DEAR YOU #CH.55

697 66 6
                                    


Sepanjang perjalanan Kevin tidak hentinya menyunggingkan senyuman. Wajah tampan itu menampakkan kebahagiaan lebih dari biasanya. Bisa jadi berlebihan, tapi ini kali pertama ia bekerja ditemani oleh Mila.

Lebih tepatnya memaksa ikut.

Sesekali ia melirik ke sisi kiri memandangi sang istri yang tengah fokus pada benda pipih ditangannya. Sekilas Kevin sudah bisa menebak, pesan itu tak lain dari beberapa rekanan sesama Dokter yang bertanya perihal kabar : Kemana saja Mila selama ini?

Kevin sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan jika pun kemudian Mila ingin kembali meneruskan karirnya. Kadang pria itu merasa seperti bajingan kejam seenaknya berlaku posesif pada istrinya yang belakangan lebih mengutamakan keinginannya, tapi itupun atas kemauan Mila. Memanfaatkan,eh?

Jauh dari itu Kevin lebih menikmati hidupnya saat ini. Seperti sekarang "Entah kenapa aku lebih suka kamu yang seperti ini", Kevin mencubit ujung hidung Mila.

Wanita itu terlihat melingkarkan tangannya pada lengan Kevin. Berjalan bersisian menuju lift khusus ke ruangan Kevin.

"Seperti ini gimana?"

Kevin tersenyum lembut, "Menemaniku kemana pun aku pergi" dan mendaratkan kecupan singkat di kening Mila. Diakui sebagai wanita, Mila sudah selayaknya merasa paling beruntung. Hidupnya terlalu sempurna untuk di sia - siakan dan Tuhan sudah sangat baik mengirimkan seorang malaikat berwujud manusia tampan paket komplit yang kini berstatus sebagai suaminya.

Yang begini harus dijaga, bila perlu masuk musium sekalian.

"Setiap hari juga aku siap" sahut Mila manja. Kini kedua tangannya sudah merangkul pinggang Kevin seraya mendongak dan menunjukkan ekspresi menggemaskan. Demi kesabaran yang diuji, rasanya Kevin ingin kembali menyerang Mila.

Astaga!

Suara denting lift menyadarkan keduanya. Membuat Mila refleks melepaskan pelukannya dan mengambil posisi normal.

Dari kejauhan terlihat Deva sedang sibuk dengan beberapa map diatas meja. Suara derap langkah beraturan membuat lelaki itu mengalihkan pandangan dan menengok ke sumbernya.

"Sel... selamat pa..gi, Pak" Deva nampak ragu mengucapkannya. "Eh, maksud saya selamat siang" persekian detik sapaan itu diralat kembali saat menyadari pergerakan jarum jam dinding dihadapannya sudah beranjak dari pukul sebelas. "Ada Ibu Mila juga" lanjutnya saat menyadari keberadaan Mila dibelakang Kevin.

Kevin memberi isyarat kepada Deva untuk kembali melanjutkan perkerjaan. Sebelum benar - benar masuk kedalam ruangan, ia sempat berhenti dan berpikir hendak menanyakan sesuatu pada Deva.

Namun sebuah teriakan mengurungkan niatnya, "Kevin!!!"

Itu Anelise.

Wanita itu berlari kecil kearah kevin, sedikit berhati - hati karena heels yang digunakan. "Kita perlu biacara" tanpa memperdulikan siapa seseorang yang tengah bersamanya saat ini. Anelise menarik tangan Kevin ke sisi kanan ruangan, yang diyakini itu adalah private room untuk menerima tamu - tamu penting.

Lihat! Sementara disini ada istrinya.

Apa aku tidak lebih dari sebuah manekin?

Mila menggenggam handbag nya dengan keras. Hingga buku bukunya memutih. Kesal? Jangan ditanya. Proses drama menyebalkan baru saja akan dimulai. Apalagi setelahnya wujud kedua manusia itu sudah menghilang dari balik pintu.

"Ibu ingin saya buatkan minuman dingin atau panas?", tawaran Deva seketika mengambil alih emosi Mila. Dilihatnya sekilas wajah Deva yang tengah tersenyum menanti tanggapan.

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang