Cinta yang besar membuatnya bertahan pada sebuah kata "Kesetiaan", namun bagaimana saat (terpaksa) kesetiaan itulah dipertanyakan?
-Louisa Mila Calysta -
Kesetiaan hanya akan membawamu pada kesengsaraan, sedang mencintai adalah anugerah. Tapi cin...
Pagi-pagi sekali Kevin mendapatkan pesan dari Deva untuk segera menuju kesalah satu kedai coffe yang ada dipinggiran Central Park. Selama beberapa hari mereka berada di New York, Deva memang tidak menemani Kevin. Itu dikarenakan Kevin yang tengah berbaik hati memberikan Deva kelonggaran waktu selama ia berada disini, dan memperbolehkan sekretarisnya untuk mengunjungi keluarganya yang menetap di NY. Selain ia juga ingin menghabiskan waktu sendiri.
Jarak hotel yang tidak terlalu jauh, membuat Kevin memilih untuk memanfaatkannya untuk berjalan kaki mengelilingi Central Park sambil melihat daun-daun kuning keemasan berguguran. Musim gugur disepanjang oktober ini membuat Kevin ingin menikmati waktu santainya sejenak , duduk di pinggir danau dengan gedung-gedung pencakar langit sebagai latar belakang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam kesendirian yang singkat itu, Kevin mulai merasakan kerinduan menerjang dadanya. Banyak cara yang ia lakukan selama ini, namun ketika keadaan memaksa Kevin untuk bertahan dalam diam. Ia akan memilih untuk bertahan dalam situasi tersebut, sekalipun hatinya menginginkan lain.
Berusaha memahami itu, Kevin pun juga mencoba belajar lebih mendalam tentang keinginan Mila yang mungkin ingin menikmati sendirinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Darling... Kau minum dulu obatnya, nanti baru tidur lagi." suara lembut dengan nada perintah memancing Kevin untuk menoleh kesisi kanannya.
Tampak seorang wanita cantik yang jika dilihat tak berbeda jauh usia dengan Mila sedang duduk dengan ponsel menempel ditelinga. Kerutan halus diantara alisnya menandakan ada sedikit kekesalan disana.
"Lukamu sudah hampir sembuh. Lain kali hati-hati...", ucap wanita berambut pirang itu dengan penekanan diakhir kalimat. Dari bahasa Indonesianya yang fasih Kevin yakin jika wanita itu pasti berasal dari Indonesia. Hanya rambut saja yang bule.
Kedua sudut bibirnya terangkat keatas ketika wanita itu berkata lagi, "Kau ini ceroboh sekali. Bagaimana bisa kau menabrak tiang listrik? Dan lagi-lagi, kalimat omelan itu kembali terdengar. Membuat senyum Kevin semakin lebar disertai gelengan kepala beberapa kali.