39. Welcome Singapore

1K 196 31
                                    

Konser dimulai pada pukul delapan malam, mereka punya waktu untuk istirahat sebentar. Konser tidak akan berlangsung hingga dini hari, jadi mereka masih bisa menggunakan transportasi umum untuk kembali ke hotel dimana mereka menginap. Kevin yang tidak bisa diam, mengambil inisiatif untuk mengajak dua sobatnya itu nonton bioskop.

"Daripada bengong mending kita nonton yuk ah. Masih lama kan jam enam." ajak Kevin sambil melihat jam tangan digitalnya.

"Baru juga nyampe, Vin.. Istirahat dulu kali." jawab Vatar yang sedang meng-unpack travel bag-nya, hendak menyusun bajunya ke dalam lemari. Baru saja ia berencana tidur-tiduran, Kevin sudah mengajaknya jalan-jalan. Sobatnya itu memang tidak kenal lelah.

"Nanti di dalem bioskop juga duduk doang, nyantai-nyantai.. Daripada nunggu di sini nggak guna. Mending jalan kan nyari pengalaman?" ujar Kevin, menaik turunkan alisnya.

"Emang lo tau bioskopnya dimana?" tanya Dody.

"Elah, di Kallang Wave Mall kan ada cinema-nya.."

"Oie...ya udah. Tapi, tiket lo yang bayar kan? Soalnya budget gue cuma dikasih buat jajan sama oleh-oleh doang nih." keluh Dody yang langsung membuka dompetnya, isinya hanya beberapa lembar uang dolar singapura. Vatar dan Kevin tertawa melihat isi dompet Dody.

"Lo berdua gue bayarin. Tenang aja."

Vatar dan Dody memekik girang. "Yeayyy, bos baru nih."

Kevin hanya tersenyum sombong mendengar sebutan baru dari dua sobatnya. Sebutan kali ini lebih bagus dari sebutan yang satunya, yaitu banci kaleng.

Mereka keluar hotel setengah dua siang setelah sebelumnya makan siang terlebih dahulu di restoran hotel. Mereka bisa melihat pemandangan di luar ruangan yang dindingnya bermatrial kaca, kolam renang bersama yang besar dan bersih terpampang di depan mereka. Kevin senang melihat ke luar karena banyak orang yang sedang berenang hanya menggunakan bikini.

Antrian gate stadium untuk standing ticket sudah dimulai pada pukul sebelas siang tadi, namun mereka enggan ikut mengantri karena gate baru akan di buka pada pukul enam petang. Mereka tidak mau terlalu lama menunggu di tempat yang sama, apalagi untuk anak yang tidak bisa diam seperti Kevin. Pasti di sana dia akan mengeluh kebosanan.

Setiba di bioskop, mereka melihat-lihat jadwal film apa saja yang akan diputar siang ini. Kevin sempat menghilang dari dua sobatnya itu yang sedang sibuk masing-masing. Vatar dan Dody sampai tidak menyadari kalau Kevin sudah tidak bersama mereka lagi. Mungkin cowok itu mempunyai urusan sendiri hingga meninggalkan teman-temannya.

"Kita nonton apaan nih? Wuih banyak film baru, ah tapi masih coming soon.. Kampret." umpat Vatar sambil mengamati poster film yang berjajar di sebelah tempat pembayaran tiket. Kebanyakan adalah film action favoritnya.

"Iya, kalo kita nonton duluan di sini kan kita bisa cerita sama anak-anak di kelas." timpal Dody, ia ingin menonton film petualangan tapi tidak ada film bergenre itu di jadwal hari ini.

Vatar manggut-manggut, "Ho, oh.. Bener banget, Dod."

"Protes aja lo pada... Karena gue yang traktir nonton, lo berdua harus nonton ini nih..." celetuk Kevin yang tiba-tiba muncul di antara mereka berdua yang masih asyik memilih-milih film. Tangan Kevin sudah memegang tiga lembar tiket bertuliskan fifty shades darker.

"Elo gila kali Vin ngajakin kita berdua nonton begituan! Lo mau ngeracunin kita?" sembur Vatar tidak terima dengan rencana Kevin dengan mengajak serta dirinya untuk menonton film semacam itu. Apalagi mengajak Dody juga.

"Nggak parah-parah amat kali filmnya." sahut Kevin santai sambil mengipas-ngipaskan lembaran tiket di tangannya.

"Lo tau darimana? Lo aja belom nonton. Ayo Dod, kita beli tiket film lain aja." Vatar menginstruksikan Dody agar ikut bersamanya. Dody bingung harus mengikuti siapa, jadi ia masih mematung di tempat semula.

Rahasia Dizza [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang