Some find it sharing every morning
Some in their solitary nights
You'll find it in the words of others
A simple line can make you laugh or cry...----
Antara rutinitas atau mungkin hanya sekedar menyibukkan diri? Banyak orang yang tidak mengetahui jika ternyata Kevin memiliki arogansi yang tinggi.
Saat ini emosi masih mendominasi dirinya, berhadapan pada sesuatu yang salah tidak akan ada yang bisa menjamin jika semua akan tetap berada pada koridor baik - baik saja.
Kevin berajak dari kegiatannya di shoulder press machine dan mengambil handuk diatas meja kecil yang sudah disediakan sebelumnya pada sudut ruangan. Keringat berlimpah membasahi setiap lekuk tubuhnya, belum lagi otot dadanya yang tercetak jelas dibalik kaos tanpa lengan yang ia kenakan.
Sembari mendudukan dirinya disofa dan melepas headseat ditelinganya, sedang tangan yang lain bergerak mengeringkan bagian wajahnya dengan handuk. Ia melihat pantulan dirinya pada dinding kaca yang sengaja didesign khusus pada tengah ruangan olahraga dirumahnya tersebut.
"Apa keyakinanku selama ini padamu salah, Mila?"
Kevin tersenyum pongah menatap dirinya sendiri, mengingat seperti apa selama ini mencintai Mila dan perjuangan apa yang sudah ia lakukan rasanya sangat tidak wajar jika sekarang Mila justru mengabaikannya.
Rasa kecewa jelas saja dirasanya namun rindunya tetap saja lebih besar. Tanpa kabar sejak ia pergi meninggalkan kediaman Chandra kemarin, sekarang ia begitu ingin bertemu dengan bidadarinya tersebut.
Kevin melirik ponselnya sejenak untuk memastikan mana tahu ada notifikasi yang ia lewatkan. Dan ternyata benar... Kevin melihat terdapat dua miss called dari Mila. Hal yang fantastis mengingat jika biasanya dalam ponsel Kevin tidak ada riwayat panggilan seperti itu.
Tentu saja, Kev!!! Bukankah kau selalu mengangkat panggilan gadismu bahkan didering pertama?
Dengan segera Kevin langsung menghubungi nomor Mila dan menempelkan poselnya ke telinga. Melupakan seperti apa perasaannya sebelum ini pada Mila.
Toh rasa rindunya lebih dari yang orang tahu!
Dering pertama.... Dering kedua... Kevin terus menunggu. Sayangnya hingga suara operator terdengar mengambil alih tak juga mendapat jawaban dari Mila.
Ahh... Dasar bodoh! Sudah pasti Mila menganggap kau tak ingin menerima panggilannya Kevin. Setelah apa yang terjadi kemarin?
Tidak... Jangan sampai Mila salah paham karena aku tidak mengangkat teleponnya. Kevin membantin frustasi, dengan segera ia bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap.
Mengabaikan itu, sembari berjalan menuju kamarnya Kevin tidak menyerah memanggil Mila lagi. Kali ini Kevin tidak lupa berdoa dalam hati Tuhan menggerakkan hati Mila agar mau menerima panggilannya. Sungguh, hanya dengan memikirkan Mila, Kevin bisa langsung panik seperti ini. Mila adalah jantungnya. Mila adalah napasnya. Rasanya menyesakkan ketika benak Kevin terus dikhawatirkan untuk kehilangan Mila dalam hidupnya.
Bahkan ditengah rasa khawatirnya Kevin merasa mulai berhalusianasi. Mana bisa disaat seperti ini ia seakan mencium aroma tubuh gadisnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
ФанфикCinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan? -Louisa Mila Calysta - Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...