DEAR YOU #CH. 43

1.3K 138 24
                                    

2 Agustus, 1994
Our Dear Little Baby Mila

Saat aku menulis surat ini, kau sedang tidur lelap di tempat tidurmu. Usiamu 24 bulan.

Kami hanya ingin kau tahu betapa besarnya cinta dan kebahagiaan yang telah kau berikan pada kami.

Kau membuat kami menjadi keluarga yang sempurna.

Seorang bayi mungil berharga untuk Mama dan Papa.

Sebelum Mama dan Papa menikah, kami selalu berkata kalau kami ingin seorang anak perempuan.

Ketika kami berpacaran, kami sepakat kalau punya anak perempuan akan kami beri nama Mila. Dan kau lah Mila mungil itu.

Mila, kami hanya ingin memberitahumu bahwa kamu sangat istimewa bagi kami dan Tuhan membuatmu lebih istimewa dengan mengirimkanmu pada Mama dan Papa.

Keistimewaan itu berlebih ketika Tuhan sudah mempersiapkan kebahagiaan Indah untuk kau terima. Tepat dihari ini, hari bahagia yang tentu menjadi doa dari kami yang mencintaimu.

Our Love's,
"Mama dan Papa"

📝📝📝

"I Love you more..."

Mila tak bisa menghela guncangan keras yang menerpa tubuhnya. Rasa sesak yang menyerang hatinya semakin bertambah saat penjaman mata Indah miliknya menghadirkan sosok lain dari mereka yang ia rindukan.

Lita, satu-satunya orang yang menyaksikan keadaan menyesakkan itu. Ini adalah saat dimana ia seperti membawa Mila untuk mengingat kepahitan hidupnya. Meski selama hampir dua puluh empat tahun ini Lita sudah memastikan sendiri keberadaan Mila disampingnya, namun ini adalah kali pertama ia melihat sorot kepedihan dari manik Mila yang sesungguhnya. Kepedihan yang menyiratkan kerinduan.

"Bukankah kau berjanji untuk tidak menangis, sayang?"

Lita memecah keheningan beberapa saat tersebut. Mengingatkan Mila tentang percakapan mereka sebelum ini. Berpaling dari secarik kertas dipelukannya, Mila menatap Lita dengan air mata yang tak bisa berhenti.

"Mereka begitu menyayangiku, Ma!" bisik Mila dengan suara tercekat. "Hingga sampai detik ini mereka... " tak sanggup lagi melanjutkan kata-katanya. Mila sesenggukan didalam pelukan Lita. Menumpahkan segala kesedihannya disana. Tangan lembut Lita mengusap punggung Mila dengan sayang dan menenangkan, hanya itu yang bisa ia lakukan.

Seandainya kecelakaan itu tidak pernah terjadi.

Yah, berbicara seandainya hanya akan menambah kesedihan Mila. Sebab ini saja sudah cukup membuat ia semakin terpukul.

"...mereka yang medoakanmu untuk mendapatkan kebahagiaan seutuhnya. Dan kevin adalah jawaban atas doa-doa mereka"

Lita memberi jarak diantara mereka, menangkup wajah Mila dengan kedua tangannya. Memastikan wanita itu agar menatapnya.

"Sekarang tersenyumlah. Jika pun kau harus menangis, menangislah karena bahagia. Jangan biarkan kesedihan terus merundungmu, sayang" ucap Lita tulus dengan kecupan hangat dikening Mila.

"Sama seperti mereka mama turut berbahagia untukmu. Mama lega, akhirnya Tuhan mengirimkan Kevin untukmu hingga mama tidak akan pernah menyesal memberikan kamu- bidadari kecil mama kepada dia sang malaikat penjaga..."

"Kalian orang tua terbaik bagiku, tidak akan ada kata selesai diantara kita Ma... Sekalipun Kevin malaikat yang dikirim Tuhan untuk menjagaku. Karena Anugerah Tuhan yang sesungguhnya bagiku adalah kalian, orang tua luar biasa yang selama ini telah menjaga dan mendidikku dengan baik. Tanpa kalian aku tidak akan menjadi sosok seperti ini, sosok yang akhirnya bisa dicintai seorang pemuda baik dan rela berkorban demi menjaga diriku"

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang