Terkadang hati memang tak pernah ingin melihat kenyataan.
Sadar jika dirinya telah memiliki cinta yang lain.Istilah pengorbanan tetap tak akan ada artinya jika berjuang hanya dilakukan satu hati. Lalu apa aku akan menyerah? Tidak!
Aku merasa perjalananku sudah mencapai tahap dimana aku harus bertahan.
Yah, Bertahan!
Bertahan untuk tetap tidak menjadi lelaki pecundang dengan hanya membenci apa yang aku lihat. Nyantanya memang cinta yang aku punya tidaklah sedangkal itu.
Indah pada waktunya, sama sepertinya halnya menanti pelangi setelah gerimis yang kau lalui.
Dan sejauh ini aku masih berada pada titik tersebut dan aku percaya pada apa yang aku yakini.
Jalan cinta yang aku jalani sebelumnya tak bisa dijadikan sebagai guru besar yang menjadikan aku murid terpintar dengan nilai fantastic.
Karena bagaimana pun kata sempurna tak akan pernah disandang pada kita seorang manusi biasa, sama seperti aku yang hanya memilki cinta.
Dimana mencintai bagiku tidak harus membuat wanita yang aku cintai memaksa untuk juga mencintaiku. Terlebih untuk memaksakannya menjalin hidup bersamaku, itu sangat lucu!
Siapa yang bisa menjamin jika dia akan bahagia bersamaku? Sedang dirinya pun memilih untuk bertahan dan tak ingin mengorbankan yang lain.
Disini aku hanya memperjuangkan cintaku. Apa salah jika seseorang memperjuangkan cintanya? Bagiku tidak, karena aku mencintainya dengan tulus. Aku tidak melihat kesempurnaannya tapi aku melihat kekurangannya, dan aku ingin melengkapi kekurangannya itu meski akan terasa amat sulit.
-------------------------------------------------------------
"Jaga kesehatanmu dan jangan pernah berulah lagi saat kau sedang menyetir" terlihat sekali gurat kekhawatiran saat Kevin mengatakannya. Gadis cantik berambut coklat pekat itu hanya tersenyum kecil dengan anggukan mengerti.
Cukup sudah rasanya ia selalu membuat Kevin merasa khawatir apalagi dengan keadaan dimana sebenarnya ia tidak dalam keadaan baik - baik saja. Meski pria diciptakan tidak untuk menjadi sosok yang lemah, tapi tetap saja ia memiliki hati yang sewaktu - waktu tersakiti.
"Aku pikir semua akan terasa baik dan akan baik - baik saja selama kau juga merasakan hal yang sama" Anelise mengikuti langkah Kevin saat pria itu beranjak menuju pintu utama rumah miliknya. Gadis itu memandang jengah punggung pria yang sejak ia beranjak tak memberikan respon apapun akan ucapannya.
Dan itu selalu ia tunjukkan pada apapun yang menurutnya tak ingin masuk dalam pembahasan. Menyebalkan sekali bukan?
"Apa sekarang aku sedang berada diatas bangkar rumah sakit? Tidak bukan! Itu bearti aku baik - baik saja Anelise dan berhentilah mengkhawatirkan sesuatu yang tak seharusnya kau khawatirkan"
Sudah aku duga!
Pria itu malah akan membalikkan perkataan yang tentu bukan itu maksud Anelise. Dan lagi, gadis itu hanya bisa menghela frustasi melihat pria menyebalkan itu tersenyum tanpa dosanya.
"Besok Galang akan mengajakku pergi ke luar kota dalam beberapa hari" Anelise terlihat ragu saat mengucapkannya.
"Aku harap kau tid-"
"Pergilah! Lagipula semenjak keluar dari rumah sakit kau belum menghirup udara bebas sekali pun" potong Kevin cepat dan itu sukses membuat Anelise mengerucut sebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU
FanfictionCinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan? -Louisa Mila Calysta - Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...