"Kita pulang, Deb.." gumam Dizza pelan pada Debbi yang masih menonton Vatar dan Diana. Debbi pun segera mengejar Dizza yang sudah berjalan duluan. Debbi tahu Dizza sakit hati melihat kemesraan Vatar dan Diana. Ia sengaja tidak berkata apapun. Apa dokter jomblonya itu menangis?
Debbi sudah berjalan di samping Dizza, Debbi memperhatikan wajah dokter jomblonya itu yang mendung. Ia yakin sebentar lagi Dizza menangis. Malang betul nasibnya, sudah menunggu duabelas tahun tapi Vatar malah akan menikah dengan orang lain. Sayup-sayup Debbi mendengar nama Dody dipanggil ke atas panggung. Ada apa? Apa Diana tunangan Dody?
Walaupun mereka sudah menjauhi panggung, tapi suara Vatar masih terdengar karena dia menggunakan pengeras suara. Dody merupakan orang terpenting yang menjaga Dizza selama ia tidak ada. What? Dizza? Maksud Vatar orang yang bernama Dizza itu dokter jomblo yang sedang patah hati ini? Vatar masih memikirkan dan peduli dengan Dizza walau mereka berbeda benua? Ada yang tidak beres...
Debbi menoleh ke arah panggung, Vatar sedang bersalaman dengan Dody. Diana dan Dody kini berada di belakang Vatar. Vatar kembali berbicara dengan pengeras suara, ia masih akan memanggil orang yang sangat berarti seumur hidupnya. Cinta pertama dan cinta masa depannya. Nama yang juga masih berawalan huruf D, Dizza...
Debbi terkejut mendengarnya. Jadi, Diana itu siapa? Bukan tunangan Vatar? Jika Diana itu tunangan Vatar tidak mungkin dia memanggil perempuan lain agar berdampingan dengannya di atas panggung. Itu artinya Vatar juga menjaga hatinya hanya untuk Dizza dan dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka saling menunggu duabelas tahun ini. OMG...
"Kepada saudari Dizza agar segera naik ke atas panggung. Terima kasih." panggil Vatar melalui microphone. Matanya mencari sosok Dizza berada tapi gadis itu tidak nampak. Apa dia sudah pulang?
"Dok? Dokter?" panggil Debbi pada Dizza, Dizza sudah berjalan agak jauh karena Debbi berhenti untuk melihat apa yang terjadi di atas panggung. Dokter jomblonya itu bolot juga dipanggil dua kali tidak menoleh. Debbi berlari dan menahan Dizza agar berhenti melangkah dengan menarik tangannya.
"Dokter ih! Dipanggil juga!"
"Apaan sih, Deb?! Saya mau pulang." Dizza berteriak dan berbalik kesal menatap Debbi. Ada apa anak bawangnya ini menghentikan langkahnya? Apa kurang jelas ucapannya barusan kalau dirinya akan pulang?
"Dokter dipanggil Pak Vatar tuh.." ucap Debbi sambil menunjuk ke arah panggung. Dizza hanya mendengus sebal.
"Kamu ngelawak? Nggak lucu."
"Beneran itu dipanggil Pak Vatar. Emang Dokter nggak denger?"
"Nggak, jangan panggil saya Dokter. Di sini saya merasa jadi pasien, pasien sakit hati!"
"Terus saya manggil apa? Kakak? Mbak? Tante? Ibu?"
Dizza menggertakkan giginya kesal. "Saya belom ibu-ibu, Debbi..!"
"Sebentar lagi jadi Ibu Andromeda. Cepetan Bu itu udah dipanggil."
"Sialan kamu ya, Deb." rutuk Dizza dan kembali melanjutkan langkahnya. Bertepatan dengan itu Vatar kembali memangil Dizza.
"Sekali lagi panggilan kepada Dokter Dizza Mazaya Azalea. Sp. OG. Harap naik ke atas panggung karena acara akan segera dimulai."
Dizza membeku. Ia bergeming ditempatnya. Apa maunya si Vatar itu? Acara kan sudah dimulai daritadi, kenapa meminta dirinya naik ke sana? Apa dia sedang merayu? Mau minta diyasinkan? Belum cukupkah Vatar mengerjainya dengan penantiannya selama duabelas tahun? Sial.
"Pak satpam tolong kunci gerbangnya ya? Nggak ada yang boleh pulang sebelum acara ini selesai." ucap Vatar lagi, ia sudah mengetahui keberadaan Dizza yang hendak keluar pagar. Vatar memberi kode pada Dizza melalui tangannya agar mendekat ke panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Dizza [COMPLETED]
Teen Fiction[1-69 PRIVATE STORY, FOLLOW FIRST TO READ FULL CHAPTER] Dizza Mazaya Azalea si cewek yang berprinsip tidak ingin pacaran, mengelabui cowok-cowok yang mengejarnya dengan berakting menjadikan kakak laki-lakinya sebagai pacarnya. Dizza membenci Vatar...