47. LOL You're Not Dizza II

870 187 55
                                    

Dita menunggu Vatar di depan kelas XII, ia tampak cemas dengan hilangnya Vatar pada hari minggu. Vatar tidak membalas pesan dan mengangkat teleponnya, padahal malam minggunya mereka baik-baik saja. Ia heran dengan sikap pacar barunya itu, ia sangat merindukan Vatar walau baru sehari tidak bertemu.

"Vatar... Semalem kok nggak angkat telepon aku? Kenapa?" tanya Dita saat Vatar baru saja akan memasuki pintu kelas. Vatar tidak mempedulikannya. Kevin dan Dody yang setia menjadi dayang-dayang Vatar mencoba menenangkan Dita.

"Vatarnya lagi nggak mood ketemu lo..."

"Kenapa sih? Aku salah apa?"

Saat Dody akan menjawab pertanyaan Dita, Vatar menarik tangan Dody menjauh dari Dita dan Kevin, Kevin melongo... Kenapa yang ditarik hanya Dody? Dirinya tidak? Atau Vatar mau balas dendam membiarkan Dita berdua saja dengannya? Senjata makan tuan...

"Dod, tulisan lo lebih bagus dari Kevin... Tolong tulisin di belakang punggung gue.." perintah Vatar sambil memberikan spidol permanen berwarna hitam pada Dody, Dody masih bingung... Ia tidak mengerti perintah aneh sobatnya ini. Vatar membuka jaket varsity-nya dan melemparnya ke meja.

"Tulis di baju lo? Lo gila, Tar! Ini seragam sekolah!"

"Cepet, Dod! Gue emang udah gila!" bentak Vatar tidak sabaran, Dody sampai terkejut mendengarnya. Vatar sarapan apa pagi ini? Galak amat...

"Oke... Tulis apa?"

"LOL YOU'RE NOT DIZZA MAZAYA AZALEA. Kapital semua ya, Dod." titah Vatar sambil menoleh ke belakang punggungnya. Dody hanya bisa mengangguk.

Walaupun masih bingung, Dody mengikuti saja perintah Vatar. Ia takut dibentak lagi seperti tadi. Mungkin Vatar habis sarapan tawon crispy hingga bisa segalak itu...

Setelah Dody selesai menuliskan apa yang diperintahkan Vatar, cowok itu mengambil lagi jaketnya lalu menuju ke arah Kevin dan Dita yang masih bercakap-cakap. Vatar menarik tangan Kevin.

"Vin, gue mau ngomong empat mata sama Dita... Tugas lo fotoin gue dari belakang, dan pastikan tulisan di belakang punggung gue ini keliatan." ujar Vatar sambil membalikkan punggungnya agar Kevin melihat tulisan tersebut. Wajah Kevin terlihat terkejut, tapi Kevin tidak berani protes karena melihat ekspresi Vatar yang serius.

"Gue nggak tau tujuan lo apa... Tapi, kalo gue fotoin pake handphone... Si Dita bakalan tau dan lo pasti repotkan nanti ditanya-tanya?"

"Lo pake ini... Lo pencet aja tombol yang kuning." ujar Vatar sambil memberikan sebuah pulpen yang baru Kevin ketahui itu adalah pen cam. Vatar memakai lagi jaketnya.

"Ow, shit... You have a cool stuff and you didn't tell me?" protes Kevin sambil mengacungkan pulpen itu. Vatar tak menjawabnya lalu menghampiri Dita, sementara Kevin dan Dody masih menilik-nilik benda ajaib yang mereka pikir hanya ada di kantong doraemon. Vatar memang sialan! Menyimpan barang keren ini sendirian..

"Vatar? Kamu keringetan tuh, jaketnya dibuka dong..." ucap Dita khawatir melihat Vatar yang berkeringat dan wajahnya sedikit pucat. Walau tidak disuruh Dita pun ia pasti membuka jaketnya. Ia sengaja memakainya agar orang lain tidak tahu ada tulisan di belakang punggungnya. 

"Kamu mau ngomong apa tadi?"

"Kamu marah sama aku?" tanya Dita sambil memegang rahang Vatar, Vatar menyingkirkan tangan Dita dari wajahnya. Ia tidak suka dipegang-pegang.

Vatar menghela napasnya. "Iya, kita putus aja ya? Aku ilfil sama kamu.."

"Aku nggak mau putus."

"Tapi, gue mau... Maaf." ujar Vatar sambil menengok ke arah belakang, ia ingin memastikan Kevin sudah melaksanakan tugasnya atau belum..

"Alesannya apa? Aku nggak ngerti." tanya Dita penasaran plus panik, ia tidak menyangka belum genap sebulan mereka jadian Vatar sudah minta putus. Menurutnya itu tidak masuk akal. Vatar menoleh lagi ke arah Dita. Menatapnya dingin seolah tidak ada lagi antusiasme di sana.

Rahasia Dizza [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang