Dear You #CH. 40

1.6K 142 17
                                    

Kevin melihat Galang diantara Anelise dan Alona. Mereka bertiga sedang berdiri membentuk lingkaran di brankar Kevin. Setelah salah seorang Dokter dan kedua perawat yang masuk bersamanya keluar meninggalkan ruangan dominan putih tersebut.

 Setelah salah seorang Dokter dan kedua perawat yang masuk bersamanya keluar meninggalkan ruangan dominan putih tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Visualisasi kamar rawat inap Kevin)

Tanpa Mila, setelah perdebatan dan drama kecil yang terjadi wanita itu akhirnya menuruti ucapan Galang untuk pulang, setidaknya untuk terlihat seperti apa penampilan Mila yang sesungguhnya mengingat dalam beberapa hari ini wanita itu melupakan dirinya sendiri. Meski dengan serentetan pesan yang harus ia tinggalkan saat dirinya mempercayakan Kevin kepada orang lain. Apalagi itu Galang?

Alona dan Anelise bergerak mendekati brankar Kevin dengan masing - masing duduk disisi brankar Kevin pada kursi yang telah tersedia. Namun tidak dengan Galang, pria lebih memilih untuk tetap berdiri dengan tatapan tajamnya pada Kevin.

"Seharusnya Dokter tadi menerima tawaranku, untuk memberikan suntik mati padamu" suara dingin itu mengalihkan perhatian Kevin dari kedua wanita disampingnya. "Jangan memberikannya perhatian yang berlebihan. Itu membuatku muak" Galang hanya mengeluarkan dengusan kesal atas apapun yang dilakukan Kevin.

"Jangan marah padanya, Galang. Dia hanya berusaha untuk menghibur Mila. Seharusnya kau bersyukur Mila mendapatkan senyumannya kembali terlepas seperti apa lelucon gila yang dilakukan Kevin" Itu suara Anelise, ia terdengar marah meskipun masih berusaha untuk lebih tenang.

"Good. Siapa yang tunanganmu disini?" Galang berdecih. "Empat tahun Lise... Empat tahun, apa tidak cukup untukkmu membuatku bertahan sebagai orang yang selalu diabaikan?" Namun nada kemarahan yang keluar dari bibir Galang tak sedikit pun membuat Anelise merasa tersinggung, bahkan jauh dari kata itu ia berniat untuk lebih membuat Galang terus menahan emosinya.

Asal tahu saja, ia selalu suka dengan sikap cemburu Galang yang seperti ini. Baginya semakin Galang terpancing emosi maka semakin besar cinta lelaki itu terhadapnya. Bisa dikatakan gila, tapi siapa yang akan menyangkal jika selama empat tahun ini juga Galang tetap bertahan bersamanya.

"Kevin sahabatmu dan itu berati dia juga sahabatku,Darling" tukas Anelise dengan kerlingannya.

"Lalu apa aku salah jika aku mengkhawatirkan sahabatku sendiri?" tambah Anelise lagi sembari mengusap punggung tangan Kevin yang terbebas dari selang infus.

Dalam diamnya, Alona berusaha mati-matian agar tawanya tidak meledak. Melihat seperti apa raut wajah Galang yang saat ini memerah padam. Sudah tidak diragukan lagi jika pria itu sudah mencapai puncak emosinya. Lirikan mata Alona ditangkap mata Anelise, yang juga merasakan hal demikian. Seolah dalam tatapan itu keduanya sedang melakukan interaksi satu sama lain.

Tidakkah ini keterlaluan?

"Yah... Dia memang sahabatku, sahabat yang nyaris membuatku GILA!" Galang tertawa sarkas.

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang