DEAR YOU #CH. 28

1.3K 136 11
                                    

"Jadi selama ini kau...." Mila menggantungkan kalimatnya dengan sorot pandang tak percaya pada lelaki yang berdiri dihadapannya.

Sejauh yang dirinya ingat, raut wajah sayu itu sudah lama sekali tak ia temui. Atau malah hampir saja dikuburnya sedalam mungkin menjadi sebuah kenangan yang – entahlah ?

"Jawabannya IYA, Mila" ucap Adam langsung. "Boleh jadi aku telah sukses menjalankan semua keinginan papaku, tapi itu semua beralasan dan alasannya pun hanya satu – demi keluargaku, Alona dan Emelly"

Kalau sebelum ini Mila hanya menatap Adam penuh kebencian, namun melihat bagaimana tersiksanya lelaki ini saat mengatakan pengakuan tersebut. Membuat hati Mila membenarkan, sosok Adam yang dulu ia kenal tetap sama sampai dengan sekarang. Kenyataan itu rupanya tak bisa ia kesampingkan ketika secara harfiah otaknya turut menjelaskan, Jika Adam teramat sangat menderita dari arogansi dan kekejaman yang sering ia pertontonkan.

Namun itu tidak berlangsung lama, "Kau pikir aku akan bersimpati setelah menerima pengakuanmu?" ucap Mila dingin.

Mila melengoskan wajahnya, dengan tubuh yang tetap menghadap lelaki tersebut. Itu dikarenakan tubuhnya yang masih terikat sempurna pada kursi kantoran berdebu disana, bersama dengan kedua tangannya yang berada dibelakang punggungnya.

"Mengharapkan itu sama saja dengan pungguk merindukan rembulan, Mila" Adam tersenyum hambar menatap Mila yang didetik itu juga Mila berpaling dan menatapnya tajam. "Hingga aku mati pun tidak akan bisa menebus segala kes–"

"Kesalahanmu, tidak akan pernah termaafkan. Kau memanfaatkanku untuk menghancurkan Kevin, sedang tanpa perlu aku perjelaspun kau sudah sangat tahu jika Kevin adalah kebahagiaanku. Kau tidak tahu betapa sulitnya aku untuk menerima dirinya, diantara cinta yang masih aku simpan untuk lelaki brengsek sepertimu" Jujur, akhir kalimat itu bagaikan pengakuan yang paling menyakitkan untuk Mila. Tarikan nafas panjangnya menjedah ucapannya, yang setelah itu kembali menghunus jantung Adam.

"Kehadiranmu kembali dalam hidupku, benar menjadi penghancur kebagiaanku. Demi Tuhan... Apa tidak cukup untuk kalian menyiksaku dan membuatku menderita? Sekarang dengan tanpa rasa berdosa kalian juga melibatkan Kevin?" Mila memberikan penekanan disetiap kata – kata yang ia lontarkan. Cukup menjelaskan jika meski masih dalam koridor tenang, tapi ia juga sangat marah saat ini.

"Sekarang, kau mencoba membuat sebuah drama baru lagi dengan mengatakan jika Alona adalah bagian dari keluarga Andreas? Apa kau sudah gila, eh?"

Adam hanya bisa memejamkan matanya erat ketika teriakan Mila benar menyakitkan telinganya. Mungkin itu hanya sebuah alasan klise, kalau sebenarnya hatinya – lah yang tergores manakala menyadari jika ia sudah mengubah Mila sebagai wanita pesakitan seperti ini.

"Kau boleh mengatakan apapun tentangku, Mila. Bahkan jika kau ingin membunuhku pun aku siap, asal itu bisa menebus setiap kesalahan yang telah aku perbuat. Namun aku mohon percayalah padaku, papa tidak merestui hubunganku dan Alona hingga hubungan kau dan Kevin itu karena ia sangat membenci Almarhum papa Kevin – Julian Andreas" jelas Adam panjang.

Dahi Mila membentuk kerutan dalam dengan rasa ketertarikan pada apa yang baru saja dijelaskan Adam padanya. Pertanyaannya hanya satu : Apa alasan untuk kebenciannya?

"Ketidaktahuan papa akan sebuah faklah yang membuatnya harus menyimpan kebencian itu hingga sekarang, Mila" suara hati Mila terjawab sudah. Adam menggeser kursinya dengan tidak mengubah posisi duduknya membuat formasi setengah lingkaran hingga sekarang ia berada dibelakang punggung Mila.

Tangan kekarnya bergerak membuka ikatan tali yang membelit tubuh dan tangan Mila yang secara otomoatis mengubah ekpresi Mila. "Apa yang kau lakukan?"

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang