When you nod your head yes
But you wanna say no
What do you mean?
When you don't want me to move
But you tell me to go
What do you mean?●●●
"Tidak memakai dasi, sabuk, baju dikeluarkan. 30 poin sanksi untuk........ah kau lagi, aku bosan mencatat namamu."
"Ya nggak usah dicatet kalo gitu, ribet amat dah lu."
"Cepet ke tengah lapangan. Upacara mau dimulai"
"Ye jangan songong lu merintah kakak kelas gitu."
"Aku ketua OSIS."
Justin tertawa keras.
"Babu sekolah aja bangga lu."
Aku membuang nafas kasar sampai-sampai poniku berantakan. Di pagi yang cerah ini sudah ada yang menguji kesabaranku. Siapa lagi kalau bukan Justin Bieber, si brandal sekolah.
Kali ini aku meninggalkan Justin begitu saja tanpa memaksanya ke lapangan karena aku tahu bicara dengan Justin itu seperti bicara dengan tembok.
Namun tangan kekarnya menahan kepergianku.
"Apaan sih?!"
"Kok lu ga maksa gue kaya biasanya?"
"Mau kamu tuh apa sih? Aku udah mencoba dengan cara baik malah pengen cara kasar."
"Nah ini yang gue mau, bikin lu bete."
***
Suasana kantin sekolah hari ini lebih ramai dari biasanya. Berdesakan dengan siswa lain berhasil membuat seragamku berantakan. Ternyata butuh usaha ekstra untuk sampai ke warung bakso Pak Gaga, langgananku.
"Eh ada ketua osis"
Sapa sebuah suara yang sangat aku kenal. Justin & gerombolannya. Aku tak menggubris sedikitpun sapaan mereka. Membuang muka seaakan mereka tak terlihat."Gue punya tawaran."
Aku tetap tidak menjawab.
"Lo mau ngantri sepanjang itu? Sampe bel masuk bunyi pun lu gak akan dapet bakso itu."
"Maksud kamu?"
"Ah ngomong juga lu akhirnya." Kata dia tertawa kecil.
Aku kembali membuang muka ku. Rese! Untuk apa aku menggubris Justin?
"Gue kan ngantri nya udah di depan nih. Lo mau nitip gak sama gue?"
"Gak."
"Yakin?"
"Gak. Bawel."
"Yaudah ngantri aja lu sampe bangkotan."
Benar juga. Aku bergelut dengan pikiranku sendiri. Kalau aku mengantri, bel masuk akan segera berbunyi dan aku lapar sekali. Tapi apa aku bisa mempercayai Justin?........
"Yaudah deh. Bakso telur 1 pakai mie kuning."
Justin menyeringai.
"Ok. Lo duduk aja tuh disitu." Tunjuk Justin ke meja tengah. Aku pun menuruti apa yang dikatakannya.
Beberapa menit kemudian pesananku datang.
"Kenapa pakai bawang goreng? Aku nggak suka." Ucapku.
"Lah lu kaga bilang. Bawel amat si pisahin aja pake sendok." Balas Justin sambil menyodorkan sendok padaku.
Aku menggerutu lalu mulai memisahkan bawang goreng satu-persatu. Ternyata memisahkan bawang-bawang ini cukup memakan waktu juga. Saat aku selesai memisahkan bawang, Justin sudah menghabiskan baksonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Justin Bieber As Your Boyfriend
FanfictionWhen you see him as a man, not as an idol. Ini adalah kumpulan fanfiction/imagine tentang Justin Bieber. Setiap cerita didasarkan pada salah satu judul lagu dari Justin. So yeah kamu yang senang berimajinasi harus membaca ini. Semoga kalian menyukai...