"Tar? Tar? Bangun, Woi?" ujar Kevin menepuk-nepuk pipi Vatar agar bangun, cowok itu masih pulas saat Kevin dan Dody memasuki kamar. Ternyata Vatar tertidur di balkon kamar semalam. Ia lupa pindah ke tempat tidur setelah keasyikan melamun.
"Hah? Udah pagi nih?" gumam Vatar kebingungan, matanya masih lengket untuk dibuka. Ia memijit-mijit dahinya yang sedikit pening akibat terkejut dibangunkan oleh suara cempreng Kevin. Dody cekikikan di belakang punggung Kevin, lucu melihat muka bangun tidur Vatar.
"Udah siang, Tar! Lo ngapa tidur di sini? Untung aja nggak jatoh lo."
"Lo mau kemana? Rapi amat." tanya Vatar tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan Kevin. Vatar heran dengan penampilan kedua sobatnya yang mengenakan kemeja dan celana formal, menurutnya baju itu terlihat aneh bila mereka yang menggunakan, terkesan terlalu rapi, lagipula ini hari libur dan tidak mungkin Kevin memaksakan meminta hasil UTS. Karena jika bukan orang tua yang mengambil, hasil UTS itu tidak akan diberikan kepada siswa.
"Gue sama Dody mau perpanjang SIM, lo mau ikut nggak?" tanya Kevin seraya duduk si sebelah Vatar.
Vatar menguap, "Ah, males,"
"Terus? Hari ini lo mau kemana?" tanya Kevin lagi, kepo.
"Nggak kemana-mana, pengen di rumah aja."
"Abis dari samsat kita jalan nyok? Udah lama ni nggak nge-mall bertiga." sela Dody yang daritadi diam saja mendengarkan ajakan Kevin yang selalu di tolak Vatar. Mungkin kalau dirinya yang mengajak, Vatar mau ikut.
"Iya, Tar! Ikut aja yuk, daripada lo kutuan di rumah." tambah Kevin.
"Males."
"Ck, gue traktir makan ntar. Cuss kuyy." bujuk Kevin. Ia berharap setelah diiming-imingi traktiran cowok itu akan berubah pikiran.
"Maless Vin,"
"Ah, nggak asik lo. Masak gue jalan berdua doang sama Dody.. Mana malem minggu lagi. Ntar orang pada ngira kita gay. Iya nggak Dod?"
Dody tersenyum jahil, "Iya, Tar. Mending lo ikut aja. Mumpung Kevin lagi baik noh."
"Gue lagi nggak mood ngapa-ngapain. Udah deh lo pergi berdua aja." ujar Vatar memberikan alasan, ia benar-benar tidak ingin keluar rumah hari ini.
Dody mendesah kecewa. "Yaelah."
"Beneran ni Tar, lo nggak ikut?" tanya Kevin lagi memastikan sekaligus memaksa. Ia sudah bangkit dari duduknya hendak mengambil kunci mobil yang terselip diantara dompet dan sisir kecilnya.
Vatar menghela napas, lelah menanggapi mulut bawel soulmate-nya itu. "Iyaa."
"Ya udah, kita berangkat ya? Ntar siang-siang keburu ngantri. Selamat bobo ganteng aja deh lo Tar di rumah. Hahaahaha."
Kevin dan Dody sudah meninggalkan kamar, Vatar beranjak dari balkon dan mengambil handuk untuk mandi. Rasanya badan sakit semua. Tentu saja sakit, dari kemarin ia tidur sembarangan. Kemarin sore tidur di dalam mobil dan semalam di teras balkon. Itu bukan tempat yang layak untuk dijadikan tempat beristirahat.
Vatar sangat lapar pagi ini, ia menghabiskan seluruh sajian makanan yang disuguhkan asisten rumah tangganya di atas meja. Bahkan, dessert yang biasanya tak pernah disentuh kini sudah raib. Memalukan memang, tapi ia berada di rumah sendiri. Untuk apa malu-malu? Lagipula sepertinya orang tuanya sedang pergi.
Setelah selesai makan Vatar kembali ke kamarnya, ia ingin bermalas-malasan hari ini. Melamun di balkon seperti semalam cukup menyenangkan. Vatar kembali ke posisi semula dimana ia duduk semalam. Angin semilir membuat hatinya sejuk. Vatar berencana ingin menanam lebih banyak lagi pohon di rumahnya agar suasana rumahnya seperti di kebun raya.
![](https://img.wattpad.com/cover/94197555-288-k380572.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Dizza [COMPLETED]
Jugendliteratur[1-69 PRIVATE STORY, FOLLOW FIRST TO READ FULL CHAPTER] Dizza Mazaya Azalea si cewek yang berprinsip tidak ingin pacaran, mengelabui cowok-cowok yang mengejarnya dengan berakting menjadikan kakak laki-lakinya sebagai pacarnya. Dizza membenci Vatar...