Setelah menerima tawaran makan siang bersama, meski hanya sekedar menemani minum karena sebelumnya Kevin sudah makan bersama Anelise dan Galang. Kevin mengantarkan Mila dan Emely pulang kerumahnya.
Seperti keberuntungan telak untuk Kevin, sebab Mila kebetulan tidak membawa mobil sendiri saat pergi menjemput Emely dari rumahnya.
"Maaf Dokter, persimpangan depan kita ke kanan atau kiri?" tanya Kevin memecah keheningan diantara mereka. Sedang Emely sendiri, gadis kecil itu tertidur di kursi penumpang.
"Panggil saja Mila, begitu lebih baik" sahut Mila yang kemudian memberikan isyarat agar Kevin belok ke kanan jalan. Pria itu mengangguk mengerti dengan senyum yang tak bisa ia sembunyikan lagi.
Ahhh, mengapa aku semakin penasaran dengan sosok wanita ini. Bahkan sudah jelas jika ia sudah bersuami....
Mila, wanita itu hanya bisa diam mengulum senyumnya. Lalu melempar pandang ke sisi jendela dengan jemari meremas gelisah.
Itu karena tiba - tiba saja, ia merasakan gugup yg seketika mendera. Dan sialnya, jantungnya semakin berdetak tak menentu.
"Mila..."
"Ouh ya, ada apa?"
"Apa tidak akan masalah jika aku mengantarmu pulang seperti ini?" tanya Kevin. Mila menatap Kevin bingung.
"Maksud kamu?"
"Aku hanya tak ingin suamimu akan salah paham, saat melihat kau pulang diantar oleh pria lain"
DEG! Suami? Yah, sepertinya sejak peretemuannya dengan Kevin di Cafe tadi. Mila sedikit melupakan statusnya yang sudah bersuami. Mungkin sesuatu yang wajar, ketika sang istri pulang diantarkan oleh pria lain. Si suami akan bertanya dengan nada kecemburuan, tapi sayangnya hal itu tak akan terjadi pada Mila. Tidak akan pernah!! Lantas apa sekarang ia sedang berselingkuh dibelakang suaminya? Hanya Tuhan yang tahu, seperti apa perasaanku saat ini.
"Ketika ada orang yang berniat baik dan ingin berteman dengan kita, tidak baik jika menolaknya. Dan itu alasan yang tepat bukan, karena sekarang kita memang hanya berteman" Mila tersenyum tipis dengan mata indahnya yang menatap lurus kearah Kevin.
What the....? Astaga senyum itu, apa ia memang benar jelmaan bidadari tanpa sayap. Hanya dengan sedikit tarikan dikedua sudut bibirnya saja, sudah sangat membuat Kevin sulit bernafas. Pesona Mila bahkan membuat Kevin terhipnotis dan melupakan jika ia sudah mempunyai wanita lain.
Dan parahnya, mengapa harus Mila wanita yang jelas sudah memiliki suami.
"Suamimu pasti pria paling beruntung dimuka bumi ini karena mendapatkan istri seperti kamu, Mila" ucap Kevin tapi lagi, Mila hanya tersenyum samar.
Senyum penuh kehambaran, yang sebenarnya tak tersirat makna apapun didalamnya. Nyatanya, suami beruntung yang Kevin katakan hanya akan menjadi mimpi dalam dongeng semata.
"Terima kasih, tapi aku rasa kamu berlebihan Kevin..."
🍁🍁🍁
Senyum Kevin tak pernah pudar dari wajah tampannya. Senyum wanita bermata indah itu terus saja berlari - lari didalam kepalanya. Andaipun ia mengulang hidup kembali, mungkin hanya Mila yang ia inginkan dalam hidupnya.
Satu hal yang menjadi prioritasnya pun ia lupakan begitu saja. Bahkan puluhan panggilan di ponselnya terabaikan hanya karena ia terlalu fokus pada kebersamaan singkatnya dengan Mila. Si Dokter bidadari pujaannya.
"Maafkan aku Ghea, tapi aku merasa mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya saat bersama Mila..."
Kevin berbicara sendiri sambil menatap poselnya yang penuh notifikasi pesan dan panggilan dari Ghea, sang kekasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
FanfictionCinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan? -Louisa Mila Calysta - Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...