Prologue

1.1K 154 92
                                    

Aku terbangun di tempat asing yang rasanya familiar. Rasanya sudah kesekian kalinya aku berada disini. Aku tidak tau tempat apa ini tapi rasanya aku selalu mengunjunginya. Aku selalu terdampar disini.

Aku tau ini bukan rumahku. Tapi semua hal yang ada disini entah kenapa menunjukkan bahwa tempat ini milikku. Berkali-kali aku menyusuri foto-foto yang menampilkan wajahku yang berjejer di dinding, berkali-kali pula aku tak menemukan jawaban.

Ujung jemariku menyusuri meja hingga berhenti pada satu bingkai foto yang terasa tak asing. Aku tau foto-foto itu dan aku tau kapan dan dimana aku mengambilnya. Yang tidak aku ketahui adalah bagaimana aku dan semua kenangan dalam bentuk kertas itu bisa ada disini. Lagi pula tempat macam apa pula ini?

Mataku kembali mengamati sekitar. Sejujurnya tempat ini hampir sama persis dengan hal yang aku impikan. Rumah yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Dengan nuansa warna merah dan hitam yang berpadu. Aku suka warna hitam dan merah adalah warna kesukaan Marun.

Rumah impian.

"Hey" aku merasakan bahuku ditepuk. Ketika aku berbalik, ada senyum sehangat mentari yang menyambutku. "Lagi ngapain sih?"

"Marun?" Tanyaku ragu.

"Marsha" jelasnya. "Aku Marsha bukan Marun. Lagi-lagi kamu salah sebut" ia cemberut tapi tetap tersenyum.

Marsha? Ada bagian di kepalaku yang mengingatnya dan membenarkan bahwa dia adalah Marsha. Tetapi ada sebagian lain yang meragukannya. Ada sesuatu yang menggangguku, ada sesuatu yang mengganjal. Ku tatap wajahnya lamat-lamat sambil berpikir dalam. Aku tau dia Marsha tapi ada sesuatu dalam diriku yang meyakini bahwa dia itu Marun.

"Kamu perginya lama banget sih. Aku bosan dirumah sendirian" dia menarik tanganku untuk duduk di sofa ruang tamu.

Aku linglung. Aku mengenalnya dan aku juga mengenal tempat ini meski tidak tau persisnya ini dimana. Dan ketika akhirnya ingatan itu kembali, aku mendapatkannya.

Aku tersenyum saat pikiranku sudah kembali. Marsha disini, Marsha bersamaku.

"Hey, aku merindukanmu" aku memeluknya erat layaknya seseorang yang baru bertemu setelah bertahun-tahun berpisah.

"Aku juga merindukanmu, Fajar"

••••

My blood, sweat and tears. All my mind, body and soul. You know that all of that is yours.

.
.
.
.

To be continue

14 Februari 14:06

Syala

𝐀𝐋𝐈𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang