Indonesia - Jakarta,
Pkl. 16.00 Wib
Bandar Udara International - Soekarno HattaSore itu Kevin kembali menginjakkan kakinya di tanah air. Berbalut setelan casualnya pria itu berjalan menuju tempat penjemputan sembari berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon genggamnya.
"Sampaikan maafku untuk istrimu, Sir" ucap Kevin menyesal dan kemudian sambungan itu terputus.
Mr. Leonard tiba - tiba menghubunginya setelah beberapa saat lalu mereka berpisah di Terminal Kedatangan, yang secara mendadak mengundang untuk dinner bersama dirumahnya, tentu undangan tersebut juga ditujukan untuk Mila.
Kevin tidak yakin Mila akan mau, sementara sekarang saja pria itu tidak mendapat kepastian kabar dari beberapa pesan yang ia kirimkan untuk istrinya. Mengatakan jika ia akan sampai sore ini di Indonesia, mustahil jika Mila akan menjemputnya!
"Maaf, apa Pak Kevin tidak keberatan jika saya pulang lebih dulu?" Deva menginterupsi lamunan Kevin yang berada tidak jauh dibelakangnya.
Mengikuti arah pandang Deva, seorang wanita cantik dengan senyumnya sedang melambaikan tangan ke arah mereka di ujung pagar pembatas.
Kevin tersenyum maklum, dan menyilakan Deva untuk meninggalkannya. Hingga akhirnya punggung Deva menghilang ditengah keramaian.
"Hanya sesederhana itu untuk bahagia" batin Kevin bermonolog dan tersenyum getir.
"Mila sedang banyak pasien, jadi dengan terpaksa gue yang jemput" jangan ditanya itu suara siapa? Kevin terlampau paham dan mengenal sosok dibalik suara menyebalkan itu.
Astaga. Mahkluk astral itu lagi.
Cukup sulit Kevin menemukan orang tersebut ditengah kondisi bandara yang ramai. Namun tidak lama. Hingga akhirnya tatapan jengah itu, membuat ia mengalihkan pandangan.
"Terpaksa? Ngapain jemput? Gue bisa pesen taxi online" jawab Kevin sekenanya.
Galang terkekeh. Dan kemudian berkata dengan nada antusias. "Bagus dong. Ayo buruan!" Titahnya seraya berlagak mengeluarkan ponsel dari saku jasnya.
"Menjengkelkan!"
"Di area bandara taxi online dilarang ambil penumpang. Mau mati? Apa bedanya gue yang ambil orderan itu, heum?"
"Seriously? apa papamu tidak memasukkan namamu sebagai ahli waris dari Gunawan. Sumpah, Lang. Gue masih mau menyumbang buat biaya hidup lo, jika Adam ternyata lebih beruntung" ekspresi Kevin dibuat sedemikian menyebalkan hingga tanpa sadar jitakan keras mendarat di kepalanya.
What the fuck!!!!
Umpat galang seraya merangkul leher Kevin hingga pria itu terbenam diketiaknya.
yah lord. Entah dalam keadaan apa makhluk ini diciptakan.Bedebah jika sekarang mereka menjadi pusat perhatian. Itu jauh dari pikiran Kevin, karena sekarang ia hanya merasa senang, sebab sikap Galang tidak sedingin saat terakhir pria itu marah karena insiden telepon gila - Ghea, mantan kekasihnya!
Kevin sendiri cukup dibuat kaget karena setelah bertahun - tahun akhirnya ia dipertemukan lagi dengan wanita itu. Dan bahkan menjadi Brand Ambasador dari produk fashion perusahannya. Namun kenapa Kevin baru mengetahuinya? Dunia memang terlalu sempit untuk mempertemukan kita dengan orang orang di masa lalu.
Hingga akhirnya cerita itu cukup membuat Kevin membuktikan jika kejadian waktu itu hanya kesalahpahaman, walau ia sendiri belum yakin Angel-nya akan menerima alasan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
FanficCinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan? -Louisa Mila Calysta - Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...