Terima kasih sudah bersedia menjagaku dari segala bentuk kekhawatiran.
Terima kasih sudah bersetia menemani perjuangan hidup.
Terima kasih sudah berusaha memberi apapun yang terbaik.
Aku tahu, tidak ada yang bisa lebih baik dari kamu ketika mencintai aku.
♠♠♠
(Playslist : Demi Lovato - Tell Me You Love Me)
♠♠♠
"Berapa lama?" Mila bertanya. "Paling tidak jangan terlihat seakan– kau mengabaikan perkerjaan" tanpa menghentikan aktivitasnya memasangkan dasi di leher Kevin. Merapikan kerah kemeja dan sedikit usapan sebagai sentuhan terakhir.
Kevin menekuri wajah sendu dihadapannya. Kemudian tersenyum. "Tidak ada penolakkan lagi, Angel" dengan nada rendah dan syarat akan perintah.
Mila mencebik gemas. Berjinjit untuk menyetarakan posisinya dan Kevin lalu mendaratkan kecupan singkat di pipi Kevin. "Kalau sudah begitu aku bisa apa? Sekali – kali Galang yang menghandle aku rasa tidak masalah" Kekeh Mila dan kemudian mundur beberapa langkah.
"Waktu tiga minggu– lumayanlah untuk menyiksa Annelise" tambah Kevin. Pria itu baru saja akan melanjutkan kalimatnya tapi Mila sudah lebih dulu menyahuti.
"Sebaiknya tentukan jam malam mulai dari sekarang. Bila perlu matikan poselmu saat dirumah" membelakangi Kevin. Wanita itu bergerak merapikan tempat tidur namun Kevin lebih dulu mencekal tangannya– sadar apa yang akan dilakukan istrinya.
"Biar Bu– Lastri yang membereskannya. Ingat jangan terlalu lelah" persekian detik tangan kekar pria itu sudah membawanya kedalam pelukan. Meletakkan dagunya diatas kepala Mila dan mencium aroma mawar yang menguar dari rambut panjang Mila.
Pengalihan situasi ini biasa Kevin lakukan jika sudah berurusan– masalah pekerjaan yang melibatkan Galang untuk bertindak – turun lapangan. Walaupun alasan Kevin masuk akal karena kondisi Mila yang belum stabil pasca kecelakaan waktu itu. Namun bukan tidak mungkin jika waktu selama itu bisa membuat Anelise terus menghubunginya karena kebiasaan Galang yang sering mengabaikan pesan jika sedang bekerja – okay terparahnya ia harus ditinggalkan selama tiga minggu. Oh God!
Tak berbeda jauh, Mila hanya diam tanpa mau menanggapi ucapan Kevin sebelum ini. Sibuk dengan aktivitasnya membuat gerakan melingkar didada Kevin dengan telunjuknya. "Aku sudah menghubungi Agatha, jika waktu cutimu diperpanjang satu minggu lagi" Mila mendengus tak terima.
"Hanya satu minggu?" ulang Mila memastikan. Entah sudah berapa kali minggu yang Kevin ajukan, bahkan terhitung sejak Mila cuti hingga sekarang sudah lebih dari empat bulan ia betrest. For god sake!
Kevin meraih kedua bahu Mila dan mendorongnya pelan hingga mereka saling tatap. "Sekarang saja aku sangat yakin – jika daftar pasien yang kau tinggalkan sudah memberontak" ucap Kevin serius namun tidak meninggalkan senyumnya dengan kedua alis tebalnya yang naik turun bersamaan.
"Tidak ada pasien, Dear!" Mila memukul gemas lengan Kevin. "Kau lupa jika selama hampir empat bulan ini aku nyaris seperti bayi besar pesakitan" bola matanya bergerak malas. Lebih dari itu, Kevin berubah menjadi suami protektive dan posesif. Dalam waktu bersamaan. Lihat saja sekarang pria ini lebih mengalihkan semua urusan pekerjaan luar kepada sahabatnya, Galang.
Tawa Kevin pecah memenuhi seisi kamar. "Aku hanya melakukan sedikit bagianku... Bukankah kamu bilang mau fokus jadi istri yang baik?" Jarinya bergerak merapikan surai rambut Mila dan menyelipkannya kebelakang telinga.
![](https://img.wattpad.com/cover/84699357-288-k970067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
FanficCinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan? -Louisa Mila Calysta - Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...