"Sakit tau! Mulai berani ya kamu cubit-cubit? Siapa yang ngajarin, heh? KDRT nih!" keluhnya jengkel.
Vatar mengelus-elus lengannya yang barusan dicubit Dizza.
"Kamu nyebelin..." gumam Dizza pelan berusaha menyembunyikan pipinya yang merona malu atas kelakuannya barusan, belum pernah dia menyentuh laki-laki kecuali papa dan kakaknya. Kenapa dengan Vatar dia bisa seberani itu. Bodoh sekali.
"Lemes amat mbak jawabnya, belom sarapan ya? Dimakan tu bekalnya." ledeknya seraya memindahkan gigi persnelengnya. Ia tampak konsen menyetir.
Dizza melirik Vatar penuh harap. "Serius boleh makan disini?""Iya, tapi makannya jangan berantakan ya kayak ayam nanti susah bersihinnya." ujarnya cuek lagi-lagi tanpa menatap Dizza.
Tanpa menjawabnya Dizza langsung membuka tempat bekal yang tadi dibawakan mamanya, melongok menu hari ini, menu kesukaannya, nasi goreng telur, nugget, sosis, bakso, plus ayam goreng yang masih mengepulkan asap membangkitkan semangat makannya yang sempat hilang karena kemacetan ini.
"Kayaknya nanti gak cukup deh Tar waktunya kalo kamu makan di kantin, mendingan kamu makan di sini juga." saran Dizza yang sedang mengelap mulutnya setelah makan.
"Maunya si gitu, kamu gak liat aku lagi nyupir."
Jawab Vatar tanpa mengalihkan pandangannya ke sebelah, sibuk mengamati pergerakan lambat mobil di depannya. Dizza membuka tempat bekal satunya lagi dan menyendokkan suapannya ke mulut Vatar, Vatar yang tak menduga itu menjauhkan mulutnya. Menolak suapan dari cewek di sebelahnya.
"Buka mulut kamu! Aku suapin." paksa Dizza kembali menyorongkan sendok ke mulut Vatar.
"Aku gak mau bekas sendok kamu, nanti kamu punya penyakit apa nular ke aku."
"Aku bawa sendok dua, jangan suudzon deh! Lagian aku gak penyakitan."
"Aku maunya disuapin kamu dari mulut ke mulut, gak mau pake sendok!"
Dizza terdiam sebentar dan berteriak.
"VATAR KURANG AJAR.....!! OMES....!"
"Hahahahaha kamu emang pinter dalam pelajaran tapi kamu lemot dalam pergaulan yah...hahaha kode kayak gitu aja gak ngerti."
Dizza cemberut, membuang mukanya ke arah lain malu diledek Vatar, Vatar yang tau Dizza sedikit ngambek menyuapkan makanan yang tadi belum sempat dimakannya mengambil makanannya di pangkuan Dizza sendiri, sadar itu berbahaya karena Vatar sedang mengemudi Dizza menyuapkan suapan yang kedua masih dengan tampang ngambeknya.
"Aduh muka kamu jangan begitu dong, sayang masakan mama kamu yang enak ini jadi gak enak gara-gara muka kamu yang begitu."
Dizza menggeram kesal dan kembali mencubiti Vatar membabi buta, Vatar tidak bisa membalasnya kekuatan cewek di sebelahnya begitu luar biasa bila sedang ngambek sepertinya nanti dia harus beli koyo untuk menyembuhkan denyut-denyut cubitannya. Atau membeli dermatix mungkin, untuk meyamarkan bekas lukanya. Vatar sudah pasrah.
"Seneng bener yang berangkat bareng gebetan, progress nya bagus ni kayaknya."
Goda Kevin saat mereka berpapasan di koridor kelas, Vatar cuma nyengir sedikit malas menanggapi godaan Kevin mengenai kebahagiaanya pagi ini. Kevin tau mereka berangkat bareng karena dia memarkirkan mobilnya di samping mobil Vatar.
"Rese aja lo, cari telolet sana!"
"Gue mah nyari toilet. Ikut yuk Tar."
"Najis!"
"Ah lo suka sungkan gitu biasanya kalo ada yang kuning-kuning langsung lo jilat-jilat."
"Pergi lo! Dasar muka jamban!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Dizza [COMPLETED]
Novela Juvenil[1-69 PRIVATE STORY, FOLLOW FIRST TO READ FULL CHAPTER] Dizza Mazaya Azalea si cewek yang berprinsip tidak ingin pacaran, mengelabui cowok-cowok yang mengejarnya dengan berakting menjadikan kakak laki-lakinya sebagai pacarnya. Dizza membenci Vatar...