan ucapannya.

"Ssshhh... itu sama sekali tidak sakit, jika kau mulai bergerak sekarang..." Mila meringis sekaligus tersenyum. Perlahan ia menggerakan pinggulnya, mencengkram milik Kevin dengan otot-otot dalam tubuhya.

Tentu saja adalah reaksi yang normal jika pria itu kemudian mengeluarkan desahan. Kilau matanya semakin menggelap, didetik itulah Mila tahu seberapa bersar gairah telah melingkupi kekasihnya itu.

"Mila..."kali ini Kevin menyerukan nama Mila pada lekukan leher gadis itu. Mengecup dalam leher Mila hingga meninggalkan bekas kemerahan yang mungkin tidak akan hilang selama beberapa hari ke depan.

Kepala Mila terdongak keatas ketika ia merasakan pergerakan pelan dibagian intimnya. Kevin mulai bergerak dengan tempo yang tidak beraturan. Membuat Mila menggila, tidak bisa mengendalikan gairahnya yang semakin meluap. Ia telah sepenuhnya lupa dengan rasa sakit yang ia rasakan saat lelaki itu merangsek masuk kedalamnya dengan keras. Rasa itu berganti dengan kenikmatan yang sudah menjadi candu bagi Mila.

Entah sejak kapan. Namun apa yang dilakukan Kevin pada dirinya terlalu...hebat....

Kevin meremas sebelah payudara Mila, sementara dibagian lain seperti seorang bayi yang sedang menyusu pada ibunya. Kevin memainkan puncak dada Mila dengan lidahnya. Lelaki itu begitu menyukai reaksi mengerasnya pucak itu karena hisapan basah yang ia lakukan pada pemiliknya. Belum lagi betapa erat Mila memeluk dirinya dibawah sana.

Dan Mila, adalah orang pertama yang membuat lelaki itu melakukan pelepasan terlalu cepat..

"Angel...." Kevin merasakan sensasi itu mulai menyentuh ujungnya. "I think i'll come rigth away..."

Anggukan lemah Mila menjawab desahan berat Kevin, dengan kemudian Mila mengetatkan lingkaran kakinya pada pinggang Kevin yang berkeringat. Hidung mereka bergesekkan, bersamaan dengan tarikan yang Mila lakukan pada leher Kevin. Gadis itu meremas rambut Kevin, membawa kepala lelaki itu lebih mendekat, dan memperdalam ciuman mereka yang dipenuhi rancauan.

Keduanya sama-sama mersakan kegelapan meledak berganti cahaya yang merembes bagai air. Kevin dan Mila, sama-sama meresapi suara erangan yang bergaung didalam kepala masing-masing, menghantarkan kegembiraan melalui setiap syaraf mereka.

Mila tidak pernah tahu rasa senang yang ditimbulkan setelah bersatu dengan orang yang dicintainya. Kevin membuatnya menjadi tahu, dan sekarang ia merasa seakan dia adalah orang paling bahagia didunia. Walau semua yang mereka lakukan diluar ikatan pernikahan yang seharusnya terjadi.


____

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang