________
Mila mengangkat wajahnya ketika melihat pintu ruangannya terbuka. Dan Kevin telah berdiri disana, dengan setelan jas dan kemeja hitam yang telah melekat pas ditubuhnya. Lelaki itu tanpa berkata-kat lagi menghampiri Mila dengan pandangan tidak suka.
"Kau tidak mengangkat teleponku, Angel...." dengus Kevin kesal sembari mengecup puncak kepala Mila cepat dan duduk dimejanya.
"Maaf, Vin... Aku tidak tahu... mungkin poselku sedang dalam silent mode...I'm sorry... " ucap Mila dengan menunjukkan cenggiran bersalahnya.
"Daftar pasienmu banyak?" ujar Kevin mengalihkan pembicaraan. Dengan itu saja sudah membuat Mila mengerti jika Kevin masih marah padanya. Buktinya? Dia tidak mendapatkan balasan akan kata maafnya, bukan?
"Kau marah padaku?" tanya Mila sembari bangkit dari kursinya dan mengalungkan lengannya pada leher Kevin. Cara untuk membuat kemarahan Kevin mereda salah satunya dengan bermanja padanya. Mila sudah sangat paham itu.
"Tidak", ucap Kevin dengan cengirannya sebelum lelaki itu menyurukkan wajahnya pada leher Mila. Sementara tangannya menarik pinggang Mila agar semakin merapat padanya. "Tetapi aku jengkel padamu. Aku sudah menelponmu puluhan kali dan selalu kau abaikan. Apa pekerjaanmu akan berntakan barang mengangkat satu panggilan saja dariku?" gerutu Kevin yang membuat Mila terkekeh senang.
Mila mendorong dada Kevin agar menjauh darinya, tetapi wanita itu masih membiarkan tangan Kevin merangkul pinggangnya.
Matanya menatap lekat manik legam milik Kevin. Perasaan yang selalu bertambah disetiap kali ia menatapnya. Rasa takut kehilangan dan memiliki yang seutuhnya. Sikap posesif yang ditunjukkan Kevin lebih dari sebelum hubungan mereka sejauh ini.
Mila sadar akan kesalahannya, mengabaikan lelaki yang tampannya sialan ini dalam beberapa hari belakangan. Jika saja ia lebih menuruti kemauan hati sudah dipastikan pekerjaan yang menduduki posisi kedua setelah Kevin ini tidak menjadi prioritas sama sekali. Atau mungkin terabaikan karena ia lebih memilih untuk menemani Kevin?
Kesadaran yang lebih membuatnya menjadi berbeda adalah, Mila mendapati dirinya yang lain. Sejak kapan ia menjadi begitu agresif terhadap lawan jenisnya, sementara sejak pertama ia mengenal cinta Mila seolah dikesampingkan dalam urusan mengutarakan perasaan yang sebenarnya.
Ini sangat lucu, kan?
Iya saja, kalau ia lakukan sejak dulu sekali. Yang ternyata menjalani hidup dimasa sekarang membuatnya lupa jika ia terlahir diantara kesedihan sebelum akhirnya berada pada masa yang seakan dunia tak lagi berputar dengan rotasi sempurna.
Mila menyeringai, "Hampir sebulan belakangan aku tidak menjalani tugasku dengan baik, Dear" ucap Mila memberi pengertian dengan tatapan lembut dan menghangatkan. Sebelah tangannya mengusap rahang pria itu disertai gerakan kecil ibu jarinya disana.
"Dan hampir sebulan belakangan juga kau nyaris mengabaikan diriku", ucap Kevin sembari menggigit hidung Mila gemas. "Haruskah nama belakangmu berganti nama – Andreas, hingga dengan begitu kau berhenti mengabaikanku, Angel?", tambah Kevin yang membuat Mila terkekeh sembari menggelengkan kepala. Dasar Kevin!
"Aku hanya tidak mengangkat panggilanmu, tapi kau sudah berasa diabaikan seperti itu? For God Shake, Dear! Bahkan saat bangun tidur pun aku selalu menginginkan kau berada disampingku, buk–"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
FanfictionCinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan? -Louisa Mila Calysta - Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...