Dear You #CH. 25

1.5K 160 35
                                    


Sepanjang yang Galang tahu, Kevin adalah pria tegar yang dikenalnya. Begitulah pribadi Kevin yang sesungguhnya. Sekuat apapun ia meminta Kevin untuk jujur padanya hasilnya tetap sama - pria tampan itu enggan untuk membagi sedikit saja dukanya kepada Galang.

Lebih tepatnya Galang sudah bisa menebak jika alasannya tak lain karena seseorang yang terlibat dengan sahabatnya ini tak lain dan tak bukan Chandra Gunawan - ayah kandungnya. Pria ini mengetahui fakta apa yang sedang dihadapi Kevin.

"Bagaimana dengan jadwal pemotretannya?" Galang menyandarkan pinggangnya pada pagar pembatas dan menyilangkan tangan. Dengan tubuh sedikit dicondongkan pria itu terlihat santai dan menarik berbalutkan jas abu - abu mengkilapnya. Sepasang pantofel turut menyempurnakan penampilan Galang hari ini.

"Model kita kali ini termasuk salah satu artis yang terkenal karena skandalnya. Aku yakin saat ini ia tengah membuat drama baru untuk mendongkrak popularitasnya" ucap Kevin malas dengan tetap fokus pada layar laptop dihadapannya.

"Kau tidak berusaha untuk mencari model pengganti?" tanya Galang lagi. "Client kita sudah meminta agar produk -nya rilis dibulan depan. Hanya ada waktu satu minggu dari sekarang - "

"Ahh... satu minggu! Aku rasa sangat tidak mungkin untuk mencari penggantinya" potong Kevin cepat yang seakan mengingatkan Galang tentang ketidakmungkinan itu.

Pandangan Galang menyipit pada Kevin "Semenjak kau memilih untuk fokus menjalani posisimu diperusahaan ini, baru kali ini aku melihat kau seakan mengulur waktu, Vin. Bukankah kau tidak suka menunda - nunda pekerjaanmu?"

"Hah... Aku tidak percaya ini..." ucap pria itu lagi. Galang terlihat mengehela nafasnya frustasi ketika Kevin tak juga merespon. Sialnya lagi, entah apa yang dikerjakan Kevin dilaptopnya tersebut hingga tak begitu ingin menggubris yang sebenarnya pembicaraan Galang ingin lebih jauh dari hanya sekedar berbasa - basi.

Galang mengambil rokoknya didalam saku jas, menyalakan dan mulai menghisapnya. Dilemparnya rokok dan korek api ditanganya kearah meja searaya bergerak duduk disamping Kevin dengan menyilangkan kakinya.

"Besantailah sejenak jangan teralalu serius seperti itu", tawar Galang sembari menggerakkan dagunya kearah rokok yang dilemparnya tadi sesaat setelah Kevin meliriknya singkat.

Melihat itu, membuat Galang tidak bisa menahan diri untuk menatap Kevin dan menelitinya lama.

"Aku sudah lama tidak merokok"

Sontak, Galang menatapnya penuh ejekan. "Kenapa? Bukannya kau begitu sulit untuk tidak bersentuhan deng - " tapi kalimat galang terhambat oleh pikiran lain yang sudah bisa ia temukan sendiri jawabannya.

"Rupanya Mila sudah banyak mengubah dirimu..." seru Galang dengan kekehan ringan diantara ucapannya. Dan terbukti, dengan menyelipkan nama wanita itu diantara obrolan mereka bisa mengubah suasana lebih bersahabat. Lelaki tampan itu - Kevin, merespon dengan senyuman bahagia mengembang dibibirnya.

"Hampir satu minggu kita berada di Bali, maka selama itu juga ponselku bak alarm pengingat jadwal makan ku yang - "

Kalimat Kevin berhenti terucap ketika ia mendengar suara ponselnya didalam saku jas berbunyi.

Dan bunyi terdengar adalah suara ringtone yang berbeda yang memang Kevin khususkan untuk satu nomor. Dimana, Kevin harus selalu siap ketika nomor dengan ringtone itu menghubunginya. Dan Ketika Kevin sudah selesai dengan panggilannya, ia langsung mematikan laptopnya . Menyesap sisa Late hingga kandas dan menatap Galang yang terheran - heran melihatnya.

Apa aku sudah melakukan sesuatu yang salah?

"Sebaiknya kita memesan makan siang saja dulu, sudah hampir jam dua siang. Baru setelah itu kita melanjutkan pertemuan dengan para investor baru..." Kevin melihat jam ditanganya sekilas lalu beralih menatap Galang menunggu respon pria itu selanjutnya.

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang