DI PELUK senja kabahagiaan melingkupi keluarga Gunawan saat ini. Sosok malaikat kecil yang baru saja menyapa dunia dengan paras cantiknya. Menjadi pusat perhatian utama, hadirnya mampu menerbitkan senyum ketulusan bagi siapa pun yang memandang. Adalah Adam dan Alona–pasangan yang paling berbahagia karena putri kedua mereka telah lahir sore tadi.
"Apa dia mirip denganku?"
"Tentu! Kalian sama cantiknya..." Lita menanggapi pertanyaan Emely dengan antusias tanpa melepaskan matanya dari si kecil.
Emely menyelipkan jari telunjuknya diantara genggaman sang adik, sambil terus berceloteh dan melemparkan kalimat-kalimat seakan adiknya mengerti ucapannya.
"Apa kau punya ide untuk nama adik–mu, sayang?" Alona meminta pendapat pada Emely. Wanita itu terlihat menyandarkan punggungnya setengah berbaring di kepala ranjang. Didampingi Adam–suaminya.
"Mama benar, mungkin Ely punya saran untuk itu?" ucap Adam menambahkan, dan terkekeh pelan ketika melihat Emely menunjukkan ekspresi tak biasa.
Emely melipat kedua tangan didepan dada, "Hmmm, Ely belum mendapatkan ide terbaik untuk itu" cicitnya menggemaskan. Sedikit melompat saat turun dari sofa meninggalkan Lita dan adik kecilnya menuju ke ranjang Alona. "Apa mama dan papa mau memberi aku waktu?" tanya Ely dengan menumpuhkan dadanya pada sisi ranjang sehingga kakinya sedikit bergantung disana.
Adam tertawa pelan, "berapa lama waktu yang kamu minta? Asal jangan terlalu lama." Katanya memainkan kedua alis tebal naik–turun.
"Boleh pinjam ponsel papa?" Emely membuka telapak tangannya lebar meminta ponsel Adam segera diberikan padanya.
"Untuk apa sayang?"
"Sepertinya aku butuh saran dari Mommy dan Daddy soal–"
Namun kemudian, "Mereka sudah disini, sayang..." Alona menyela lebih dulu ketika bersamaan itu Kevin dan Mila datang dengan Bucket Boneka kelahiran yang sudah diletakkan di atas meja.
"Mommy dan Daddy disini?" pekik Emely girang yang langsung menerjang Kevin dengan pelukanya. Jangan ditanya lagi, gadis kecil itu sudah bergelantung manja layaknya anak panda di dada Kevin.
Mila mengedarkan pendangan setelah menyapa Alona dan Adam, "Kami ingin mengunjungi adik kecilmu, Ely." Beralih pada Emely dan memberikan kecupan ringan di pipi tembam gadis itu. Sedikit memringkan kepala, karena posisi duduk Lita berada dibelakang punggung Kevin.
Wanita itu tidak bisa menuntupi kegembiaraannya ketika Lita dengan pengertian membiarkan Mila untuk menggendong bayi kecil itu. Matanya memacarkan rasa bahagia dan cinta penuh kasih ketika ujung telunjuknya menyentuh lembut wajah mungil dihadapannya.
"Maaf baru sempat datang ketika dia sudah lahir." ucap Kevin dengan nada sesal diantara kalimatnya. Alona mengangguk, membalas senyum penuh pengertian pada Kevin dan kemudian beralih melihat Mila dari kejauhan yang tengah asyik– pada bayi Alona, seakan tidak ada siapa pun disini.
"Kau bukan suamiku yang harus siaga 24 jam, Vin." Ucap Alona dan Kevin tertawa. "Cukup ngidamku saja yang jadi urusanmu dan Mila..." Alona melirik Adam penuh arti dan kemudian memicing seakan penuh peringatan. "Jika sampai waktu kelahiran saja dia masih sibuk bekerja, jangan harap untuk bisa menikmati jatah selama beberapa bulan kedepan."
"Tapi nyatanya, selama tiga hari sebelum kelahiran pun aku selalu bersamamu, bukan?" sebuah kecupan dalam mengiringi kalimat romantis Adam hingga–Alona tersipu.
"Seharusnya memang demikian", Kevin memotong rencana Adam yang baru saja akan beralih mengecup bibir Alona dengan tatapan–hey disini masih ada anak kecil! "Jangan sampai anak sendiri tidak mengenali siapa ayahnya, karena ditinggal sejak dalam kandungan" lanjut Kevin tanpa menutupi ketidaksukaannya dengan sindiran telak.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
FanfictionCinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan? -Louisa Mila Calysta - Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...