Dear You #Ch. 23

1.3K 156 19
                                    


Assalamualaikum, selamat malam semua...

Apa kabar kalian?

Setelah sekian tahun akhirnya aku mutusin buat lanjut cerita ini. :)) 

Dan alur ceritanya tetep aku lanjut ya, hanya di beberapa bagian ada yang aku revisi. Hormon menulis aku seketika tergugah, ketika kembali masuk dunia per-watty-an. 

Apalagi pas baca coment-coment kalian yang kapan tahun udah kalian kirim itu :D 

Enjoy, guys!!!

***

Mungkin sudah ada ratusan kali panggilan yang Mila lakukan pagi ini, tapi hasilnya tetap sama berujung pada sahutan operator menyebalkan itu yang didapatnya.

"Okay, sabar Mila!" gumamnya menenangkan diri. Menarik napas panjang dan mengehembuskannya secara perlahan. Setidaknya ia harus bisa fokus dalam keadaan menyetir seperti ini. Saling bertukar kabar dengan Anelise semalam tak pelak membuat Mila pun tak bisa tidur, andai saja cuaca malam itu mendukung menyambangi rumah Kevin pasti sudah ia lakukan.

"Aku mungkin kesal denganmu, tapi untuk membiarkanmu menghadapinya secara sendiri itu tidak mungkin, Dear" Mila mengatakannya dengan nada kesal yang kentara. Meskipun Mila sudah mempersiapkan diri akan kemungkinan yang terjadi, namun tetap saja ia tak akan tinggal diam begitu saja setelah Anelise menceritakan semuanya.

Kevin, lelaki itu terlalu menutup diri untuk kesakitan yang dirasanya. Hidup memang tidak mudah, apalagi untuk hal dalam berhadapan dengan seorang Chandra Gunawan? Jika harus kembali terlahir pun Mila tidak akan memilih untuk bisa dipertemukan kembali dengan keluarga ternama itu. Termasuk mencintai keturunannya.

Jalan hidup ini, seperti kesalahan terbesar yang pernah aku jalani.

Hampir satu jam berada dibalik kemudi, akhirnya Mila sampai juga dikediaman Kevin. Rumah itu terlihat sepi. Hanya beberapa orang pekerja yang terlihat sedang merapikan taman yang membersihakan halaman. Pemandangan yang jarang terlihat, mengingat selama ini Kevin lebih memilih untuk mengurus semuanya secara sendiri.

Lupakan itu! Sebab tujuan utama Mila datang kemari hanya untuk memastikan kondisi Kevin bukan menghitung jumlah pelayan dirumahnya.

"Gak ada praktek hari ini?" pertanyaan bodoh Anelise menyambut kedatangan Mila yang ditanggapinya dengan malas. Apa dia pikir setelah perkataannya semalam Mila bisa beraktivitas dengan tenang? Bahkan terakhir bertemu pun Mila masih ingat betul bagaimana ekspresi lelah Kevin. Oh God!

"Dimana Kevin?" Mila menimpalinya dengan pertanyaan lagi. Anelise terkekeh pelan menunjuk kearah ruang tengah dengan gerakan kecil kepalanya. Tak ada hitungan detik Anelise tak mendapat perhatian Mila lagi, itu membuatnya menggeleng sebal.

"Ternyata cinta begitu merepotkan yah?" ucap Anelise entah kepada siapa yang selanjutnya ia memutuskan untuk pulang karena hari sudah beranjak siang.

Didalam sana, langkah cepat Mila berubah melambat. Saat melihat Kevin masih terlelap dengan posisi kepala yang bebantalkan punggung tangannya diatas meja. Sedang dihadapannya, laptop masih dibiarkan menyala dengan beberapa berkas yang berserakan. Melihat itu sepertinya Kevin belum lama tertidur.

Perlahan Mila mendekat, sedikit demi sedikit merapikan kertas - kertas yang berserakan diatas meja dan menarik tangan Kevin dengan begitu pelan dari atas laptopnya - takut jika nanti membangunkannya.

Seulas senyum terukir diwajah Mila. Bersamaan dengan tangannya yang mengusap pelan puncak kepala Kevin seolah lelaki itu adalah benda pasir yang akan hancur dengan sekali sentuh saja.

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang